AMBON, Siwalimanews – Pengetatan pergerakan orang melalui pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Ambon bukan jaminan angka penularan Covid-19 menurun.

Rekor tertinggi kasus baru se­jak Jumat (7/8) hingga Mi­nggu (9/8), untuk Kota Ambon mencapai 95 kasus.

Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Maluku, Kasrul Se­lang dalam rilisnya kepada Si­walima, Minggu (9/8) menje­las­kan, penambahan kasus ter­konfirmasi untuk Kota Ambon pada Jumat (7/8), sebanyak 58 kasus. Kemudian pada Sabtu (8/8) sebanyak enam kasus.

Selanjutnya  pada Minggu (9/8), sebanyak 31 kasus.

Dengan penambahan 95 kasus yang terkonfirmasi di Kota Ambon, sampai saat ini jumlah total ter­konfirmasi sebanyak 949 kasus ter­diri dari sembuh 571 orang, dirawat 359 orang dan meninggal dunia 19 orang.

Baca Juga: Komisi I Dorong Pemkot Bikin Aturan Wajib Masker

Kepala Dinas Kesehatan (Kadin­kes) Kota Ambon, Wendy  Pelu­pessy mengatakan, pergerakan orang tidak diimbangi dengan pember­lakuan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, men­cuci tangan dan menjaga jarak aman antar warga.

Menurut Pelupessy,  Pemkot su­dah wanti-wanti membatasi pergera­kan masyarakat meskipun sudah masuk pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Tran­sisi. Tapi hal itu kembali kepada kesadaran masyarakat.

Selepas PSBB tahap I, II kemudian masuk PSBB Transisi, masyarakat Kota Ambon seakan baru terlepas dari sebuah beban berat, sehingga terkesan lepas kontrol dari sisi per­gerakan orang.

Akibat pergerakan orang yang ti­dak terbendung, kesempatan Covid-19 berkembang. Covid-19 identik dengan pergerakan orang. Semakin tinggi pergerakan orang, semakin bebas juga virus berkembang.

“Kita berharap dengan masuknya Ambon di zona merah ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan warga Ambon sendiri. Jika ingin kembali ke zona orange dan zona lain­nya, masyarakat sebaiknya patuhi protokol kesehatan,” pungkas Pelu­pessy.

Angka Kematian Tinggi

Disisi lain Pelupessy mengklaim peningkatan angka kematian men­jadi penyebab Kota Ambon masuk kate­gori zona merah dengan resiko ti­nggi penyebaran Covid-19. Dikatakan, penambahan jumlah orang yang meninggal berpengaruh terhadap skor Kota Ambon. Sebab skor peni­laian sebuah daerah masuk zona tertentu sangat dipengaruhi angka kematian.

“Kematian berpengaruh kepada skor yang kita miliki saat ini. Pak presiden menekankan semua daerah harus memenuhi tiga hal yakni tekan seminimal mungkin angka kematian, meningkatkan angka kesembuhan dan menekan nilai positif seminimal mungkin dalam artian kita bisa mengendalikan penyebaran Covid-19 itu. Dan skor paling tinggi itu ada di angka kematian,” beber Pelu­pessy di Ambon, Jumat (7/8).

Ia menjelaskan, meskipun angka kematian di Kota Ambon berada dibawah angka kematian nasional tidak dapat membuat Kota Ambon menuju zona aman. Justru  berban­ding terbalik, Kota Ambon kembali memasuki zona merah yang sebe­lumnya telah dilewatinya.

Kota Ambon Terbanyak

Data Gugus Tugas Covid-19 Ma­luku sampai dengan Minggu (9/8) merilis Maluku kini tembus 1.330 kasus. Terbanyak Kota Ambon de­ngan 949 kasus terdiri dari sembuh 571 orang, dirawat 359 orang dan meninggal dunia 19 orang.

“Dalam tiga hari, jumlah orang terkonfirmasi terpapar virus corona di Maluku tembus 109 kasus baru. Penambahan 109 kasus baru ini yakni Jumat (7/8) sebanyak 71 ka­sus, Sabtu (8/8) sebayak 6 kasus dan Minggu (9/8) sebanyak 32 kasus.

“Terbanyak dalam tiga hari ada di Kota Ambon sebanyak 95 kasus se­dangkan 5 dari Kota Tual, Kabu­paten Malteng, Kabupaten SBB dan Kabupaten Buru masing-masing 3 kasus,” beber Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Maluku, Kasrul Se­lang dalam rilisnya kepada Siwa­lima, Minggu (9/8).

Kasrul menjelaskan, penambahan kasus pada Jumat sebanyak 71 kasus terdiri dari Kota Ambon seba­nyak 58 kasus, Kabupaten SBB 3 kasus, Kabupaten Buru 3 kasus, Kabupaten Malteng 2 kasus dan Kota Tual 5 kasus.

Penambahan 58 kasus di Kota Ambon yakni  perempuan inisial PRL (31), perempuan inisial APN (23), laki-laki inisial EP (42), laki-laki inisial RT (39), perempuan inisial ROR (33), laki-laki inisial AF (28), perempuan inisial ES (37), perempuan inisial T (44), perempuan inisial NSR (31), perempuan inisial AHJ (39), perempuan inisial L (41), perempuan inisial HU (33), perempuan inisial  GIS (40), perempuan inisial Y (31), perempuan inisial  AE (37), perem­puan inisial VA (32), perempuan inisial JJK (38).

Dan perempuan inisial ST (29), laki-laki inisial DS (35), laki-laki inisial DP (31), laki-laki inisial I (36), laki-laki inisial SP (46), laki-laki inisial R (37), laki-laki inisial KAS (25), perempuan inisial FD (34), perem­puan inisial MOL (37), laki-laki inisial MSH (19), perempuan inisial IT (41),laki-laki inisial IEP (37), laki-laki inisial ARS (45), laki-laki inisial FAN (14), laki-laki inisial BM (22), laki-laki inisial JS (53), dan perempuan inisial CEA (40).

Kemudian perempuan inisial  DRF (17), perempuan inisial IP (45), laki-laki inisial BR (18), laki-laki inisial IGM (19), laki-laki inisial AK (52), perempuan inisial GAA (14), laki-laki inisial AJM (26), laki-laki inisial HL (25), laki-laki inisial TAD (7), laki-laki inisial YJ (32), perempuan inisial AKS (34), perempuan inisial NP (51), laki-laki inisial SH (29).

elanjutnya  laki-laki inisial K (45), laki-laki inisial SI (28), laki-laki inisial ESN (26), laki-laki inisial S (40), pe­rempuan inisial FJ (27), perempuan inisial DK (54), laki-laki inisial AM (44), perempuan inisial WW (47), perempuan inisial SMP (25), laki-laki inisial MA (54), dan perempuan inisial MMN (58).

Penambahan 6 kasus di Kota Ambon pada hari Sabtu (8/8) yakni  laki-laki inisial RJA (32), laki-laki inisial GAP (52), perempuan inisial ENT (47), laki-laki inisial OT (43), laki-laki inisial AT (49) dan perempuan inisial CLL (53).

Sedangkan penambahan 31 kasus dari Kota Ambon pada Minggu (9/8) masing-masing perempuan inisial AN (38), perempuan inisial VS (22), laki-laki inisial FMB (26), laki-laki inisial YKB (22), laki-laki inisial NN (46), perempuan inisial  MAB (24), perempuan inisial NBP (31), perem­puan inisial EMR (81), perempuan inisial HN (73) dan laki-laki inisial AHN (15).

Kemudian  perempuan inisial FMA (27), perempuan inisial PKA (29), perempuan inisial VWK (23), perempuan inisial AMM (9), pe­rempuan inisial DPS (54), perempuan inisial NR (44), perempuan inisial MS (66), perempuan inisial SAL (26), laki-laki inisial JAS (39), dan laki-laki inisial BST (26)

Selanjutnya perempuan inisial RWW (49), perempuan inisial JRP (36), perempuan inisial FDR (5), perempuan inisial VP (43), laki-laki inisial AFM (10), laki-laki inisial MRS (9), laki-laki inisial RRW (31), perempuan inisial CW (27), laki-laki inisial AMK (56), laki-laki inisial AW (58) dan perempuan inisial NLR (32).

Sedangkan penambahan 5 kasus dari Kota Tual pada hari Jumat (7/8) yakni laki-laki inisial DS (33), perempuan inisial NE, perempuan inisial ESU (19), laki-laki inisial AHK (4) dan AA (36).

“Terkonfirmasi di Kota Tual se­jauh ini sebanyak 59 kasus, 17 pa­si­en dinyatakan sembuh,” kata Kasrul.

Penambahan masing-masing 3 kasus dari Kabupaten Buru pada Jumat (7/8) yakni perempuan inisial RR (39), laki-laki inisial JT (19) dan laki-laki inisial MFL (19). Sedangkan penamban 3 kasus juga dari kabu­paten SBB  yakni perempuan inisial NP (36), perempuan inisial BW (30), dan perempuan inisial RK (51).

Sementara dua dari kabupaten Malteng pada Jumat (7/8) yakni perempuan inisial NU (55), dan laki-laki inisial IL (54). Sedangkan pe­nambahan 1 kasus juga dari Malteng pada Minggu (9/8) yakni laki-laki inisial AH (54).

PDP Turun

Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) tidak mengalami perubahan namun pasien dalam pengawasan (PDP) di Maluku menurun. Sampai dengan Minggu 9 Agustus, jumlah ODP sebanyak 395 orang masing-masing Kota Ambon 384 orang dan Kabupaten Maluku Tengah 11 orang. Sedangkan jumlah PDP 81 orang terdiri dari Kota Ambon sebanyak 78 orang dan Kabupaten Malteng 3 orang. (Mg-6/S-39)