AMBON, Siwalimanews – Sejak dibukanya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Pattimura yang hingga kini genap berusia 60 tahun, telah mengalami perubahan yang cukup pesat.

Untuk itu Rekto Unpatti M.J Saptenno bersama para dosen dan juga mahasiswa, harus memiliki  tanggung jawab yang besar untuk membangun FKIP agar lebih berkembang lagi.

“Perayaan Dies Natalis FKIP Unpatti jatuh pada tanggal 10 September 2021 pada usia 60 tahun. Untuk itu pimpinan universitas, para dosen dan mahasiswa punya tanggungjawab untuk mengembangkan fakultas ini,” ucap Dekan FKIP Izaac Wenno dalam arahannya saat meluncurkan Pekan Olahraga Kreatifitas Entrepreneurship (OKE) di Kampus FKIP, Senin (16/8).

Oleh sebab itu, Wenno mendorong mahasiswa FKIP Unpatti agar mampu meningkatkan proses belajar yang berkualitas. Dahulu jumlah dosen pada FKIP sangat sedikit, namun saat ini cukup banyak, itu artinya FKIP sudah mengalami perubahan yang sangat besar.

Dengan adanya  transformasi FKIP di usia ke-60, memang harus diakui banyak perubahan cukup drastis mulai dari akademik sampai dengan kemahasiswaan.

Baca Juga: Yunaedi Jabat Kepala BPKP Perwakilan Maluku

“Harus diperhatikan juga bahwa, ada tanggung jawab yang harus dilihat sebagai civitas akademik FKIP, jadi bukan soal jumlah mahasiswa banyak, namun dilihat dari kualitas mahasiswanya dan proses belajarnya,” ucap Wenno.

Saat ini kata Wenno, FKIP memiliki jumlah guru besar sebanyak 15 orang, jumlah doktor 97 orang, magister 146 orang, sehingga dengan jumlah sumber daya yang banyak ini, berarti  harus punya SDM yang  berkualitas.

“Transformasi ini diharapkan harus betul-betul menciptakan generasi yang cakap dan berkualitas generasi yang cerdas, bukan hanya mendapatkan indeks prestasi yang tinggi, tetapi dapat menghasilkan calon-calon pimpinan berkualitas,” ujarnya .

Ia berharap, kedepan dengan diluncurkannya Pekan OKE ini, bukan hanya orientasinya pada olahraga, tetapi orientasi terhadap kreativitas dan yang paling aktif adalah enterpreneurship.

“Jadi memang kompetensi utama kita adalah guru, tetapi kita punya profit bukan hanya menjadi seorang guru yang profesional, tetapi bisa menjadi pbisnis,” pungkasnya. (S-51)