AMBON, Siwalimanews – Puluhan warga Negeri Naku, Kecamatan Leitimur Selatan, dari mata rumah parentah, melakukan aksi damai di Baileo Rakyat Belakang Soya, Kamis (9/11).

Pantauan Siwalimanews, puluhan warga Negeri Naku, dengan mengenakan pakaian adat lengkap mendatrangi DPRD Kota Ambon, sekitar pukul 11.20 WIT. Mereka juga terlihat membawa gambar/foto mantan Raja Negeri Naku dan batu nisan milik mantan Raja Naku, Daniel Hasperz, serta satu spanduk yang bertuliskan Kami masyarakat Negeri Naku dan mata rumah parentah menolak dengan tegas Zadrak Gaspersz sebagai Kepala Pemerintahan Negeri Naku.

Tiba di depan Baileo Rakyat Belakang Soya, massa dari mata rumah parentah Negeri Naku langsung melakukan orasi. Andi Pesiwarisa perwakilan mata rumah meminta DPRD kota, dalam hal ini Komisi I, tidak mendukung, apalagi mendorong Penjabat Walikota Ambon untuk melantik Zadrak Gaspersz.

Mereka juga meminta DPRD agar dapat mengkaji persoalan Naku dari sisi sejarah, lantaran Zadrak bukanlah keturunan garis lurus.

“Kami punya semua bukti termasuk silsilah keturunan parentah. DPRD mestinya turut mengkaji apa yang diproses oleh Saniri itu. Kami minta agar komisi I bantu agar proses pelantilan ini ditangguhkan. Kalian dipilih oleh rakyat, maka apa yang menjadi aspirasi rakyat ini harus diperjuangkan. Sebagai masyarakat adat kami tolak Zadrak,” cetusnya.

Baca Juga: Raih Sertifikasi TKDN, ATI Terus Berkomitmen Dukung Program Pemerintah

Selain bukan garis keturunan kata Andi, istri Zadrak juga dianggap tidak memiliki perilaku yang baik, lantaran pernah viral karena aksi pencuriannya di gerai Indomaret.

“Mau jadi ibu PKK dengan moral seperti itu, aneh. Jadi DPRD harus tahu problem yang terjadi di Naku, dan tidak mendukung Penjabat Walikota untuk melantik dia (Zadrak),” pintanya.

Hal yamg sama juga disampaikan, anggota Saniri Negeri Naku Bil Gaspersz yang juga turut menolak pengusulan Zadrak sebagai calon Raja Negeri Naku yang diusulkan saniri negeri.

“Kami sudah menyertakan berbagai bukti dan alasan penolakan kami, kurang apa lagi. Kenapa kalian memuluskan saniri negeri untuk memproses orang yang secara fakta bukan keturunan raja ini,” tandas Bil.

30 menit berorasi, warga Naku kemudian diterima oleh anggota Komisi II DPRD Kota Ambon, Taha Abubakar, di ruang paripurna utama. Taha sendiri menemui warga Naku ini dikarenakan sebagian anggota DPRD, termasuk anggota komisi kabarnya sedang berada di luar daerah.

Dalam pertemuan itu Taha berjanji akan menyampaikan aspirasi warga Naku ke Komisi I, sebagai komisi terkait yang menjadi mitra pemerintah kota dalam hal penyelesaian proses pemilihan raja definitif.

“Saya akan melanjutkan apa yang disampaikan bapak/ibu ini ke komisi I, untuk nanti diteruskan kepada pimpinan,” janji Taha.

Usai mendengar penjelasan Taha, warga Naku kemudian membubarkan diri dengan aman dan tertib.

Sebelumnya penolakan terhadap Zadrak Gaspersz ini juga dilakukan oleh warga Naku di balai kota. Kedatangan mereka ke balai kota bertjuan untuk  meminta penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena tidak melantik Zadrak Gasperz sebagai Raja Negeri Naku, sebab yang bersangkutan bukan berasal dari garis keturunan lurus Raja Naku .

Namun sayangnya di Balai Kota mereka juga tak berhasil menemui penjabat Walikota Ambon, dan hanya ditemui oleh Kasatpol PP Richard Luhukay di depan balai kota.

Kepada warga Naku Luhukay menjelaskan, bahwa Penjabat Walikota Ambon maupun pejabat lainnya tidak berada di tempat, karena sedang bertugas di luar daerah. Namun ia berjanji akan menyampaikan apa yang disampaikan masyarakat kepada penjabat walikota.

“Saya mohon maaf kepada bapak/ibu sekalian karena saat ini pak penjabat sedang tidak ada karena lagi tugas di luar kota. Kemudian penjabat lainnya juga sedang tugas, sehingga nantinya apa yang menjadi aspirasi dan keinginan dari bapak/ibu sekalian akan saya sampaikan kepada pimpinan,” janji Luhukay.

Usai mendengar penjelasan dari Kasatpol PP, warga Naku kemudian bergerak menuju gedung DPRD Kota Ambon untuk menyampaikan hal yang sama. (S-25/Mg-03)