AMBON, Siwalimanews – Dihantam ombak tinggi dan angin kencang, Kapal Motor Pe­nyeberangan (KMP) Layur, yang berlayar dari Negeri Kulur, Keca­matan Saparua, Maluku Tengah, tujuan Dusun Wailei, Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Seram Bagian Barat, karam.

Beruntung seluruh penumpang ber­jumlah 78 orang yang ada di kapal tersebut selamat dan dievakuasi ke darat.

Kapal dengan bobot 176 GT itu kesulitan berlabuh, lantaran tinggi­nya gelombang yang disertai angin kencang.

Selama ini karena tidak ada der­maga di sana, pemerintah menjadi­kan pantai Wailey sebagai pela­buhan jadi-jadian.

Informasi yang diperoleh Siwalima menyebutkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIT. Saat itu kapal sudah posisi bejing di Pantai Wailey untuk menurunkan penum­pang. Namun angin dan ombak menghantam dari lambung kiri kapal, sehingga tidak mampu memperta­hankan posisi mengakibatkan ter­dampar di Pantai Wailey.

Baca Juga: Tasso: Guru dan Siswa Belum Vaksin Belajar Jarak Jauh

Ratusan penumpang baik perem­puan, laki-laki dan anak-anak his­teris. Suasana mulai kacau setelah sejumlah penumpang menyelamat­kan diri dengan melompat dari atas kapal dan berenang ke pantai yang jaraknya hampir 50 meter itu.

Untuk menghindari terjadinya bahaya, nakhoda menginstruksikan seluruh ABK dan dibantu masyarakat sekitar, mengevakuasi penumpang.

Evakuasi dilakukan dengan cara penumpang turun dari samping kapal dengan bantuan tali.

Dari daftar manifest, jumlah penumpang kapal 78 orang. Dengan perincian, perempuan 40 dan laki-laki 38 orang. Kendaraan roda dua 35 unit, roda empat lima unit dan roda enam satu unit.

Sayangnya, terdapat penumpang yang tidak dimasukan di daftar manifes, sehingga jumlah penumpang lebih dari 100 orang. Hingga berita ini diturunkan, po­-sisi kapal milik ASDP itu sekarang sementara ditarik oleh KMP Rokatenda menuju ke Pelabuhan Hunimua untuk perbaikan.

Manager ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ambon, Rahmadi Nugroho yang dikonfirmasi terkait peristiwa tersebut membenarkannya.

Menurut dia, kejadian tersebut diakibatkan kondisi cuaca yang buruk disertai gelombang tinggi.

“Iya benar, jadi kejadiannya diakibatkan cuaca buruk sehingga kapal kesulitan bersandar akibat dihantam gelombang,”ungkap Nugroho.

Pasca kejadian katanya seluruh penumpang kapal berhasil dievakuasi dengan selamat.

“Saat ini seluruh penumpang sudah berhasil dievakuasi,” pungkas Nugroho.

Tuai Kecaman

Tragedi KMP Layur mendapat kecaman dari masyarakat melalui media sosial facebook. Salah satu akun facebook S.J Sahertian mengecam dengan keras  pemerintah daerah menjadikan pantai itu sebagai dermaga, padahal sesungguhnya tidak ada dermaga di sana.

Menurut Sahertian, yang nampak di Pantai Wailey hanya tiang-tiang dermaga yang sudah berdiri bertahun-tahun, dimana proyek pembangunan dermaga penyeberangan di Wailey tidak pernah selesai, dan itulah proyek macet.

Sahertian meminta dinas terkait evaluasi kendala pembangunan proyek ini.

Anggota DPRD Maluku, Anos Yeremias juga memposting terdamparnya KMP Layur tersebut. Sayangnya politisi Golkar ini hanya menceritakan kronologis dari peristiwa tersebut.

Tapi setelah dikonfirmasi, Yere­-mias mengaku prihatin dengan peristiwa itu. Dia menghimbau kepada masyarakat khususnya di Kepulauan Lease, Ambon dan Seram untuk lebih waspada dan menghargai warning pihak BMKG.

“Sebenernya masyarakat harus menghargai warning BMKG. Kita tidak bisa memprediksi cuaca saat ini. Cuaca dengan secepatnya berubah, sebab itu masyarakat yang hendak berlayar sebaiknya mencari informasi ke BMKG,” himbau Yeremias.

Disisi lain, ia juga berharap seluruh stakeholder khusus KSOP untuk terus berkoordinasi bila perlu menghentikan pelayaran bagi kapal-kapal rakyat, speed boat dan semacamnya jika cuaca ekstrem.

“Disini peran KSOP, kalau cuaca tidak bersahabat, sebaiknya jangan izinkan kapal-kapal rakyat berlayar, berbahaya, teruslah koordinasi dengan BMKG,” harapnya.

Kecelakaan Lain

Sementara itu, speed boat Rikma tujuan Katapang, Hitu, yang mengalami mati mesin di Perairan Leihitu nyaris tenggelam Selasa (28/12). Beruntung Polsek Lehitu yang mendapat informasi langsung begerak cepat dengan mengerahkan personil serta meminta bantuan Danramil Leihitu,  Satgas BKO Yon Arhanud 11 WBY serta juragan speed boat Teluk Huamual Star untuk melakukan pertolongan dan evakuasi 31 penumpang ke darat.

“Saya dapat informasi dari dalah satu penumpang speed yang meminta bantuan pertolongan, karema speed boat yang mereka tumpangi sementara terombang ambing karena mati mesin di tengah laut dengan kondisi laut berombak besar, dan angin kencang,” jelas Kapolsek Leihitu, Julkisno Kaisupy kepada Siwalima.

Usai mendapat informasi dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak mantan Kapolsek Teluk Ambon ini bersama personil Polsek Leihitu, Koramil Leihitu, dan personil Satgas BKO Yon Arhanud 11 dan sejumlah masyarakat Hitu menggunakan speed boat Teluk Huamual Star menuju ke tengah laut  membantu melakukan pertolongan.

Alhasil seluruh penumpang kapal yang terdiri dari 5 ABK dan 26 Penumpang yakni 19 orang dewasa dan 7 Anak berhasil dievakuasi.

“Dari keterangan ABK,  speed menggunakan 3 mesin 40 PK, namun 2 mesin ganguan sehingga speed bergerak hanya menggunakan 1 mesin, tapi alhamdulilah seluruh penumpang sudah berhasil dievakuasi dengan selamat berkat bantuan rekan rekan TNI dan masyarakat setempat termasuk pemilik speed yang kita gunakan untuk evakuasi para penumpang,” ungkapnya.

Kecelakaan yang sama juga dialami KM Sinar Ai Selasa (28/12). Kapal dengan rute Pulau Naira tujuan Pulau Ai Kecamatan Banda Kabupaten Malteng ini mengalami mati mesin di sekitar perairan Pulau Ai.

Beruntung Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi seluruh penumpang bermuatan 43 orang itu ke darat. Kepala Kantor SAR Ambon, Mustari dalam rilisnya menjelaskan, informasi matinya kapal diterima dari Babinsa Pulai Ai yang melapor ke Pos SAR Banda.

Menurut informasi Koordinator Pos SAR Banda, kapal itu berangkat dari Pulau Naira tujuan Pulai Ai Pulau Banda Kababupaten Maluku Tengah sekitar pukul 12.30 WIT, namun sesampainya di belakang Pulau Gunung Api, kapal dihantam gelombang tinggi yang mengakibatkan rusaknya mesin.

“Kapal motor dengan panjang 12 meter berwarna putih tersebut sempat terombang-ambing selama 2 jam sebelum berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan,”jelas Mustari.

Tim SAR gabungan yang meli­-batkan Pos SAR Banda, Koramil Banda,TNI AL, dan masyarakat setempat yang menemukan kapal langsung mengambil langkah cepat dengan mengevakuasi seluruh penumpang.

Gelombang 6 Meter

BMKG kembali menghimbau masyarakat untuk waspada tinggi gelombang di perairan Maluku. BMKG Stasiun Maritim Ambon, mengeluarkan peringatan dini akan adanya gelombang tinggi capai 6 Meter.

Prakirawan BMKG Maluku Suaif Iriayanto  menjelaskan, peringatan dini gelombang tinggi ini berlaku mulai 27 sampai dengan 29  Desember pukul 09.-00 WIT.  Untuk Gelombang dengan tinggi 1,25-2,50 meter berpeluang terjadi di Perairan Buru, Perairan Ambon-Lease, Perairan Selatan Seram.

“Sementara untuk tinggi gelombang 2,50-4.0 meter berpeluang terjadi Laut Seram,Laut Banda, Perairan Sermata Leti, Perairan Babar, Perairan KAI, Perairan Aru,” ungkap Iriyanto.

Selain itu,untuk tinggi gelombang 4,0-6,0 meter berpeluang terjadi di Perairan Tanimbar dan Laut Arafuru.

Untuk pola Angin di wilayah Indonesia bagian Utara dominan bergerak dari arah barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 5-20 Knot.

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat -utara dengan kecepatan. Angin berkisar 5-30Knot . Kecepatan angin tertinggi terpantau dilaut Flores , Perairan Kepulauan Sermata , Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Kai, Kepulauan Aru,Laut Banda,dan laut Arafuru.

“Oleh sebab itu, BMKG Stasiun Maritim Ambon berharap kepada seluruh masyarakat atau nelayan agar memperhatikan resiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran,” himbaunya.

Dia juga mengingatkan untuk perahu nelayan di larang berlayar pada kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang diatas, 1,25 meter. Sementara untuk kapal tongkang dilarang berlayar pada kecepatan angin diatas 16 knot dan tinggi gelombang 1,5 meter.

Sedangkan kapal ferry dilarang berlayar pada kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang diatas 2,5 meter, kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar dilarang berlayar pada kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter.

Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada. (S-45/S-51)