Biayai Proyek Infrastruktur PLN Dapat Bantuan Rp 12 Triliun
Jakarta, Siwalimanews – Dalam rangka mendukung pendanaan pembangunan proyek infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia, maka PLN mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 12 triliun.
Dana bantuan itu diperoleh PLN lewat penandatanganan perjanjian kredit Investasi dengan jangka waktu tenor 10 tahun dan 5 tahun dengan lembaga keuangan bank nasional
Perjanjian kredit investasi tersebut diperoleh melalui tiga skema, yaitu skema sindikasi konvensional sebesar Rp 8,8 triliun, skema sindikasi syariah Rp 1,2 triliun dan skema bilateral konvensional Rp 2 triliun.
Penandatanganan perjanjian dilakukan secara daring oleh PLT EVP Keuangan PLN, Teguh Widhi Harsono dengan lembaga-lembaga keuangan bank yang bersindikasi, Jumat (4/12).
Untuk skema konvensional antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
Baca Juga: Bantu UMKM, PLN Perpanjang Program Super MerdekaDirektur Keuangan PLN, Sinthya Roesly dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwlaimanews, Sabtu (5/12) mengatakan, terlaksananya penandatanganan ini menjadi salah satu bukti nyata dukungan serta kepercayaan dari lembaga keuangan bank nasional untuk dapat memenuhi rencana investasi PLN yang hingga saat ini masih termuat dalam RUPTL PLN 2019-2028 yang telah ditetapkan oleh Menteri ESDM.
“Melalui RUPTL, terlihat bahwa Kementerian ESDM terus mendorong pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, khususnya pengembangan energi terbarukan dengan target penambahan pembangkit energi terbarukan sebesar 16.714 MW untuk mencapai target bauran EBT minimum 23 persen pada tahun 2025 dan seterusnya,” ujarnya.
Pemerintah kata dia, terus mendorong penggunaan teknologi pembangkit yang ramah lingkungan, dengan mendorong penerapan teknologi PLTU Clean Coal Technology (CCT).
Sementara itu, bauran gas dijaga sebesar minimum 22 persen pada tahun 2025 dan seterusnya, guna mendukung integrasi pembangkit EBT yang bersifat intermittent (Variable Renewable Energy).
Ditengah kondisi pandemi, PLN berkomitmen untuk terus menjaga keandalan pasokan listrik, mutu layanan dan berupaya meningkatkan aksesibilitas masyarakat untuk mendapatkan listrik khususnya di wilayah pedesaan dan daerah terpencil tersebar diberbagai pelosok negeri. Investasi ini juga akan digunakan pengembangan listrik pedesaan dan pengembangan sistem kecil tersebar (daerah isolated).
“Pada program listrik pedesaan, selain melistriki desa lama (desa yang sudah memiliki infrastruktur listrik namun belum seluruh penduduknya memperoleh listrik), PLN dan pemerintah juga akan melistriki desa-desa 3T,” ucapnya.
Keseluruhan rencana investasi PLN yang telah dituangkan dalam RUPTL 2019-2028 tersebut harus ditunjang dengan meningkatkan kemampuan pendanaan sehingga dapat secara terus menerus mendukung perkembangan penyediaan listrik baik untuk masyarakat maupun industri serta bisnis yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
“Penandatanganan sindikasi kredit dari perbankan nasional ini merupakan bukti upaya PLN untuk terus menyelesaikan percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan nasional sebagaimana mandat dari pemerintah,” tuturnya.
Ia berharap, dukungan dari semua pihak, baik dari lembaga keuangan bank maupun non-bank lainnya menjadi sangat berarti bagi PLN dalam mendukung ketersediaan pasokan tenaga listrik yang cukup, andal dan efisien guna mengantisipasi pertumbuhan konsumsi tenaga listrik dan mendukung tercapainya ketahanan energi nasional.(Cr-5)
Tinggalkan Balasan