Warga Keluhkan Harga Cabe Meroket
AMBON, Siwalimanews – Warga Kota Ambon mengeluh harga cabe rawit meroket di pasar Mardika maupun beberapa pasar tradisional di Kota Ambon mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
Harga sebelumnya dari Rp 50 ribu naik Rp 70 ribu, kini melonjak drastis mencapai Rp 100 ribu.
Beberapa ibu rumah tangga yang ditemui Siwalima di sela-sela kesibukan mereka berbelanja di Pasar Mardika mengaku, harga cabe rawit terlalu mahal, dan sangat memberatkan mereka yang setiap hari usaha dagang makan siap saji.
“Harga cabe makin hari makin naik, katong harus tetap beli karena katong usaha jual makanan siap saji, masakan harus pakai cabe, jadi terpaksa katong beli saja. Tetapi katong harap harga bisa turun,” ujar ibu Siti yang jualan nasi kuning.
Hal yang sama juga diungkapkan beberapa ibu lainnya, mereka berharap harga cabe bisa turun.
Baca Juga: Dana SMI ke Maluku tak Sampai Rp700 MSementara itu, Yanti pedagang cabe di Pasar Mardika saat ditemui Siwalima, Senin (7/1) dilapak miliknya mengaku, kenaikan harga cabai rawit ini terjadi sejak pekan kemarin.
Harga cabe rawit ini naik sejak kemarin, dimana kami beli dari agen dengan harga Rp85 ribu/kg, sehingga kita jual Rp100 ribu/kg,” ujarnya.
Harga cabai rawit ini kata Yanti, sempat turun di angka Rp70 ribu/kg dan kebanyakan dipasok dari sentra lokal yakni Kabupaten Maluku Tengah.
“Sampai tanggal 5 Februari itu harganya masih Rp70 ribu/kg sebab kita beli dengan harga Rp55 ribu/kg. Tapi kemarin melonjak lagi naik Rp85/kg, makanya kita jual sekarang Rp100 ribu/kg,” rincinya.
Waty, pedagang lain mengungkapkan, dirinya masih menjual cabe dengan harga Rp70 ribu/kg, sebab itu merupakan stok lama, namun nantinya setelah stok ini habis dan stok baru masuk, maka ia juga tetap akan menjualnya dengan harga Rp100 ribu/kg.
Sementara itu, Kasi Bapok dan Pameran Produk Dalam Negeri (PPDN) Disperindag Maluku, Hermawan mengaku, cabai rawit merupakan salah satu komoditi yang harganya fluktuatif.
“Saat ini harga cabai kembali melonjak, itu disebabkan oleh pasokan yang berkurang dari sentra produksi. Namun hingga kini, stok cabai dipastikan tetap tersedia dalam memenuhi permintaan masyarakat,” kata Hermawan saat diwawancarai Siwalima di ruang kerjannya, Senin (7/2).
Dijelaskan, cabai yang ada di Pasar Kota Ambon, biasanya dipasok dari Desa Ruta, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, serta Kota Namlea, Kabupaten Buru.
Bahkan untuk memenuhi permintaan pasar, kebanyakan juga dipasok dari Makassar lewat jalur udara. “Harga cabai itu selalu fluktuatif. Meski demikian, Disperindag tetap lakukan pemantauan dan memastikan tidak terjadi kelangkaan,” tandas Hermawan. (S-21)
Tinggalkan Balasan