715 Nakes Gagal Vaksinasi
AMBON, Siwalimanews – Sebanyak 715 tenaga kesehatan (Nakes) Kota Ambon gagal melakukan proses vaksinasi Covid-19.
“Dari hasil skrining, 715 orang ini sudah tidak bisa disuntik vaksin, sebab mereka ada yang menderita penyakit jantung, ginjal, pernah positif corona dan penyakit berat lainnya. Dan itu tidak bisa lagi,” jelas Kadis Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Kamis (4/2).
Menurut Pelupessy, penyuntikan vaksin Covid-19 tidak bisa dilakukan terhadap 715 orang tersebut, dikarenakan kebanyakan memiliki penyakit bawaan yang dikategorikan komorbid berat.
“Dari hasil skrining 715 orang ini sudah tidak bisa disuntik vaksin. Sebab mereka ada yang menderita penyakit jantung, ginjal, pernah positif corona dan penyakit berat lainnya. Dan itu tidak bisa lagi,” ujar Pelupessy.
Pelupessy mengungkapkan, awalnya sebanyak 3.844 nakes ditargetkan untuk melakukan vaksinasi, namun karena beberapa hal mendasar maka sampai saat ini belum terealisasikan seluruhnya.
Baca Juga: 10 Jam Dirawat, Pasien Covid Asal Ambon Meninggal“Target 3.844, sudah terdaftar 3.525, sementara hasil skrining bagi yang bisa disuntik vaksin sebanyak 2.052 orang. Kalau skrining ditolak itu ada 715. Yang ditolak ini, artinya mereka tidak bisa lagi divaksin, “ paparnya.
Dalam proses skrining yang dilakukan tim vaksinator, sebanyak 742 nakes terancam tidak dapat melakukan vaksinasi, dikarenakan hasil yang menunjukkan proses tersebut tak dianjurkan.
“Ada hasil skrining tertunda dan ada tertolak. Kalau tertolak berarti tidak bisa lagi divaksin. Kalau tertunda maka masih bisa diupayakan. Makanya kita akan usaha untuk 742 hasil yang tertunda itu, agar bisa divaksin, “ jelasnya.
SDM Kesehatan yang hasil skriningnya tertunda, akan dipantau oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon selama tiga hari. “Kita akan pantau perkembangan mereka selama tiga hari, kalau sudah memungkinkan maka harus skrining ulang, “ katanya.
“Mereka yang hasilnya tertunda itu, karena ada mengidap penyakit hipertensi dan lain sebagainya. Nah, nanti dipantau kemudian diberi obat sampai tiga hari. Selanjutnya mereka akan divaksin, kalau skrining tertunda lagi, otomatis mereka kembali mendapatkan perawatan selama tiga hari seperti biasa, “ tutupnya. (S-52)
Tinggalkan Balasan