AMBON, Siwalimanews – Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IA Ambon Arif Muljanto mengatakan, aktivitas logistik di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon masuk dalam ketegori tersibuk.

Pasalnya, pelabuhan ini juga merupakan salah satu aktivitas logistik yang cukup banyak di wilayah timur Indonesia, dimana rata-rata logistik yang turun di pelabuha ini 200 peti kemas. Selain itu, Pelabuhan Yos Sudarso Ambon juga merupakan satu-satunya pelabuhan di dunia, yang memiliki pelabuhan peti kemas.

“Ini, satu-satunya pelabuhan di dunia yang memiliki terminal peti kemas yang sama dengan pelabuhan penampung menjadi satu. Pelabuhan lain tidak ada, sehingga semua aktivitas ada disini, dan ini sudah kami laporkan ke kementrian, sebab sangat rawan,” ungkap Arif  dalam acara coffee moring yang berlangsung di ruang tunggu Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Kamis (1/2).

Namun disisi lain kata Arif, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada pihak BIN, TNI dan Polri serta pihak lainnya yang selalu menjaga aktivitas yang berlangsung di pelabuhan ini, dengan status pelabuhan ini, maka pihaknya juga  melaporkan ke KPK, karena terkait peti kemas yang juga dalam pantauan KPK.

“Jadi kepadatan penumpang  yang cukup banyak dan aktivitas peti kemas, sehingga kami harus menjaga ritme itu. Kalau di Jawa, logistik dimunculkan dari daratan bisa. Tapi di Maluku, satu-satunya cuma di pelabuhan ini. Oleh karena itu ketika dia masuk dalam pantauan KPK, itu betul-betul kami jaga, bersama pihak Bea Cukai juga,” ujar Arif.

Baca Juga: Ombusdman Harap Pelayanan Publik Pemkot Jadi yang Terbaik di Indonesia

Apalagi kata Arif, pelabuhan ini menjadi pelabuhan terbesar ke 4 setelah Tanjung Priok Surabaya, Makassar kemudian Ambon. Untuk itu, pengamanan super ketat perlu dilakukan. Namun yang masih menjadi persoalan, yakni masih saja ada bahan-bahan kimia berbahaya yang bisa lolos, bahkan ke atas kapal, sehingga persoalan itu menjadi catatan besar bagi KSOP, karena pada tingkat kementrian  tahu itu berasal dari Maluku.

“Pak Menteri, pak Dirjen nanya gimana persoalan yang ada di Maluku. Saya harus menyampaikan bahwa wilayah Maluku memang diperlukan sosialisasi. Kita tidak bisa selalu tegak lurus dalam penindakan. Untuk itu, kita butuh masukan juga. Kami berterima kasih kepada teman-teman yang terus menjaga dengan keterbatasan yang ada,” ucap Arif.(S-25)