AL, KKP & Polairud Diminta Awasi Ketat Laut Aru
AMBON, Siwalimanews – TNI-AL, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Polairud diminta tingkatkan pengawasannya di perairan laut Aru. Kondisi perairan laut Aru saat ini sangat memprihatinkan lantaran berbagai peristiwa tindak pidana rentan dan kerap terjadi.
Sebut saja perkelahian antar sesama ABK di kapal-kapal pencari ikan dan lainnya. Kemudian perampokan di tengah laut yang akibatnya sejumlah kapal mulai meninggalkan Aru termausk yang terakhir perbuadakan yang dilakukan kapal asing terhadap ABK asal Indonesia.
Wakil Ketua Komisi A DPRD Provinsi Maluku, Amir Rumra mengatakan, laut di Arafura sudah tidak aman lagi untuk melakukan aktivitas perikanan, karena dari sisi kenyamanan sudah tidak aman, sehingga dimintakan kepada pihak-pihak terkait yakni TNI-AL, KKP dan Polair untuk lebih meningkatkan pengawasannya.
“Wilayah Laut Arafura itu merupakan daerah perbatasan dan rata-rata laut di Maluku Tenggara adalah berbatasan dengan negara tetangga, jika tidak diawasi dengan ketat ditakutkan kasus ini akan terus terjadi dan menambah korban,” tandas Rumra, kepada Siwalima, melalui telepon selulernya, Senin (9/9).
Politisi PKS ini juga meminta agar kasus penganiayaan dan perampokan yang terjadi pada kapal-kapal di Laut Arafura itu jangan dipandang sebelah mata sehingga dibutuhkan pengawasan yang lebih ketat.
Baca Juga: Amahusu Minta Pemprov Tunda Bayar Lahan RSUD“Ini penting sekali, karena Laut Arafura ini daerah perbatasan karena kemungkinan besar wilayah ini juga akan terjadi pula berbagai tindak kejahatan lainnya seperti illegal fishing dan illegal oil,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Maluku, Temmy Oersepurny. Anggota DPRD Maluku dapil Kota Tual, Kabupaten Malra dan Kepulauan Aru ini mengingatkan berbagai stakeholder yang berkepentingan untuk melakukan pengawasan yang ketat di Laut Arafura.
“Saya meminta kepada semua stakeholder yang berkepentingan baik TNI AL, Polair dan KKP agar lebih melakukan pengawasan yang ketat karena di Laut Arafura sudah begitu banyak kapal-kapal dan KKP yang memberikan izin, jangan hanya memberikan izin saja tetapi juga harus pengawasan,” tegas Oersepurny, kepada Siwalima, di DPRD Maluku, Senin (9/9).
Laut Aru Memanas
Sebelumnya diberitakan, Perairan Aru terus memanas, setelah pembantaian sesama ABK KM Mina Sejati, kini satu lagi peristiwa perampokan dialami KM Pulau Mas 162 Selasa (3/9) malam.
Perampokan dilakukan sekelompok orang tidak dikenal saat posisi kapal antara Perairan Aru dan Kepulauan Kei. Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Adolof Bormasa dalam konferensi pers, Rabu (4/9) di Café Gospel Dobo mengakui ada peristiwa tersebut. Namun ia menolak peristiwa itu disebut perampokan atau pembajakan.
“ini merupakan kriminal murni dan bukan perompak atau pembajakan,” tandas Bormasa.
Dikatakan, perampokan ini terjadi setelah KM Pulau Mas 162 berlayar dari arah Tual menuju Dobo, dan pada posisi antara laut Aru dan laut Kepulauan Kei, sekelompok orang berjumlah lima orang menggunakan senjata tajam dengan ditumpangi kapal kecil menghampiri KM. Pulau Mas 162 kemudian naik ke kapal dan mengancam ABK dan nakhoda, selanjutnya merampok uang tunai sebanyak Rp. 369 juta.
“KM. Pulau Mas 162 merupakan kapal pembeli ikan segar (hidup) dari Bali,” kata Bormasa.
Peristiwa itu terjadi saat KM Pulau Mas berada di posisi Perairan Aru dan Kei. Polres Aru tambah Bormasa akan koordinasikan dengan Polres Maluku Tenggara untuk samasama melakukan penyelidikan kasus ini.
“Sebelumnya, berdasarkan informasi awal dari nakhoda KM Pulau Mas 162. kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi, sebelumnya ketika mereka berada di perairan karat (Saumlaki) dan Tual,”ungkap Bormasa.
Dikatakan, saat ini KM Pulau Mas 162 sementara berlabuh di Dobo dan seluruh ABK dan nakhoda sementara diamankan untuk pengambilan keterangan. “Kita akan terbuka secara transparan sehingga tidak ada image negatif terhadap kita di Kabupaten Kepulauan Aru, bahwa Perairan Aru rawan dengan perampokan,” ujar Bormasa. (S-25)
Tinggalkan Balasan