AMBON, Siwalimanews – Sebanyak 600 personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk meng­amankan kepulangan pengungsi Kariu, yang terdampak konflik sosial di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.

Rencananya pengungsi Kariu yang saat ini menetap di Negeri Aboru akan dipulangkan ke negeri asal pada Senin (19/12).

“Personil gabu­ngan TNI-Polri yang dikerahkan berasal dari Polresta Ambon, Direktorat Samapta Polda Malu­ku, Satuan Brimob, Direktorat Pol­ai­rud, juga meli­batkan personil Rai­der 733,”jelas Penja­bat Sementara Kasi Humas Polresta Ambon, Ipda Moyo Utomo kepada wartawan, Minggu (18/12).

Kata dia, untuk memastikan pro­ses pemulangan pengungsi Kariu aman, personil gabungan yang disiagakan telah diberangkatkan menuju pulau Haruku untuk mem­per­siapkan kesiapan pengama­nan.

“Hari ini juga personil gabungan TNI-Polri ini sudah dikerahkan ke Pulau Haruku, untuk memper­siap­kan proses pemulangan peng­ungsi Kariu,” tandasnya. (S-10)

Baca Juga: Wattimena Harap Gereja Bantu Pemerintah Tingkatkan Ekonomi Umat

Dipulangkan Secara Perlahan

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Deputi II Kantor Staf Pre­siden, Abetnego Tarigan memasti­kan akan memulangkan secara perlahan pengungsi Kariu dan me­realisasikan tuntutan dan harapan masyarakat.

Hal ini ditegaskan Tarigan dalam pertemuan bersama pemerintah daerah dan unsur TNI-Polri. Ter­masuk tokoh adat dan masyarakat setempat yang digelar oleh pihak istana kepresidenan.

“Pertemuan ini kami laksanakan guna update perkembangan terkini dan kedepan.

“Kita berencana 19 Desember 2022 ini akan melaksanakan pe­mulangan dan secara perlahan akan merealisasikan tuntutan atau harapan masyarakat, baik reha­bilitasi rekonstruksi dan juga per­ladangan serta kebun dan tempat upacara adat,” ujar Tarigan dalam rapat secara virtual, Rabu (14/12) yang dipimpinnya dan diikuti Pemda dan unsur TNI-Polri dari ruang kerja kepala Dinas PUPR Maluku di Jalan D.I. Panjaitan No.2, Uritetu, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

Dalam pertemuan ini juga meli­batkan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pe­muda Negeri/Desa Pelauw, tokoh agama, tokoh adat, tokoh mas­yarakat dan tokoh pemuda Negeri Kariuw ini.

Penjabat Bupati Maluku Tengah, Muhammad Marasabessy me­nyam­paikan, langkah-langkah kongkrit yang terukur dalam rangka pemulangan, sekaligus merumus­kan rencana aksi jangka pendek dalam tujuan pemulangan peng­ungsi Desa Kariu.

Dalam pemulangan nanti ter­dapat sejumlah permintaan yang telah ditindak lanjuti, mulai dari pernyataan sikap Negeri Pelauw, masyarakat meminta untuk tidak beraktivitas di kawasan Hua Rual, serta permintaan maaf secara terbuka dari masyarakat Kariu.

“Larangan aktivitas di kawasan Hua Rual  ditetapkan dengan keputusan bupati Nomor 590-745 Tahun 2022,  Untuk pengembalian batu keramat kami sudah laksa­nakan di lokasi Hua Rual semen­tara, terkait permintaan maaf masyarakat Negeri Kariuw juga sudah dilaksanakan,” tutur Mara­sabessy.

Selanjutnya, terkait pengeru­sakan situs adat sebagai salah satu akar masalah konflik sosial Negeri Pelauw dan Negeri Kariu, Marasabessy mengatakan peme­rin­tah dan masyarakat Kariu me­nyatakan tidak pernah melakukan tindakan pengrusakan tersebut.

Kemudian, keputusan tapal batas Pemda bersama TNI-Polri sudah dilakukan sehingga 5 point tuntutan warga Negeri Pelauw  telah terealisasi.

Marabessy, merincikan rencana pemulangan pengungsi Kariu terdiri dari 109 kepala keluarga (KK) dengan pembiayaan dana sebesar Rp113.000.000, disam­ping sembako dan kebutuhan lainnya.

Sedangkan untuk rehabilitasi perumahan, pemda akan beker­jasama dengan TNI-Polri.

“Persiapannya sudah matang selain bantuan ada pemberian BLT dari Dinas Sosial  salurkan selama 3 bulan dengan besaran Rp335. 000 per Kepala Keluarga, disam­ping bantuan dari Kementerian Sosial, termasuk juga disiapkan  dana untuk penerangan dan merahabilitasi air bersih serta pos pengamanan.

Sementara itu, Kapolresta Ambon dan Pulau-pulau Lease, Kom­bes Raja Arthur Lumongga Sima­mora, dikesempatan itu melapor­kan, terkait pengamanan  ada sebanyak 152 personil dikerahkan.

“Selain personil, pengamanan pemulangan sampai dengan Natal kami akan melibatkan mas­yarakat Pulau Haruku sehingga dapat berjalan dengan aman. Pemulangan ini juga akan kami lakukan secara tradisi adat dengan dihadiri oleh seluruh raja-raja se Pulau Haruku,”ujar Kapolresta Ambon.

Dikesempatan yang sama Raja Negeri Pelauw, Rasyad Effendi Latucosina, menegaskan mendu­kung pemulangan pengunsi warga Negeri Kariu. (S-10)