AMBON, Siwalimanews – Bentrok Tual antara pemuda kompleks Banda Eli dan Kompleks Yarter, kembali pecah, Kamis (2/2) pagi setelah sehari sebelumnya reda.

Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif memerintahkan jajarannya untuk mengejar dan menangkap pemicu bentrok yang terjadi di Kota Tual.

Menurut Kapolda, penegakan hukum untuk bentrokan yang terjadi di Kota Tual tak hanya berakhir di 7 pelaku yang awalnya didiamankan polisi, namun aparat kepolisian tengah mengejar pelaku lain yang menjadi pemicu bentrok susulan.

Bentrok yang kembali terjadi menyebabkan sejumlah korban luka berjatuhan.

Tercatat dalam insiden Kamis pagi, 20 orang harus dirawat intensif akibat terkena benda tajam berupa panah, senapan angin maupun benda tumpul berupa batu.

Baca Juga: Bupati Lantik Pengurus BKMT SBT

Dalam bentrokan susulan ini sejumlah ruas jalan di Kota Tual juga diblokade massa dengan batang pohon yang sengaja ditumbangkan.

“Sangat kami sayangkan sudah sempat reda kembali pecah pagi tadi yang mengakibatkan jatuhnya kor­ban luka,” jelas Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Roem Ohoirat kepada wartawan, Kamis (2/2).

Menurutnya, berdasarkan data dari RS Tual, hingga saat ini korban luka yang dirawat di RS Tual akibat bentrok berjumlah 33 orang.

“Total korban luka dari kemarin sampai hari ini berjumlah 33 orang, dimana 5 diantaranya adalah anggota Polri termasuk Kabag Ops Polres Tual, Kompol Arsad Rengur dan Danton Dalmas,”pungkasnya.

Untuk mencegah bentrok semakin meluas, penguatan personil dila­kukan. Tercatat bantuan datang dari Sabraha dan Brimob Polda Maluku, satuan 733 TNI serta Brimob Aru.

“Terkait pengamanan kemarin Brimob dari Kei Besar sebanyak 30 orang sudah masuk Tual,  kemudian hari ini dari 733 sebanyak 70 personil, sementara dalam perjalanan 1 Platon Brimob dari Aru dan 2 platon yakni 1 platon Brimob dan Sabhara dari Polda Maluku,” ungkapnya.

Ajak Warga Berdamai

Terpisah, Ketua DPRD Maluku, Benhur George Watubun meminta masyarakat Kota Tual untuk men­jaga perdamaian dan jangan terpancing isu-isu yang sengaja disebarkan pihak yang tidak bertanggungjawab.

“Kita minta warga Kota Tual untuk tidak mudah terprovokasi, karena situasi seperti ini dapat dimanfa­atkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, untuk mulai melancarkan aksi dengan mem­bangkitkan emosi dengan isu-isu yang tidak bermartabat,” pinta Watubun saat diwawancarai Siwa­lima melalui telepon selulernya, Kamis (2/2) merespon bentrok di Tual yang kembali terjadi pagi tadi.

Dikatakan, sudah saatnya seluruh masyarakat kembali kepada pesan orang tua dan leluhur bahwa, persaudaraan dan kerukunan yang sejati dalam falsafah orang Kei, Ain Ni Ain, yang harus dipegang teguh dan menjadi sandaran bagi masya­rakat Kei dimana saja berada dan khususnya yang berada di Kota Tual.

“Hira mehe, yanan ubun it besa. Itu yang menjadi pengikat kita, saya berharap bahwa kita menjaga harkat dan martabat kehidupan sosial dan saling mendukung di antara kita semua, untuk pembangunan di kota Tual yang jauh lebih baik,” kata mantan Ketua Fraksi PDIP di DPRD Maluku itu.

Watubun meminta, Kapolda Irjen Lotharia Latief bersama jajaran agar dapat menangkap dan memproses para provokator, juga para pelaku yang memicu sehingga terjadi konflik antar warga sebab hukum harus ditegakkan seadil-adilnya.

Sebagai Ketua DPRD, tambahnya, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan forkopimda, Kapolda dan jajarannya guna melakukan berbagai langkah antisipatif yang telah didahului dengan mengirimkan pasukan dan aparat ke daerah untuk mencegah konflik ini agar tidak meluas.

Watubun juga meminta seluruh Stakeholder Pemerintahan, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda agar lebih proaktif mengagungkan narasi damai guna mencegah petensi terjadinya konflik yang berkepanjangan.

“Kami juga mengajak seluruh elemen pemuda masyarakat, pagu­yuban, para tokoh agama, tokoh adat, ratt, orang Kay, Soa, pemuka adat lainnya mari bahu membahu untuk mendukung apa yang dilaku­kan oleh Kapolda, Pangdam, Wali­kota beserta jajaran­nya,” pintanya.

Watubun menambahkan,  pen­galaman telah membuktikan dalam konflik tidak ada yang diuntungkan, karena masyarakat yang menjadi korban sedangkan provokator yang diuntungkan.  Olehnya, semua ma­syarakat harus bersatu dan meng­hindari apa yang sudah terjadi, karena provokasi itu hanya sesaat dan merusak seluruh tatanan kehidupan masyarakat adat di tanah Kei.

Tangkap Pemicu Bentrok

Sementara itu, Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif memerintahkan jajarannya untuk mengejar dan menangkap pemicu bentrok yang terjadi di Kota Tual.

Kata Kapolda, penegakan hukum untuk bentrokan yang terjadi di Kota Tual tak hanya berakhir di 7 pelaku yang awalnya didiamankan polisi saja, namun aparat kepolisian dalam hal ini Polres Tual tengah mengejar pelaku lain yang menjadi pemicu bentrok susulan.

“Polres Tual sudah tangkap 7 pelaku yang menjadi awal kasus tersebut. Dan saat ini pelaku lain dalam pengejaran,” kata Kapolda  kepada wartawan, Rabu (1/2).

Ia mengaku, situasi kamtibmas kembali terganggu karena masih ada orang-orang tertentu yang terus mencoba memprovokasi masyarakat di sana.

“Kami minta masyarakat bisa menahan diri dan tidak gampang terhasut. Menyelesaikan persoalan dengan saling serang satu sama lain hanya akan merugikan semua pihak,” ujarnya.

Terganggunya situasi kamtibmas di Tual, lanjut dia, juga akan membuat kota itu terus tertinggal, dan menyisahkan citra buruk di mata masyarakat luar. Olehnya itu, dibutuhkan kesadaran masyarakat agar bersama-sama menjaga kamtibmas selalu kondusif.

“Polri sudah melakukan semua langkah baik himbauan sampai dengan penegakan hukum secara tegas tanpa pandang bulu. Tapi itu semua akan sia-sia kalau mental masyarakat di sana ingin berkelahi,” ungkapnya menyayangkan.

Kapolda mengajak seluruh masyarakat Tual agar berkelahi melawan kemiskinan dan kebodo­han. Karena dengan demikian, akan dapat mensejajarkan Kota Tual dengan daerah-daerah maju lainnya di Indonesia.

“Berkelahilah melawan kemis­kinan dan kebodohan, bukan ber­kelahi melawan sesama saudaramu,” pintanya.

Orang nomor satu Polda Maluku itu telah memerintahkan Kapolres Tual untuk mengkondusifkan wilayah hukumnya. Sambil diback-up personel Polda Maluku, Kapolres diminta melakukan razia minuman keras yang menjadi pemicu bentrok.

“Saya sudah perintahkan Kapol­res untuk lakukan sweeping tempat-tempat peredaran miras dan nar­koba, karena salah satu penyebab bentrokan adalah penyalahgunaan miras di masyarakat,” katanya.

Di sisi lain, ucapan terima kasih juga disampaikan Kapolda kepada semua tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda dan tokoh aga­ma yang telah menjaga situasi kamtibmas di Tual kini kembali kondusif.

“Hentikanlah pertikaian, kasihan anak-anak dan generasi mendatang, daerah-daerah lain sudah maju membangun daerahnya, di sini masih sibuk bertikai,” ajaknya.

Isu Hoax

Banyak isu hoax dan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan beredar dan diduga melatarbela­kangi bentrokan yang terjadi di Kota Tual selama beberapa hari bela­kangan ini.

Salah satu isu yang beredar yakni, soal adanya pembakaran salah satu tempat Ibadah yakni Musolah dalam insiden yang terjadi.

Namun isu tersebut dibantah Polda Maluku. Melalui juru bicara­nya, Kombes Roem Ohoirat, Polda memastikam isu tersebut adalah Hoax alias infomasi bohong.

“Ada isu Musolah yang dibakar, Saya pastikan itu tidak benar, sudah ada klarifikasi dari Kemenag dan Polres Tual bahwa Musolah yang diinformasikan terbakar masih utuh,” tegas Ohoirat.

Perwira Polisi berdarah Kei yang juga pernah menjabat Kapolres Tual ini, kembali menghimbau masyarakat untuk mengkonfirmasi dan me­nyaring segala informasi yang beredar, agar tidak menjadi isu yang menyesatkan dan memacah belah persaudaraan di Kota Tual.yang kental dengan slogan persaudaraan ‘Ain ni Ain’.

“Kami himbau masyarakat agar tidak terprovokasi, apapun infor­masi yang diperoleh kita saring dan konfimasi kebenarannya,”pintanya.

Jangan Terprovokasi

Warga Maluku Tenggara dan Kota Tual, dihimbau untuk tetap tenang, tidak terpancing emosi ataupun terprovokasi akibat bentrok antara dua kelompok pemuda Banda Eli dan Yarler di Kota Tual, Selasa (31/1).

Awal bentrok tersebut terjadi pada 28 Januari lalu, dimana ada sekelompok pemuda yang tengah mabuk makan di warung sekitar Kantor Walikota Tual.

Menurut polisi, bentrokan diawali dengan peristiwa pada 28 Januari lalu, dimana ada sekelompok pemuda yang tengah mabuk makan di warung sekitaran Kantor Wali­kota Tual. Usai makan para pemuda tersebut tidak mau membayar dan melakukan pemukulan terhadap pemilik warung.

“Ada sekelompok pemuda mabuk dan makan di tempat berjualan, selesai makan tidak bayar sehingga terlibat cek cok yang berujung pemukulan kepada penjual, namun untuk kejadian ini, Polres Tual bergerak cepat dan mengamankan 7 orang pelaku,” jelas Ohoirat kepada wartawan di Polda Maluku, Rabu (1/2).

Kata kabid, imbas dari kejadian tanggal 28 Januari tersebut, seorang pemuda dari kompleks Banda Eli yang diduga terkena panah dari orang tak dikenal berujung kon­sentrasi massa dan saling serang dengan pemuda Kompleks Yamler, pada Selasa (31/1) hingga Rabu (1/2) dini hari.

“Jadi ada salah satu pemuda yang terkena anak panah lalu mempro­vokasi sehingga terjadi konsentrasi massa yang berujung saling serang,” pungkasnya.

Dirinya mengaku, terdapat 13 korban luka yang masing-masing 10 orang warga dan 3 oknum polisi.

“Korban luka akibat terkena lemparan batu  dan senapan angin ada 13 orang sejumlah rumah juga dibakar,” ujarnya.

Ohoirat menghimbau warga, khusus yang terlibat bentrok untuk menahan diri. serta menyerahkan kepada aparat penegakan hukum masalah tersebut.

Himbau Tenang

Terpisah sejumlah tokoh masya­rakat asal Kota Tual maupun Maluku Tenggara, menghimbau warga untuk tetap tenang, tidak terprovokasi dan menyerahkan semua masalah hukum itu kepada aparat kepolisian.

“Kita minta warga di Kota Tual untuk tetap tenang, masyarakat jangan terprovokasi, segala sesuatu diserahkan kepada prosedur hukum yang berlaku,” ujar mantan Wali Kota Tual, Hamid Rahayaan saat diwawancarai Siwalima melalui telepon selulernya, Rabu (1/2).

Dikatakan, pertikaian tidak ada gunanya karena dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat, karena itu dia meminta untuk hentikan pertikaian dan masalah hukum yang terjadi diserahkan kepada pihak berwajib dalam hal ini kepolisian.

Dia juga meminta pihak kepolisian dan pemda untuk proaktif menda­maikan kelompok bertikai sehingga tidak berkepanjangan.

Dia juga mendorong masyarakat di luar Kota Tual untuk sama-sama memberikan kesadaran agar berhenti bertikai dan memberikan pema­haman yang baik agar emosi bisa dikendalikan dan berpikir positif.

Tak Terprovokasi

Terpisah, anggota DPRD Provinsi Maluku dapil Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual dan Kabupa­ten Kepulauan Aru, Justina Re­nyaan meminta, seluruh warga Tual untuk dapat menahan diri dan tidak mudah terprovokasi dengan isu apapun.

Permintaan ini diungkapkan Renyaan kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Rabu (/2) meres­pon kejadian bentrok antar pemuda yang kembali terjadi di Kota Tual.

Renyaan menjelaskan, akibat dari bentrok tersebut telah menimbulkan kerugian baik harta benda maupun nyawa dari kedua belah pihak, maka seyogianya masyarakat diseluruh Kota Tual dapat menahan diri dari semua bentuk provokasi.

Menurutnya, jika ada isu yang dibangun oleh segelintir orang yang bertujuan untuk mengadu domba maka, sebaiknya masyarakat dapat melaporkan kepada aparat kepolisian untuk segera ditelusuri dengan melibatkan intelijen yang dimiliki kepolisian.

Masyarakat kata Renyaan, harus menyerahkan persoalan bentrok tersebut kepada aparat kepolisian sebab dengan jalan itu dapat ditemukan oknum-oknum dibalik persoalan bentrok dua kelompok pemuda.

Renyaan pun meminta aparat kepolisian Polres Tual untuk ber­gerak cepat guna menemukan dalang yang memicu bentrok kedua kelompok pemuda tersebut.

“Kepolisian harus cepat cari dalangnya agar bentrokan ini tidak berlarut-larut dan merugikan masyarakat secara luas, termasuk dengan menggerakkan intelijen untuk melacak sebab ini bukan pertama kali bentrok-bentrok seperti ini terjadi di Tual,” tegasnya.

Politisi Nasdem Maluku ini juga meminta Pemkot Tual untuk secara masif melakukan pencegahan terhadap potensi konflik di Kota Tual, artinya seluruh jajaran pe­merintah mesti turun gunung untuk menenangkan masyarakat agar tidak muda terpancing dengan setiap isu yang terbangun.

Ditambahkan, jika semua pihak bekerjasama untuk menahan diri maka, keamanan akan kembali pulih dan aktivitas ekonomi di Kota Tual secara umum dapat kembali berjalan dengan baik.(S10/S-25)