AMBON, Siwalimanews – Pemkot Ambon mulai menandai ratusan lapak yang tak bertuan di kawasan Pasar Mardika dan terminal yang nantinya akan dibongkar.

Lapak-lapak yang ditandai dengan tanda X menggunakan cat ini, adalah lapak-lapak yang telah dibayar oleh pedagang ke pihak pengembang, nbaik yang ada diatas trotoar maupun di Pasar Apung namun hingga kini tidak ditempati.

Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Ambon Fahmi Salatalohy, yang dikonfirmasi Siwalimanews melalui telepon selulernya, Kamis (6/10) membenrakan kalau petugas saat ini sementara turun untuk menandai lapak-lapak yang akan dibongkar.

“Ada sekitar 200 lebih lapak di Mardika yang sudah dipasang tanda silang X, dalam proses penertiban hari ini. Kita juga sudah data lapak kosong yang berada di Mardika, yang akan dibongkar. Lapak-lapak yang ditandai ini adalah lapak yang hingga kini belum dimanfaatkan atau tempati pedagang sesuai peruntukannya,” ujar Fahmi.

Pemkot sendiri kata Fahmi, memberikan waktu bagi para pedagang untuk segera menempati lapak-lapak tersebut, dalam satu pekan kedepan.

Baca Juga: Berkas Tiga Tersangka Korupsi KPU SBB Dilimpahkan ke JPU

“Tapi nanti kita koordinasi lagi dengan pihak pengembang agar tidak ada masalah di lapangan saat pembongkaran dilakukan,” ujar Fahmi.

Ia mengaku, lapak-lapak tersebut dibangun agar pedagang tidak lagi berjualan di badan jalan, sebab itu bakal membuat kondisi pasar menjadi macet. Namun faktanya, meski telah membayar, pedagang justru tidak menempatinya, dan memilih tetap berada di badan jalan.

“Untuk itu, pada penertiban hari ini, sedikit keras, termasuk pemberian tanda X sekaligus untuk mengidentifikasi nomor dan nama pedagang, siapa saja yang sudah membeli lapak, tapi belum menempatinya,” jelasnya

Mantan Kadis Pendidikan Kota Ambon itu menambahkan, setelah diberi tanda dan dilakukan koordinasi dengan pengembang, dipastikan pekan depan pembongkaran akan tetap dilakukan, jika tidak juga ditempati pedagang.

“Tadi, fokus kita di Pasar Apung Mardika. Karena kondisi pasar ini cukup gelap dan jarak lost satu ke lost yang lain sangat berdekatan, sehingga dikhawatirkan ada kerawanan sosial juga disitu. Makanya kita lebih fokus ke Pasar Apung,”ujarnya.

Pada pasar ini, tambahnya juga ada sebagian lost yang dijadikan sebagai gudang hingga tempat tinggal pasangan suami istri. Lost-lost ini juga akan dilakukan pembongkaran, jika dipergunakan tidk sesuai peruntuhkannya.

“Kita akan lakukan pembongkaran jika tidak dimanfaatkan sesuai fungsinya. Sama halnya dengan lapak-lapak kosong yang ada di atas trotoar itu, yang terisi sudah 60 persen, dan 40 persen lainnya yang belum. Kita sudah minta pihak pengembang ambil langkah segera diisi, kalau tidak, akan dibongkar juga,”tandasnya. (S-25)