AMBON, Siwalimanews – Untuk  mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV dapat dilakukan melalui tes darah di dokter atau klinik yang memiliki laboratorium khusus, namun saat ini dengan kemajuan teknologi telah beredar alat screening HIV secara mandiri Oral Fluid Test (OFT).

Direktur Yayasan Pelangi Maluku Rossa Pentury menjelaskan, alat ini dapat membaca status HIV melalui sample darah dalam waktu 10-15 menit, bahkan tingkat akurasinya cukup tinggi yakni 90 persen.

“Skrining HIV mandiri diberikan atas rujukan dari Kementerian Kesehatan, karena bidikannya sebenarnya untuk komunitas, tetapi hampir rata-rata komunitas masih punya ketakutan pengambilan darah mengunakan jarum suntik, karena itu ada pendekatan yang lain kita menggunakan alat tes yang lebih sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja,” ucap Pentury.dalam acara briefing media tentang Vaksinasi Covid-19 dan Imunisasi Rutin di Provinsi Maluku, yang berlangsung di Dinas Kesehatan Maluku, Selasa (12/4).

ia menjelaskan, tujuan skrining HIV mandiri dilakukan,, agar banyak orang bisa dengan sukarela menjalani tes HIV, karena kasus di Indonesia juga cukup tinggi.

Untuk harga testingnya,  cukup mahal yakni Rp1.2 juta, namun pemerintah pusat memberikan anggaran untuk pengadaan alat ini, agar masyarakat dapat dengan mudah melakukan skrining HIV. Bagi warga kota Ambon, ingin skrining  saat ini sudah bisa dilakukan di Yayasan Pelangi Maluku.

Baca Juga: Warga Antusias Jalani Vaksin Malam Hari

“Untuk stoknya di Yayasan Pelangi memang sangat terbatas, untuk jika ada komunitas atau masyarakat yang merasa beresiko ya bisa pakai skirining ini mumpung masih tersedia. Kita sudah uji coba dibeberapa komunitas. Dari uji coba itu terdapat 2 orang hasilnya reaktif dan kini dirujuk untuk mendapatkan pelayanan di klinik,” ungkap pentury.

Saat ini, sudah terdapat 60 orang lebih yang sudah melakukan skirining HIV Mandiri dan 4 orang dinyatakan reaktif. untuk itu ia berharap semua orang dapat membawa diri untuk melakukan skrining, sebab semakin cepat HIV terdeteksi,,semakin cepat pula penanganan dapat dilakukan, sehingga infeksi ini dapat dikendalikan. (S-21)