AMBON, Siwalimanews – Bank Indonesia mencatat kalau inflasi gabungan tahunan di Maluku pada bulan Oktober masih terkendali.

inflasi tahunan bulan Oktober tercatat sebesar 3,62 persen (yoy), angka itu meningkat dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 3,10 persen (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan BI Maluku, Rawindra Ardiansah, dalam rilis yang diterima Siwalima, Minggu (5/11) mencatat kalau tingkat inflasi tersebut juga lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi nasional yang mencapai sebesar 2,56 persen (yoy) di bulan yang sama.

Sementara tingkat inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku tersebut, masih berada pada sasaran inflasi nasional tahun 2023 yang ditetapkan pada rentang 3,0+1 persen (yoy).

“Meskipun mengalami inflasi, secara umum tingkat inflasi di Maluku masih terjaga. Dan ini merupakan hasil kerja bersama TPID, baik provinsi maupun kabupaten/kota yang terus memperkuat berbagai upaya meredam tingkat inflasi, khususnya yang berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau,” jelasnya.

Baca Juga: Beras Masih Jadi Penyumbang Inflasi

Menurutnya inflasi gabungan dua kota di Maluku secara bulanan sebesar 0,30 persen (mtm). Inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi bulan September yang juga mengalami inflasi 0,27 persen (mtm).

Realisasi inflasi gabungan kota itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,17 persen (mtm).

“Secara spasial, tekanan inflasi utamanya berasal dari Kota Ambon sebesar 0,39 persen (mtm). Ini meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 0,25 persen (mtm),” terangnya.

Ia mengaku laju inflasi dipengaruhi lonjakan harga pada kelompok transportasi. Pada bulan Oktober kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 1,96 persen (mtm).

Selain itu, naiknya harga avtur pada bulan Oktober juga mendorong harga angkutan udara pada level yang lebih tinggi. Komoditas bensin tercatat mengalami inflasi sebesar 0,50 persen (mtm).

“Ini disebabkan meningkatnya harga BBM non subsidi yang sejalan dengan harga minyak dunia yang sifatnya fluktuasi,”

Dan peningkatan lebih tinggi tertahan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami deflasi pada bulan Oktober.

Sementara untuk menghadapi resiko kedepan, khususnya dari El Nino dan peningkatan permintaan pada HBKN akhir tahun, TPID, terus merumuskan berbagai strategi untuk meredam resiko tekanan inflasi kedepan.

Beberapa kegiatan telah dilakukan pada bulan Oktober seperti operasi pasar, peningkatan pasokan beras melalui impor, rapat penguatan dan GNPIP dan juga subsidi langsung ke pedagang. (S-25)