AMBON, Siwalimanews – Sedikitnya 20 siswa SD dan SMP di Kota Ambon mengikuti, pelatihan alat musik tradisional yang digagas oleh UPTD Museum Siwalima Ambon, dan berlangsung di Gedung Theater Museum Siwalima Ambon, Senin (15/6).

Kegiatan yang berlangsung selama 20 hari ini hingga Jumat (10/7) menghadirkan, dua orang pelatih yakni J Silooy pelatih sanggar Boyratan dan Filia Pattinasarany mahasiswa IAKN jurusan musik Gerejawi.

Kepala UPTD Museum Siwalima Ambon, Jean Saiya mengatakan, Kota Ambon telah ditetapkan sebagai kota musik dunia sebagaimana yang ditetapkan oleh UNESCO pada tanggal 31 Oktober 2019 lalu.

Penetapan ini tentunya sudah melalui tahap dan persyaratan yang sudah ditetapkan oleh UNESCO.  Sebagai kota musik dunia, maka pemusik-pemusik di Kota Ambon harus menjadi pemudik yang berkualitas bukan saja bermain musik secara otodidak, tetapi teori-teori bermusik harus diketahui dan dipelahari, sehingga akan lahir pemusik dari kota ini yang berkualitas dalam bermain alat musik.

Dijelaskan, museum Siwalima memilih alat musik tradisional sebab tentunya, anak-anak harus sejak dini diajarkan mencintai alat musik tradisional, karena saat ini anak-anak pasti ditawarkan alat musik modern.

Baca Juga: Protes, Pedagang Seruduk Balaikota

“Tentunya saat anak-anak bermain alat musik modern, maka alat musik tradisional akan ditinggalkan. Padahal Kota Ambon ini sangat terkenal dengan alat-alat musik tradisional dan lagu-lagu yang diiringi oleh alat musik tradisional,” ujarnya.

Saiya berharap, kegiatan yang berlangsung selama 20 hari ini kedepan, tidak membuat anak-anak menjadi bosan tetapi, anak-anak akan lebih berkualitas lagi dalam bermusik.

Ia juga mengaku, alasan melaksanakan kegiatan ini saat pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Maluku dan Kota Ambon, karena anak-anak punya jam kegiatan belajar dilakukan di rumah dan hampir saja di sekolah negeri itu hampir kegiatan belajar online itu tidak ada.

“Ketika mereka diliburkan, mereka mengisi waktu dengan bermain bingo maupun game sehingga kita melaksanakan kegiatan ini untuk mengisi waktu luang guna memberikan pemahaman bahwa, ditengah bencana non alam ini anak-anak dapat mengisi waktu mereka dengan kegiatan yang bermanfaat dan berkualitas sehingga, jika jiwa mereka terpanggil untuk bermain musik maka kita mengikutsertakan mereka,” katanya. (S-16)