AMBON, Siwalimanews – Sebanyak 19 kepala sekolah dari jenjang TK hingga SMP, menerima penghargaan selaku Guru yang berhasil menjalankan program Merdeka Belajar (sekolah penggerak).

Penghargaan diberikan langsung oleh Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena yang diserahkan dalam apel pagi Pemerintah Kota Ambon di Pattimura Park, Senin (26/2).

Walikota mengungkapkan, penghargaan tersebut merupakan bentuk terima kasih serta apresiasi Pemerintah Kota Ambon terhadap para kepala sekolah yang dinilai berhasil menerapkan kurikulum Merdeka Belajar.

“Ketika program sekolah penggerak dan merdeka belajar ini dilaksankan, bapak/Ibu ini berinisiatif untuk mengikuti seleksi guru penggerak, maka itu kami berikan penghargaan bagi mereka dengan harapan apa yang dilakukan ini nantinya akan berimbas ke seluruh satuan pendidikan yang ada di kota ini,” ungkap walikota.

“Ini contoh kita berikan apresiasi kepada mereka-mereka yang telah melaksanakan program dan kegiatan dengan baik,” tandasnya.

Baca Juga: Aliansi Permerhati Pemilu Minta KPU Perhatikan Kesejateraan KPPS dan PPK

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik), Ferdinandus Taso mengaku, apresiasi layak diberikan lantaran melalui insiatif dan kerja keras maka, sekolah-sekolah mereka dapat menjalankan kurikulum Merdeka Belajar.

“Mereka ini patut dikasih apresisi karena mereka belajar otodidak berusaha untuk upgrate kompetensinya, pengetahuannya, kerja keras mereka. Kepala-kepala sekolah ini tentu harus menjadi narasumber pada sekolah lain. Dan diharapkan dapat mengimbas ke Kota/Kabupaten lain yang ada di Maluku, bahkan ada juga hang telah menjadi narasumber nasional,” bebernya.

Pembelajaran Kurikulum Merdeka, Kata Taso, berorientasi kepada anak, yang artinya dibangun pendidikan yang ramah, bebas dari kekerasan, menyenangkan, asyik serta memiliki kualitas yang tinggi, dengan 5 (lima) aspek utama atau 5P yakni potensi diri, pemberdayaan diri, peningkatan diri, pemahaman diri, dan peran sosial, guna meningkatkan karakter para siswa.

“Pemberian penghargaan ini juga dalam rangka memberikan semangat dan motivasi agar ada sekolahsekolah lain yang mengikuti jejak mereka guna implementasi kurikulum merdeka belajar. Ada tiga tipe pelaksanaan kurikulum tersebut diantaranya mandiri belajar, berubah, dan berbagi,” jelasnya.

Harapan besarnya ialah, lanjut Taso,  kedepannya selain 19 sekolah itu, namun sekolah-sekolah lainnya dapat melaksanakan kurikulum dimaksud serta menghasilkan guru-guru penggerak lainnya.

“Kita berharap kedepan semua sudah bisa menjadi mandiri. Dan sekolah ini mendaftar di aplikasi yang telah dibuat oleh Kemendibud Ristek setelah itu akan dinilai dan ditetapkan sebagai sekolah yang kayak atau tidak dalam rangka menjalankan kurikulum merdeka belajar,” pungkas Taso. (S-29)