AMBON, Siwalimanews- Dalam rangka menjamin keamanan jananan pangan berbuka puasa selama bulan Ramadhan 1443 Hijriyah, maka Balai Pengawasan Onat dan Makanan (BPOM) Ambon MElaksanakan intensifikasi pengawasan jajanan berbuka atau takjil, , Selasa(5/4).

Pengawasan yang dilakukan bersama Dinas Kesehatan Kota Ambon tersebut, dilakukan di dua lokasi berbeda yakni di depan Masjid Raya Alfatah dan kawasan kuliner di Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

Pantauan Siwalimanews di lokasi pengawasan, terlihat tim BPOM bersama Dinas Kesehatan mengambil takjil dari setiap pedagang, mulai dari aneka macam kue basah, gorengan serta berbagai jenis es yang dijajakan .

Leha pedagang es kacang merah saat ditemui Siwalimanews mengatakan, aneka minuman yang dijual olehnya dibuat menggunakan bahan baku yang aman.

“Saya sudah berjualan sejak tahun 2004 selama puasa, dan bahan baku yang saya pakai menggunakan bahan yang aman tidak menggunakan bahan berbahaya untuk konsumen saya,” ucapnya.

Baca Juga: RSUD Namrole Bakal Miliki Dokter Kandungan

ia  mengaku, bahkan sirup yang digunakannya dimasak sendiri tanpa menggunakan sari manis

“Sirupnya juga tidak pakai sari manis dan dijamin halal,” tandasnya.

Pedagang  lainnya Wahyudi juga mengungkapkan, kalau bubur ketan pulut hitam yang dijualnya aman untuk di konsumsi.

“Insya Allah aman sebab bahan-bahan yang digunakan juga tak mengandung bahan berbahaya,” tandansya.

sementara itu, Kepala BPOM Ambon Hermanto di sela-sela pengawasan itu menjelaskan, ada 18 sampel takjil yang diambil di depan Masjid Raya Al-Fatah,, sementara di Batu Merah ada sekitar 15 sampel, sehingga total ada 33 sampel yang diambil. Sampel-sampel ini akan diuji paramater kimia dan ada 10 sampel juga yang akan diuji di laboratorium mikrobiologi

“Kita melakukan pengujian guna untuk memastikan ada tidaknya pencemaran dari bakteri pada takjil-takjil yang di jual,” jelasnya.

Hermanto mengaku,  untuk lama pengujiannya hingga hasilnya nanti diketahui itu, akan memerlukan waktu satu minggu minggu. Jika nantinya ada temuan, maka akan ditindaklanjuti.

“Kalau ada temuan nantinya kita akan tindak lanjuti, sebab semua penjual sudah kami data dan kami akan tindak lanjut sehingga mereka tidak menggunakan bahan berbahaya dalam menjual takjil lagi,” janjinya.

Hermanto mengaku, pihaknya juga telah turun langsung memberikan sosialisasi kepada para pedagang agar dagangan mereka juga harus ditutup dengan plastik, penjualnya harus menggunakan celemek, masker, sarung tangan, termasuk menggunakan penjepit makanan.

ia juga berpesan kepada para pedagang takjil untuk menjadi pedagang  yang baik, jangan hanya mengejar keuntungan ekonomi, namun konsumen juga perlu dilindungi .

” Konsumen juga harus cerdas, kalau dilihat makanan tidak bersih, yah tidak usah beli,” usulnya. (S-21)