AMBON Siwalimanews – Inflasi tahunan Provinsi Maluku memasuki awal Januari 2022, terpantau meneruskan trend peningkatan yang telah terjadi sejak Agustus 2021 lalu.

“Inflasi tahunan Maluku tersebut terpantau lebih tinggi, baik dibandingkan dengan inflasi kawasan Sulampua sebesar 2,84 persen (yoy) maupun inflasi nasional 2,18 persen (yoy),” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Bakti Artanta kepada Siwalimanews Jumat (4/2), kemarin.

Capaian inflasi tahunan Maluku pada Januari 2022 tersebut kata Artanto, berada diatas sasaran tim pengendali inflasi daerah 2022, yang ditargetkan sebesar 3,0±1 persen (yoy).

Inflasi tahunan Maluku pada Januari 2022 tercatat sebesar 4,33 persen (yoy), angka ini meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 4,01 persen (yoy).

“Terhadap realisasi inflasi Maluku pada Januari 2022 secara tahunan tersebut juga merupakan yang tertinggi dalam periode yang sama di tiga tahun terakhir,” ujarnya.

Baca Juga: LIN tak Jelas, Pemprov Diminta Transparan ke Publik

Tingginya inflasi di awal tahun 2022 ini menurutnya, merupakan dampak dari tingginya gejolak harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi.

Sedangkan untuk inflasi bulanan Maluku lanjut Artanto, tercatat sebesar 0,33 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan capaian Desember 2021 sebesar 0,82 persen (mtm).

Turunnya inflasi bulanan Maluku pada Januari 2022 tersebut merupakan dampak dari penurunan harga pada kelompok transportasi hingga -0,37 persen (mtm) yang didorong oleh penurunan tarif angkutan udara sebesar -10,84 persen (mtm).

Penurunan tarif jasa angkutan udara tersebut merupakan dampak dari menurunnya permintaan jasa angkutan udara pasca HBKN dan liburan akhir tahun 2021.

“Saya berharap TPID Provinsi Maluku berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi upaya pengendalian inflasi di tahun 2022,” harap Artanto.

Pasalnya tambah Artanto, dengan adanya roadmap pengendalian Inflasi 2022-2024, upaya pengendalian inflasi di Maluku ke depan akan tetap didasarkan pada strategi 4K yang meliputi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.

Sebagai bagian dari strategi ini, upaya untuk meningkatkan ketercukupan produksi bahan makanan pokok dari dalam wilayah Maluku akan menjadi salah satu target utama.

“Kerjasama antar daerah dengan provinsi lain di Indonesia, juga akan terus diperluas guna memperkuat ketahanan pasokan di Maluku,” pungkasnya (S-21).