BI: 2022 Inflasi Maluku Tinggi Capai 6,28 Persen
AMBON, Siwalimanews – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Bakti Artanta mengungkapkan, inflasi Provinsi Maluku Tahun 2022 tercatat sebesar 6,28 persen (yoy).
Capaian inflasi tersebut meningkat dibandingkan dengan Tahun 2021 lalu, yang tercatat hanya sebesar 4,01 persen (yoy).
Tingginya inflasi Provinsi Maluku ini tidak lepas dari gejolak harga energi global yang berdampak pada penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Selain itu, kondisi pandemi Covid-19 yang berangsur pulih, juga mendorong meningkatkan permintaan masyarakat, sehingga turut memberikan tekanan inflasi dari sisi permintaan.
“Yang mana tekanan inflasi dari sisi komoditas bahan makanan yang sempat terdampak oleh penyesuaian harga BBM, dapat diredam melalui upaya sinergis dan intensif dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” jelas Artanta dalam rilisnya yang diterima Siwalima, Rabu (4/2)
Dia menyebutkan, upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID tersebut, turut mendorong terkendalinya inflasi bulanan pada akhir Tahun kemarin, ditengah kenaikan harga pada kelompok transportasi, seperti angkutan udara dan angkutan laut, seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang diakhiri Tahun 2022 kemarin.
“Inflasi bulanan Provinsi Maluku pada Desember 2022, tercatat sebesar 0,56 persen (mtm), itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yang sebesar 1,13 persen (mtm), serta lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 0,66 lersen (mtm). Dan inflasi bulanan Provinsi Maluku pada Desember 2022 kemarin, juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi di bulan Desember per empat Tahun terakhir, yang tercatat sebesar 0,61 persen (mtm),” rincinya.
Dengan itu, TPID Provinsi Maluku, lanjutnya, berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dan inovasi, guna mengarahkan pencapaian inflasi Provinsi Maluku, kembali pada rentang sasaran 3,0+1 persen (yoy) di Tahun 2023.
Untuk itu, strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) yang telah dituangkan dalam Roadmap (Peta Jalan) Pengendalian inflasi 2022-2024, akan menjadi acuan dalam langkah pengendalian inflasi.
“Salah satu dengan program unggulan yang akan dijalankan, yakni perluasan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk meningkatkan pasokan komoditas bahan makanan melalui pelaksanaan pertanian urban/digital/organic, dan perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan Provinsi lain di Indonesia, yang akan terus didorong secara optimal,”ujarnya. (S-25)
Tinggalkan Balasan