AMBON, Siwalimanews – Komisi IV DPRD Provinsi Maluku mendesak Kepala Dinas Kese­hatan Provinsi Maluku dan jajaran­nya untuk segera melakukan so­sialisasi dalam rangka mencegah penyebaran kasus Hepatitis Akut di Maluku.

Desakan ini disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Ma­luku, Ruslan Hurasan saat diwa­wancarai Siwalima, Kamis (5/5) me­respon masuknya kasus hepatitis akut di Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini.

Dijelaskan, Dinas Kesehatan se­bagai penanggungjawab bidang kesehatan di Maluku harus mela­kukan langkah antisipatif, salah satunya dengan melakukan so­sialisasi kepada masyarakat ter­kait dengan gejala dan cara pe­nanganan penyakit hepatitis akut tersebut.

“Dinas Kesehatan Maluku memang harus segera waspada dengan masuknya penyakit ini di Jakarta termasuk dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” tegas Hurasan.

Menurutnya, sosialisasi yang intens dari tenaga medis sangat diperlukan oleh masyarakat di Maluku, sehingga ketika terjadi gejala-gejala yang mengarah kepada penyebaran penyakit hepatitis akut maka dapat ditangani secara cepat.

Sebab, kata dia, jika tidak dilakukan sosialisasi yang intens maka masyarakat khususnya ibu-ibu tidak akan mengetahui cara penanganan dan berdampak pada penyebaran kasus yang mungkin dapat terjadi karena ketidaktahuan masyarakat.

Selain itu, Dinas Kesehatan Maluku juga harus segera melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam upaya untuk melakukan pencegahan, sehingga penyakit ini tidak akan masuk ke Maluku dan masyarakat dapat dilindungi.

“Kita juga minta Dinas Kesehatan segera melakukan kordinasi dengan pihak terkait upaya untuk melakukan pencegahan karena kita tidak ingin masyarakat kita terancam,” tandasnya.

Seperti diketahui, Kemenkes melaporkan tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Saat ini, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut. (S-20)