NAMLEA, Siwalimanews – Asisten III, Ir. Masri Bugis mewakili Bupati membuka Musda III Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Buru Tahun 2021, bertempat di aula Kantor Bupati Minggu (29/8).

Musda yang dibuka pagi hari itu dilakukan secara musyawarah dan mufakat, menunjuk Ustad H Harun Awad sebagai Ketua MUI Kabupaten Buru periode 2021-2026.

Harun Awad menggantikan Kiyai Haji Zainal A. Mubarak, sedangkan posisi Sekertaris MUI dijabat Hasanudin Tinggapi dan didamiingi oleh sejumlah pengurus harian.

KH Zainal tidak dipilih lagi, karena ia menyatakan mengundurkan diri dengan pertimbangan kesehatan. Namun ia berjanji akan tetap senantiasa memberi advis dan nasehat kepada pengurus yang baru terpilih.

Usai terpilih secara aklamasi duet  Harun Awad-Hasanudin Tinggapi dan kawan-kawan langsung dilantik Ketua MUI Maluku, Abdullah Latuapo.

Baca Juga: Sekda Lantik Kades Tanjung Karang

Sebelum itu, Abdullah Latuapo dalam sambutannya mewanti-wanti peserta Musda III MUI Kabupaten Buru agar pemilihan ketua dan sekertaris yang baru dilakukan secara musyawarah mufakat.

“Jangan sampai terjadi voting karena itu sama saja dengan mengadu domba sesama ulama yang terpilih secara voting dengan yang tidak terpilih,” katanya.

Sementara itu, Asisten I mengawali sambutan saat membuka Musda, menyampaikan salam dari Bupati Ramly Ibrahim Umasugi yang tidak berkesempatan hadiri langsung kegiatan tersebut karena sedang bertugas ke luar daerah.

Bupati dalam sambutan yang dibacakan Asisten I, menyatakan  menghargai dan menyambut dengan gembira diselenggarakannya musyawarah daerah Ke III Majelins Ulama Indoneisa Kabupaten Buru.

Bupati yakin, melalui forum seperti ini  akan tercipta komunikasi dan konsolidasi antar sesama anggota untuk membicarakan masalah-masalah yang mendasar bagi kehidupan organisasi, serta membahas masalah-masalah kemasyarakatan dan keagamaan yang pada hakekatnya merupakan moment terpenting dalam menjalankan amanat konstitusi organisasi.

Dikatakan, kalau kegiatan musyawarah ini bukanlah merupakan suatu peristiwa rutinitas biasa, karena Musda ini pada hakekatnya merupakan forum musyawarah tertinggi organisasi sebagai perwujudan kedaulatan organisasi yang berada di tangan para anggotanya.

Olehnya itu, musyawarah ini memiliki arti yang sangat penting dan strategis bagi organisasi, sebab dalam Musda ini nantinya akan ditetapkan kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan organisasi dalam periode kepengurusan berikutnya termasuk memilih dan menetapkan siapa yang dianggap mampu dan dipercaya memimpin organisasi ini kedepan.

Untuk itu, bupati harapkan dengan terselenggaranya musyawarah daerah ke III ini, para peserta dapat memanfaatkan momentum yang baik ini untuk melakukan konsolidasi wawasan dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi dan membangun kemandirian umat melalui pembangunan bangsa.

“Sebelum akhiri sambutan, saya mengucapkan selamat melaksanakan Musda ke III ini dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan keputusan yang terbaik bagi kelangsungan organisasi maupun pembangunan spritualitas masyarakat di daerah ini,” tandas bupati. (S-31)