AMBON, Siwalimanews – Cuaca ekstem yang menanda Indonesia termasuk di wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya membuat beras ratusan ton belum bisa dibongkar dari atas kapal.

Kapal yang membawa beras telah berada di sekitar pelabuhan namun belum bisa dilakukan bongkar muat akibat cuaca buruk.

“Tesedia 420 ton beras yang akan bongkar di Pela­buhan Moa kalau kondisi alam atau cuaca membaik akan memung­kinkan kapal tol laut berlabuh tambat di pelabuhan,” kata Kepala Dinas Per­industrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM MBD, M. J. Untajana.

Ia mengaku pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak Kantor Syahbandar Pelabuhan Moa.

Ia menambahkan, kapal tol laut tersebut telah melakukan aktivitas bongkar muat di pelabuhan Kisar dan Letti, dan harusnya juga di Pelabuhan Moa, namun kondisi cuaca yang kurang bersahabat sehingga tertahan hingga saat ini.

Baca Juga: Pemulangan Pengungsi Kariu tak Pasti, Pemda Harus Konsisten

Ia berharap, masyarakat dapat memahami kondisi yang ada dan tidak perlu panik apalagi mengarah ke panik buying, karena masih ada stok beras di beberapa distributor.

“Kami berharap, kondisi cuaca segera redah dan memungkinkan kapal sandar sehingga aktivitas pembongkaran beras bisa berjalan,” ujarnya.

Ia juga meminta masyarakat tidak panik karena stok beras kebutuhan aman sampai beberapa bulan kedepan.

“Sesuai dengan hasil pantauan dan laporan yang ada maka ketersediaan stok bahan pokok termasuk beras aman hingga bulan Februari 2023 mendatang,” jelasnya.

Lanjut untajana, harusnya kondisi stok beras masih aman hingga saat ini namun karena ada permintaan kebutuhan beras yang tinggi menyambut Hari Raya Natal dan Tahun Baru baik di Pulau Moa, Kecamatan Lakor dan Mdona Hyera serta cuaca ekstrim sehingga berdampak pada kelangkaan di beberapa distributor beras di Kota Tiakur.

“Stok beras sebenarnya aman tetapi karena dipengaruhi oleh permintaan kebutuhan beras dari masyarakat di Kecamatan Lakor dan ada juga dari Kecamatan Mdona Hyera serta faktor kepanikan masyarakat. kepanikan masyarakat ini yang membawa dampak terjadi kelangkaan, dimana satu orang bisa beli beras dua sampai tiga karung,” jelasnya.(S-09)