AMBON, Siwalimanews – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi kembali memeriksa sejumlah petinggi Pemkot Ambon. Konon, pemeriksaan ini jadi pintu masuk untuk menjerat Walikota.

Bagaimana tidak, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang merupakan lembaga sentral yang mengkoordinasikan pelaksanaan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang di Indonesia, menemukan adanya transferan uang yang jumlahnya cukup fantastis ke rekening anaknya Walikota Richard Louhenapessy.

Jumat (25/6) siang, sejumlah petinggi di Pemkot Ambon datang memenuhi panggilan KPK di Kantor BPKP Perwakilan Maluku, Waihaong Ambon.

Mereka datang memenuhi panggilan lembaga anti rasuah itu, setelah sehari sebelumnya sudah menggarap sejumlah staf pemkot lainnya.

Informasi yang berhasil dihimpun Siwalimanews di Pemkot Ambon Jumat (25/6) menyebutkan, pemeriksaan KPK kepada para pejabat pemkot ini diduga terkait dengan kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Baca Juga: Sekot: Pemprov tak Ijinkan Taman Victoria Dijadikan Pasar

“Sebelumnya walikota, sekot dan beberapa pejabat lagi sudah pernah diperiksa KPK di Jakarta. Kasus ini juga muncul ketika PPATK temukan ada transferan masuk ke rekening anak walikota yang nilainya cukup besar,” ucap sumber tersebut yang enggan namanya dipublikasikan.

Menurutnya, untuk membuktikan kebenaran adanya transferan uang tersebut, maka hari ini dilakukan pemeriksaan lagi kepada para kepala dinas oleh KPK di Ambon.

“Semua kadis yang dapat undangan untuk hadir di Kantor BPKP untuk diperiksa KPK hari ini diwajibkan membawa print out rekening koran baik milik pribadi maupun dinas,” tuturnya.

Hal itu juga dibenarkan oleh Kadis Koperasi dan UMKM Kota Ambon, Marthen Kailuhu, usai menjalani pemeriksaan.

Usai diperiksa Jumat (25/6) sekitar pukul 15.35 WIT, kepada Siwalimanews, Kailuhu membenarkan adanya pemeriksaan sejumlah pejabat pemkot oleh KPK.

“Benar baru saja dilakukan pemeriksaan terkait tugas dan tanggungjawab yang saya jalankan di pemkot,” ungkapnya.

Ia juga mengaku, semua pejabat yang dapat undangan untuk diperiksa hari ini oleh KPK diminta untuk membawa bukti rekening koran, namun itu untuk apa, ia tidak mengetahuinya.

“Permintaan dari KPK itu untuk kita semua yang diperiksa hari ini, harus bawa bukti rekening koran, jadi tetap kita bawa untuk diserahkan ke penyidik KPK,” ungkapnya.

Sedangkan pejabat lainnya yakni, Kadis Kesehatan Wendy Pelupessy berkelit dan mengaku datang ke BPKP bukan untuk diperiksa, melainkan untuk berkoordinasi terkait kegiatan dinas yang dipimpinnya.

Kendati begitu, di tidak mau menyebutkan apa jenis kegiatan yang dikordinasikan di BPKP.

“Beta seng dapat periksa, beta datang untuk koordinasi dengan pak Andre tentang katong pung kegiatan,” ujar Pelupessy dengan dialeg Ambon.

Sedangkan mantan Kadis LHP Lucia Izack memilih menghindari wartawan.

“No, comment,” ucap Lucia sambil menjauhi wartawan dan meninggalkan gedung BPK Perwakilan Maluku.

Lucia sendiri sebelumnya sudah dijadikan tersangka oleh penyidik Kejari Ambon, lantaran diduga terlibat dalam korupsi anggaran bahan bakar di dinas yang dia pimpin.

Kepala LPSE Kota Ambon Vedia Kuncoro juga terlihat mendatangi Kantor BPKP  sekitar pukul 15.15 WIT. Walau demikian, dia enggan memberikan keterangan kepada wartawan.

Hingga berita ini diturunkan, pemeriksaan masih terus berlangsung. Sementara belum diketahui secara pasti berapa banyak kepala dinas yang diperiksa KPK. (S/45-S-51)