NAMROLE, Siwalimanews – Pemerintah Kabupaten Buru Selatan terus melakukan segala langkah untuk mengantisipasi masuknya virus corona di kabupaten tersebut, salah satunya dengan membentuk 10 pos penjagaan.

Pos yang dibentuk pada pintu-pintu masuk ke kabupaten ini merupakan perpanjangan tangan dari tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Virus Corona guna menjadi tempat pemeriksaan bagi siapa saja yang ingin masuk ke Kabupaten Bursel.

“Kami sudah menempatkan petuas di 10 pos pada pintu-pintu masuk ke Bursel, yang pertama itu Pos Pelabuhan Laut Namrole, selanjutnya di Bandara Namrole, Pos Brimob, Pos Pelabuhan Leksula, Pos Pelabuhan Nanali, Pos Waehotong, Pos Pelabuhan Tifu, Pos Pelabuhan Ambalau, Pos Sal di Desa Pasir Putih, dan Pos Wesama di Desa Waetawa,” rinci Kadis Kesehatan Bursel, Ibrahim Banda kepada wartawan di Pos Utama tim GTPP di Kantor Bupati, Selasa (24/3).

Hingga saat ini, kata Banda, untuk terduga pengidap corona (suspect) tidak terdeteksi di Bursel, sedangkan untuk orang dengan pemantauan (ODP) sesuai dengan kriteria yang disampaikan oleh Kemenkes juga belum ada.

Sedangkan untuk warga yang melakukan perjalanan ke luar daerah maupun orang yang datang ke Bursel selalu dalam pengawasan tim GTPP, sebab dipastikan ada warga yang berbelanja ke luar daerah maupun yang datang.

Baca Juga: Tiga Warga SBB Kategori ODP Dikarantina

“Hal itu tetap ada, sebab tidak bisa dipungkiri dengan adanya kapal-kapal Pelni, pesawat, maka banyak masyarakat Bursel yang melakukan perjalanan untuk berbelanja maupun warga luar yang masuk ke sini,” ucapnya.

Dijelaskan, berdasarkan pemantauan tim, saat ini terdapat 1 orang dari Surabaya, namun sudah diawasi selama 5 hari dan orang itu, tidak mengalami gejala apa-apa, namun yang bersangkutan tetap isolasi mandiri di rumah.

“Ada juga dari Buton masuk melewati Namlea, itu juga masih diisolasi di rumah, begitu juga yang ada di pasar sudah diawasi tapi tidak menunjukan gejala apa-apa,” jelasnya.

Sementara dari pantauan Tim GTPP Virus Corona, ada 13 warga Bursel yang berbelanja ke Jakarta dan Surabaya. 9 orang sudah kembali ke Ambon menggunakan Pesawat Batik dan dari hasil koordinasi dengan Provinsi, 9 warga itu tidak membawa tanda-tanda terpapar corona.

“Tadi pagi sudah diinformasikan kepada kita bahwa 9 orang yang pergi beberlanja di Jakarta itu dikategorikan aman, tapi kita sudah kontak orangnya dan setelah mereka tiba Bursel kita akan pantau dan dirumahkan selama masa di atas 4 hari dan mereka sudah setuju begitu juga dengan 4 orang sisanya. mereka sangat kooperatif untuk melakukan pemeriksaan, pemantauan dan dirumahkan sesuai waktu yang ditentukan,” ungkap Banda.

Masih kata Banda, ada dua warga yang baru datang pagi tadi dan sempat menjadi kecurigaan masyarakat, dimana satunya itu mengalami batuk tapi batuknya sudah dua minggu.

“Kami mengawasinya saja dan belum masuk dalam kriteria ODP, sementara yang satunya hanya gejala flu, tapi suhu badannya dan gejala-gejala lain tidak menunjukan terjangkit Covid-19,” tuturnya.

Untuk Posko sendiri tambah Banda, yang sudah diaktifkan sebanyak dua yaitu Pos Bandara dan Pos Pelabuhan, sementara Pos yang lainnya akan diaktifkan secepat mungkin mengingat alat kelengkapan pendeteksi cepat seperti Thermo Gun baru tiba nanti pada Jumat atau Sabtu esok.

“Thermo Gun sangat langka, kalau alat pelindung diri, hari ini sudah tiba sebanyak 40 set. Jadi kita sudah bisa manfaatkan untuk rumah sakit dan pos-pos dengan aktifitas tinggi misalnya pelabuhan Namrole dan bandara. Sedangkan kantor-kantor seperti kantor bupati yang membutuhkan penyemprotan disinfektan akan kita laksanakan mulai sekarang,“ pungkasnya (S-35)