AMBON, Siwalimanews – Bupati Maluku Barat Daya (MBD) Benyamin Thomas Noach,S.T didampingi wakil bupati Agustinus Lekwarday Kilikily menyampaikan sejumlah keberhasilnnya yang telah dicapai pada periode sebelumnya.

Dalam pidato perdananya, bupati menyampaikan sejumlah keberha­si­lan yang telah dibuatnya selama ini.

“Banyak hal yang sudah kita buat untuk periodesasi sebelumnya dan akan dilanjutkan dengan pemba­ngunan lima tahun kedepan, kata bupati.

Menurutnya sejumlah keberha­silan yang telah dicapai yakni indeks pembangunan manusia (IPM) di MBD selama 5 tahun terakhir me­nun­jukkan peningkatan walaupun belum signifikan.

Selain itu indikator pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir mampu dipertahankan dikisaran 5-6 persen/tahun, walaupun diakhir tahun 2020 pertumbuhan ekonomi MBD alami kontraksi menjadi minus 0,2 persen akibat pengaruh pandemi Covid-19.

Baca Juga: Komisi III: BPBD Harus Transparan Soal Dana Gempa

Tidak hanya itu, trend pening­katan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan kredit usaha rakyat (KUR) disejumlah institusi perban­kan di MBD juga menjadi optimisme tersendiri.

Dan lebih luar bicara adalah di ta­hun 2016, angka kemiskinan di MBD 31,01 persen dan di akhir tahun 2020 dapat diturunkan ke posisi 29,15%. Pihaknya menyadari sungguh, bah­wa penurunan angka kemiskinan ini belum optimal, oleh karenanya diper­lukan lompatan besar dalam upaya penurunan angka kemiskinan ini dan konsen ke depan, adalah mem­perbaiki kualitas data penduduk miskin, sehinggga program-program pemberdayaan bisa tepat sasaran.

“Perubahan regulasi berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tidak lagi mencantum­kan LKPJ akhir masa jabatan dan evaluasi penyelenggaraan pemda, namun menjadi tanggung jawab pihaknya untuk menyampaikan apa saja yang telah dilakukan dalam periode kepemimpinan yang lalu, sebagai bentuk manifestasi dan tanggung jawab selaku pimpinan daerah dan mandataris rakyat, ujar bupati.

Dijelaskan proses pelantikan yang telah dilalui beberapa waktu lalu me­rupakan perwujudan kehendak rak­yat lewat pilihan mereka pada proses pilkada pada 9 Desember 2020.

“Pada kesempatan ini, sekali lagi kami Benyamin Thomas Noach dan Agustinus Lekwarday Kilikily me­nyampaikan terima kasih dan peng­hargaan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat MBD, penyele­ng­gara pemilu, TNI dan Polri serta seluruh stakeholder lainnya yang telah mengawal momen pilkada berjalan aman, damai dalam keber­samaan selaku orang basudara, se­hingga kami dapat berdiri disini untuk melanjutkan tongkat kepe­mimpinan di Kabupaten MBD,” ujar bupati.

Perjalanan pelaksanaan pemerin­tahan pembangunan dan pelayanan masyarakat pada Periode 2016-2021 kata bupati dua periode ini menjadi bagian didalamnya selama kurang lebih 3 tahun, sebagai Wakil bupati mendampingi Barnabas Orno dan selama kurang lebih 2 Tahun men­jalankan tanggung jawab sebagai bupati MBD.

“Potret perjalanan pemerintahan periode 2016-2021 tidak saya rekam seluruhnya dalam pidato ini, namun hanya memaparkan beberapa indika­tor makro pembangunan dan sejum­lah keberhasilan serta tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pemerintahan,” ujarnya.

Untuk IPM selama 5 tahun terak­hir menunjukkan peningkatan wa­laupun belum signifikan. Di tahun 2016, memulai masa periodisasi dengan IPM 59,43 point dan diakhir pemerintahan pada Tahun 2020 IPM MBD me­ningkat menjadi 61,90 point.

“Kami menyadari sungguh bahwa IPM masih berada pada peringkat terakhir di Maluku. Hal ini disebab­kan karena dari 3 komponen dasar dalam perhitungan IPM aspek pendidikan dan kesehatan masih menjadi PR besar untuk diselesai­kan,” tuturnya.

Salah satu aspek misalnya, soal rata-rata lama sekolah. Aspek ini sulit didongkrak secara cepat, ka­rena anak-anak setelah lulus SMA melanjutkan pendidikan di luar wilayah kabupaten dan mereka justru menambah peningkatan IPM di wilayah, dimana mereka kuliah.

Oleh karenanya pemda telah membuka Kampus PSDKU lewat kerja sama dengan Unpatti di Tiakur dan pemda akan terus mendorong, sehingga program ini akan bermuara pada dibukanya Universitas Negeri di MBD agar bisa secara signifikan mendorong peningkatan kualitas SDM di kabupaten ini.

Selain itu indikator pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir mampu dipertahankan dikisaran 5-6 persen pertahun. “Pertumbuhan eko­nomi kita me­mang masih dido­minasi oleh belanja sektor publik atau pemerintahan dan mulai secara perlahan akan kita dorong untuk mengarah ke sektor swasta atau privat dengan bertum­puh pada pe­ningkatan peran UM­KM,” ucapnya.

Untuk indikator angka kemiskinan dalam 5 tahun terakhir menunjukkan penurunan walaupun belum signi­fikan dan MBD masih menjadi wilayah dengan prosentase angka kemiskinan tertinggi di Maluku.

Di tahun 2016, angka kemiskinan di MBD 31,01 persen dan di akhir tahun 2020 dapat diturunkan ke posisi 29,15 persen. Pihaknya me­nya­dari penurunan angka kemiski­nan ini belum optimal, oleh karena­nya diperlukan lompatan besar dan konsen ke depan adalah memper­baiki kualitas data penduduk miskin, sehinggga program-program pem­ber­dayaan bisa tepat sasaran.

Selain itu, indikator inflasi selama 5 tahun terakhir mampu pertahankan di bawah 2 digit, yaitu berkisar antara 2-5 persen.

“Harapan kami ke depan, angka inflasi akan kita tekan dengan mendorong konsumsi produk lokal dan mengurangi ketergantungan pasokan komoditi dari luar yang akan mendorong peningkatan angka inflasi,” ucapnya.

Selain itu tingkat pengangguran terbuka dalam 5 tahun terakhir juga mengalami fluktuasi dan dapat ditekan di kisaran 4-5 persen.

“Ke depan diharapkan peningka­tan investasi akan mendorong pe­nurunan tingkat pengangguran terbuka di MBD,” janjinya.

Selain indikator-indikator pemba­ngunan tersebut, juga terdapat se­jumlah perkembangan penyelengga­raan pemerintahan yang cukup membanggakan.

Selain pembukaan PSDKU, pemerataan infrastruktur dasar di seluruh wilayah, juga membawa dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi. Selain itu pencapaian opini WTP dalam proses pengelolaan keuangan daerah yang berdampak pada dikucurkannya dana insentif daerah perlu juga diapresiasi, sebagai bagian dari peningkatan tata kelola pemerintahan.

“Kami menyadari sungguh, bahwa masih banyak indikator kinerja lain yang belum optimal, namun optimisme kami ialah, progress pembangunan sudah berada pada jalur yang tepat atau on the track, sehingga diperlukan sinergitas bersama, kolaborasi bersama antara pemda dan DPRD selaku unsur penyelenggara pemda guna mendorong lebih cepat kemajuan daerah ini,” tandasnya. (S-39)