NAMLEA, Siwalimanews – Bendungan Waebini di Desa Savanajaya, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, jebol, mengakibatkan ratusan hektar sawah yang baru ditanami padi berumur sebulan, kini terancam gagal panen.

Pantauan Siwalima Kamis (21/1), bendungan Waebini dikabarkan jebol alias mengalami kerusakan parah pada Selasa malam (19/2) sekitar pukul 21.30 WIT Saksi mata, Ny Suparmi yang

rumahnya tidak jauh dari lokasi bendung Waebini menceritakan, sejak sore sudah terdengar suara gemuruh air di bendung tersebut.

Padahal saat itu di Desa Savanajaya hanya hujan rintik-rintik. Ia bersama beberapa warga tetangga sempat menengok ke sana dan menyaksikan datang air bah yang mengalir dari hulu dengan membawa kayu dan pohon tumbang.

“Airnya dari atas, mungkin terjadi hujan deras di sana. Airnya juga membawa kayu dan pohon.Terjadi erosi di atas karena dari dahulu selalu ada penebangan pohon kayu,” tutur Suparmi. Lanjut Suparmi, suara gemuruh di Bendung Waebini ini terasa sampai malam hari. Namun sekitar pukul 21.30 WIT suara itu tiba-tiba saja menghilang.

Baca Juga: Pemprov Diminta Serius Tagih Hutang Mess Maluku

Namun tidak ada warga yang berani mendekat lagi ke lokasi bendung, karena keadaan gelap gulita, ditambah lagi penerangan listrik PLN juga padam.

“Pagi baru kami merapat dan menyaksikan bendungnya sudah patah dan kondisinya rusak parah. Tidak tahu juga patahnya karena kualitasnya kurang bagus atau air bahnya yang kelewat kuat,” cerita Suparmi.

Sedangkan Misman, salah satu petani yang ditemui mengisahkan, pada Rabu pagi, ia pergi ke sawah dan kaget menyaksikan air tidak mengalir ke petakan sawah miliknya.

Bukan hanya Misman, tapi para petani lainnya mengalami kejadian serupa. Setelah bertanya sesame petani, mereka baru tahu dan dibuat kaget kalau bendung jebol. Setelah mengetahui kejadian tersebut, Misman dan para petani di Savanajaya ini kini galau, mereka dihantui rasa was-was jangan sampai terjadi gagal panen.

Misman dan petani lainnya mengakui, padi yang sudah mereka tanam kini baru berumur sebulan. Padi ini sangat membutuhkan air secara terus-menerus selama tiga bulan hingga menjelang panen.

Setelah mengalami kejadian ini, mereka belum punya solusi untuk mengatasi kekurangan air di sawahsawah yang luasnya mencapai ratusan hektar ini.

Ia dan kawan-kawan berharap, pemerintah segera turun tangan guna mengatasi masalah tersebut. Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Buru, Hadi Zulkarnen mengaku timnya telah turun ke TKP dan menemukan adanya kerusakan total di lokasi bendung. Masalah ini sudah dilaporkan kepada Bupati,

Ramly Ibrahim Umasugi. Setelah menyaksikan dan mempelajari kerusakan di bending tersebut, lanjut Hadi dalam waktu dekat ini akan dikeluarkan SK status bencana oleh bupati.

Dengan status bencana, maka instansi terkait yang nanti bertanggungjawab untuk segera melakukan perbaikan di lokasi bendung dalam waktu sesegera mungkin. (S-31)