AMBON, Siwalimanews – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku masih melakukan pemantauan lapangan sekaligus pendataan terhadap dampak gempa 5,3 SR di Kabupaten SBB Minggu (22/11).

“Jadi tim BPBD kabupaten sementara masih melakukan pendataan, nanti kita lihat hasilnya karena goncangan cukup kuat,” kata Kepala BPBD Maluku, Henri Far-Far kepada Siwalima di Kantor Gubernur Maluku, Senin (23/11).

Dikatakan memang sampai hari ini belum ada laporan yang masuk dari masyarakat terkait dengan kerusakan yang diakibatkan dengan goncangan gempa.

“Memang belum ada laporan, tapi tim sudah kita perintahkan turun mengecek ke rumah warga yang terdampak,” ujar Far-Far.

Dikatakan, gempa yang terjadi sekitar pulul 23.28 WIT ini sendiri membuat panik warga di Kota Piru dan sekitarnya. “Kita takutkan terjadi kerusakan pada rumah-rumah warga atau bangunan fasilitas pemerintah, sehingga perlu didata kembali,” ujar Far-Far.

Baca Juga: Studi Kelayakan Pelabuhan LIN Selesai Desember

Setelah proses pendataan selesai, kata Far-Far akan dipub-likasikan kepada masyarakat. “Nanti setelah selesai baru kita sampaikan kembali seperti apa hasil,” tandasnya.

Warga Panik

Gempa bumi berkekuatan 5,3 Skala Richter dengan kedalaman 99 km Barat Laut Kota Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat, Minggu (22/11) membuat warga Piru panik dan berhamburan keluar rumah.

Pantauan Siwalima, gempa yang terjadi sekitar pukul 23,38 WIT sangat dirasakan oleh masyarakat Kota Piru dan sekitarnya.

Kendati goyangan itu sekitar 5 menit, namun banyak warga yang berham­buran keluar rumah. Mereka takut jangan sampai terjadi gempa susulan.

La Kasim, salah satu warga Kota Piru kepada Siwalima mengaku, gempa yang dirasakan bersama keluarganya sangat kuat sehingga meminta kepada keluarganya untuk keluar rumah karena takut ada gempa susulan.

“Gempa tadi beta rasa sangat kuat sampe dinding rumah akang bagoyang dan bukan beta yang rasakan saja semua warga,” ujar Kasim.

La Kasim mengaku, usai gempa warga belum berani kembali ke rumah takutnya ada goncangan susulan.

“Beta minta istri deng anak-anak jangan masuk dalam rumah dulu, takut ada susulan. Mudahan-mudahan tidak,” ungkap Kasim

Warga lainya, Samsina Daeng Nurung mengatakan, saat gempa dirinya sedang rumah nonton TV bersama anak-anaknya.

Ia mengaku terkejut ada getaran yang sangat kuat sehingga banyak warga yang teriak gempa karena itu ia bersama anak-anaknya memilih keluar rumah serta menggedong anaknya yang masih berusia 1 tahun.

“Mudah-mudahan seng ada gempa susulan, supaya bisa kembali ke rumah,” ucapnya.

Hingga berita ini diturunkan, warga yang berhamburan keluar rumah karena takut gempa susulan kini sudah kembali ke rumah masing-masing.

Pelaksana tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten SBB yang juga Sekda Mansur Tuharea saat dihubungi Siwalima melalui telepon selulernya namun tidaklah aktif.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimetologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono dalam rilisnya kepada Siwalima, Minggu (21/11) menjelaskan, gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=5,3. Episenter gempa terletak pada koordinat 2,47 LS dan 127,52 BT

Dijelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal di sekitar laut Seram.

Dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa, gempa bumi memiliki mekanisme oblique turun (normal-oblique).

“Getaran gempa tersebut dirasakan sampai di Kota Piru, Namlea III MMI, dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu, dan Ambon II MMI dimana getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang,” ujar Rahmat.

Menurut Rahmat, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi di tiga wilayah tersebut.

Rahmat pastikan, hasil pemodelan menunjukan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

“Monitoring kami, sekitar pukul 19.00 WIB menunjukkan adanya 2  kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) namun gempa tidak berpotensi tsunami,” ujarnya

Rahmat menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung­ja­wabkan kebenarannya.

“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diaki­batkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” tandasnya. (S-39)