AMBON, Siwalimanews – Aroma korupsi dana pem­binaan olahraga di Ka­bupaten Maluku Tengah bernilai lebih dari 600 juta rupiah terendus.

Bagaimana tidak, angga­ran dana segar ratusan juta ruipiah itu tidak jelas perun­tukannya. Pasalnya, sampai saat ini seluruh cabang olah­raga di Malteng tidak ter­urus dengan baik, ditengah sedang menyiapkan  atlet untuk mengikuti seleksi Pra Pekan Olah Raga Na­sional di Jawa Tengah pekan mendatang.

“Saat ini seluruh cabang olahraga sedang menyiapkan atletnya untuk mengikuti seleksi Pra PON di Solo Jawa Tengah. Dimana proses seleksi masing-masing cabor sudah dan sebagian telah dilakukan. Ironisnya ada dana pembinaan bernilai ratu­san juta, sayangnya tidak dibiayai dengan dana pembinaan cabang olahraga yang kabarnya ada di kas KONI Malteng dengan nilai ratusan juta rupiah,” ungkap salah satu pengurus Cabang Olahraga yang meminta namanya tidak dipublikasi­kan kepada Siwalima di Masohi, Senin (12/6).

Dugaan penyimpangan anggaran pembinaan olahraga bernilai 600 juta lebih itu terkesan ada. Faktanya un­tuk menyiapkan para para atlet untuk mengikuti seleksi terpaksa meng­gunakan dana pribadi. Sebab permo­honan anggaran sampai pelaksa­naan dilakukan tidak kunjung di direalisasikan.

“Patut diduga ada apa dengan KONI Malteng yang mengelola dana pembinaan olahraga, namun ketika cabang olahraga mengajukan per­mo­honan sampai dengan kami mem­berikan keterangan ini tidak sepe­serpun dicairkan. Karennya diduga kuat ada penyimpangan,karennya ini harus diungkap dan diselidiki aparat penegak hukum,” sebutnya.

Baca Juga: Lagi, Kasie Pelayanan RS Haulussy Dituding Mark Up Anggaran

Dia mencontohkan, cabor atletik yang mengajukan permohonan anggaran sebesar 84 juta rupiah  untuk akomodasi 17 atlet mengikuti seleksi Pra PON di Ambon, dimana pengurus cabor harus mencari pinjaman uang di luar untuk mem­biayai akomidasi para atlet.

“Silakan di cek ke cabang-cabang olahraga. Contoh kasus cabang Atletik. Mereka bermohon anggaran untuk membiayai akomodasi atlet mengikuti pra PON di Ambon mengunakan dana dari luar. Padahal mereka memiliki atlet berprestasi yang berhasil menjadi juara umum pada kegiatan Popmal Desember 2022 lalu. Kasihan mereka akhirnya berangkat dengan persiapan se­adanya, sebab tidak mendapat ban­tuan dari Pemkab Malteng melalui KONI,” sebutmnya..

Dia meminta penyidik Polres Mal­teng dan Kejaksaan Negeri Malteng menyelidiki kasus pengunaan dana pembinaan olahraga Kabupaten Mal­teng bernilai ratusan juta rupiah itu.

“Kami mendesak apara kepolisian dan Kejaksaan Negeri Malteng membidik dugaan penyimpangan anggaran dana Pembinaan Olahraga Malteng itu. Sebab tidak jelas per­untukannya, alhasil cabang olah­raga menderita bahkan ada yang hutang sampai dengan sekarang karena tidak dibiayai sama sekali,” katanya.

Terpisah Pasi Cabang Olahraga Atletik Malteng, E Kaihena membe­narkan pernyataan itu. Menurutnya pihaknya tidak seperserpun mene­rima bantuan dana untuk pembia­yaan seleksi Pra PON di Ambon.

“Itu fakta, kami telah menyam­paikan permohonan anggaran dalam bentuk proposal dengan nilai 84 juta rupiah untuk membiayai seleksi pra PON bagi 17 atlet di Ambon. Namun sampai selesai kegiatan seleksi 1 rupiah­pun tidak diterima,” tegas Kaihena.

Menurutnya, telah berulang kali melakukan koordinasi dengan se­mua pihak baik itu Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Ketua Harian KONI namun hasilnya nol besar. Tidak ada dana seperti  yang diterima.

“Jangankan 5000 perak 1000 rupiahpun tidak  kami terima. Kami koordinasi berulang kali,namun apa hasilnya. Semuanya omong kosong belaka,” cetus Kaihena.

Dia menegaskan, akibat dari itu pihaknya memberangkatkan para atlet dengan anggaran pas-pasan. Bahkan sampai dengan sekarang masih ada hutang yang belum bisa dibayarkan.

“Kasihan  para atlet kami. Mereka harus mengharumkan nama daerah. Namun kasihan sampai mereka se­lesai seleksi tidak ada satu rupiah­pun tidak ada. Meski begitu kita berhasil meloloskan 6 atlet untuk berangkat ke Solo nanti,” tuturnya. (S-17)