Corona Penyebab Harga Cengkih di Ambon Anjlok
AMBON, Siwalimanews – Harga cengkeh di pasaran mengalami penurunan yang luar biasa. Di Kota Ambon harga cengkih saat ini berkisar antara Rp 50 ribu-55 ribu per kilogramnya. Dibandingkan harga sebelumnya yang mencapai Rp 100 ribu per kilogram, kini harga cengkeh mengalami anjlok di pasar akibat Covid-19.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Arny Solisa memastikan penurunan harga cengkih yang saat ini terjadi sebagai akibat dari pandemi Covid-19. Solisa mengatakan hal itu usai mengikuti rapat kerja bersama Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Maluku, Elvis Pattiselanno dan LSM Pemuda Mandiri Peduli Rakyat, Senin (9/11).
Menurutnya, berdasarkan penjelasan Kadis Disperindag Maluku, Elvis Pattiselano, pihaknya memahami kondisi harga cengkeh. Jika penurunan harga cengkih yang saat ini terjadi di Maluku maupun secara nasional dipengaruhi adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan sejumlah pabrik rokok harus tutup.
“Tadi penjelasan pak kadis ternyata penurunan harga cengkih yang saat ini terjadi di Maluku maupun secara nasional dipengaruhi adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan sejumlah pabrik rokok harus tutup,” ujar Solisa.
Solisa menjelaskan sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pabrik rokok yang dimiliki jarum menutup dua pabrik dan juga gudang garam, sehingga permintaan terhadap kebutuhan cengkih juga menurun.
Baca Juga: 920 Paket Sembako Disalurkan bagi Warga Masika JayaSelain itu, masalah kualitas cengkeh juga menjadi persoalan yang penting, sebab selama ini masyarakat belum dapat memberdakan cengkih dengan kualitas baik dan tidak baik.
Ia mencontohkan, cengkih berjumlah 600 ton milik PT Padi Mas sampai saat ini pun belum dapat dijual sebab pada saat cengkih itu dibeli dengan harga mahal. Hal ini membuat Pemprov juga mencari jalan membatu perusahaan agar dapat terjual.
Sementara itu, terkait dengan usulan LSM PMPR yang mendorong Pemerintah Provinsi Maluku untuk dapat membentuk BUMD untuk kedepannya dapat mengelola hasil rempah-rempah di Maluku, Solisa mengatakan usulan dimaksud akan dibicarakan dengan dinas terkait.
“Soal permintaan LSM PMPR untuk membentuk BUMD nanti kita berkomunikasi dengan instansi terkiat tapi belum ada rencana pembentukan,” tandas Toisutta.
Harga Cengkih Merosot
Seperti diberitakan, PMPR Indonesia dalam aksi demonstrasi, Senin (3/11) menyentil merosotnya harga cengkih di Maluku yang berdampak terhadap masyarakat yang mengantungkan hidupnya sebagai petani cengkih.
“Maluku adalah primadona di mata dunia dengan kekayaan alam berupa rempah-rempah. Yang jadi pertanyaannya, apakah cengkih dan pala masih jadi primadona hingga saat ini sampai sampai harganya turun drastis. DPRD harus lihat hal ini, banyak orang tua kami di Maluku yang mengantungkan hidup dari cengkih,” jelas koordinator lapangan, Saman A Patty saat berorasi di DPRD Maluku sekitar pukul 13.00 WIT.
Patty mengungkapkan, harga cengkih kering per kilogram sebelumnya berkisar diatas Rp 150 ribu/kg, dengan klasifikasi Rp 10 ribu/cupa. Namun saat ini turun darastis menjadi Rp 50 ribu/kg atau Rp 2 ribu/cupanya.
Kurang lebih 1 jam berorasi, para pendemo diterima Ketua Komisi III Richard Rahakbauw dan Wakil Ketua Komisi II Temmy Oersepuny di ruang komisi. Untuk itu, ia minta DPRD mencari solusi mengembalikan harga cengkih guna menyelamatkan para petani cengkih di Maluku.
“Kami hidup dari petani cengkih, namun saat ini harganya merosot drastis, yang kami pertanyakan, kenapa harga tersebut bisa turun, belakangan kami dengar alasannya pandemi. Sebelum covid harga cengkih sudah turun, kalau terus begini orang tua kami yang berprofesi sebagai petani yang susah, DPRD harus melihat ini,” pintanya.
Menanggapi hal tersebut Ketua Komisi Richard Rahakbauw berjanji akan mengagendakan untuk memanggil mitra terkait dalam hal ini Dinas Pertanian maupun Disperindag.
“Kita akan panggil kedua dinas ini dalam rapat dengar pendapat, sehingga kita ambil kesimpulan kesalahannya dimana sampai harga cengkih merosot dan langkah selanjutnya apa,” janji Rahakbauw. (S-50)
Tinggalkan Balasan