AMBON, Siwalimanews – Hujan deras yang meng­guyur Kabupaten Maluku Barat beberapa hari bela­kangan, mengakibatkan ban­jir menghantam puluhan rumah pada tiga lokasi ber­beda di kabupaten tersebut.

Pelaksana tugas Kepala BPBD Kabupaten Maluku Barat Daya, Dalma Eoh mengungkapkan, akibat derasnya hujan tersebut, terjadi bencana alam banjir dan longsor pada tiga titik di Kecamatan Romang dan Kecamatan Damer, pada Rabu (29/6) malam.

Dijelaskan, kejadian bencana alam terdata terjadi di tiga titik masing-masing, Dusun Rumkuda, Desa Jerusu Kecamatan Kepulauan Romang dan Desa Wulur, Keca­matan Damer.

“Sejauh ini berdasarkan laporan dari camat baru tiga titik lokasi bencana dan sudah kami perintah­kan untuk dilakukan pendataan lebih lanjut, guna memastikan daerah terdampak banjir dan tanah longsor,” jelas Eoh saat dikonfir­masi Siwalima melalui telepon selulernya, Kamis (30/6).

Dikatakan, dari data sementara yang diterima dari laporan masya­rakat ada rumah yang hanyut terbawa banjir yang terjadi di Wulur serta satu jembatan yang terputus.

Baca Juga: Ibrahim Minta LAN Perangi Peredaran Narkotika

“Saya belum terima data dari camat, ini data sementara dari warga di Wulur itu ada 4 rumah terhanyut akibat terbawa air, satu jembatan gorong-gorong putus. Dapat data dari masyarakat Jam 4 sore. Dan laporan pak camat di Wulur bahwa belum data karena mereka lebih fokus evakuasi warga yang terdampak,” jelas Dalma saat dihubungi Siwalima melalui telepon selulernya.

Selain itu, lanjutnya sebanyak 88 kepala keluarga atau sekitar 386 jiwa yang terdampak dimana mereka telah dievakuasi di balai desa dan rumah-rumah penduduk serta desa tetangga yang tidak kena dampak bencana.

“Kita sedikut terisolir karena ada gelombang tinggi, sehingga kapal-kapal tidak menuju ke Damer karena ada larangan BMKG, sehingga data ada sementara ada 88 KK terdampak terdiri 386 jiwa yang mengalami dampak, dan tanpa ada korban jiwa. Sudah evakuasi ke rumah penduduk yang tidak terdampak maupun ke desa tetangga,” ujarnya.

Menurutnya, sesuai laporan yang diterima sampai dengan saat ini belum ada korban jiwa akibat dari bencana alam banjir dan tanah longsor,  tetapi untuk korban harta benda ditafsir mencapai puluhan rumah milik masyarakat setempat.

Tak hanya rumah warga, tambah dia, bencana alam yang terjadi juga telah menghancurkan fasilitas penyeberangan seperti jembatan kecil atau gorong-gorong di Desa Jerusu, Kecamatan Kepulauan Romang.

50-100 Rumah Rusak

Sementara itu, Kepala Desa Wu­lur, Kecamatan Damer, Kabupaten MBD, Hendrik Rumihin mengung­kapkan, ada sekitar 50-100 rumah di Desa Wulur yang kena dampak bencana banjir bandang.

”Akibat banjir bandang, sekitar 50 rumah hingga 100 rumah meng­alami kerusakan berat maupun ring­an,” ungkap kades dalam video yang dikirim ke Siwalima, Kamis (30/6/).

Menurut Hendrik, ada tiga titik longsor di desa yang dipimpinya. Untuk itu, dia berharap, pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat segera membantu warga setempat.

”Jadi kami sangat berharap perhatian serius. Kami minta ada penanggulangan bencana dari pemerintah,” harapnya.

Kades juga mengku, ada empat sumber air yang turun dari pegunungan mengaliri desa yang dekat dengan lereng gunung itu.

”Nah, ini sumber air yang turun ketika hujan deras,” ujarnya dalam video tersebut.

Usul Status Darurat

Terhadap kejadian alam ini, BPBD Kabupaten MBD telah meminta Bupati Kabupaten Maluku Barat Daya, Benjamin Noach untuk me­ngeluarkan status darurat bencana sehingga langkah-langkah pena­nganan bencana lanjut dapat dilakukan.

Namun, sambil menunggu pene­tapan status darurat bencana diter­bitkan, BPBD BMD telah memin­takan seluruh camat baik yang berada di lokasi bencana maupun tidak untuk mendayagunakan seluruh potensi bantuan yang ada baik di tingkat kecamatan maupun desa masing-masing untuk tanggap darurat.

“Kami sudah meminta bapa bupati untuk mengeluarkan status darurat bencana dan diupayakan sore ini sudah ada agar kita dapat mengambil langkah-langkah cepat karena mekanismenya seperti itu,” tandas Dalma.

Ditambahkannya, sampai dengan saat ini BPBD MBD masih terus melakukan koordinasi dan me­mantau langsung lokasi ditiga titik bencana agar dapat dilakukan lang­kah-langkah selanjutnya. (S-20)