Warga Keluhkan Ferry Hunimua-Waipirit Terbatas
AMBON, Siwalimanews – Sejumlah warga keluhkan minimnya transportasi pelayaran Fery Hunimua-Waipirit terbatas menyebabkan terjadinya penumpukan penumpang antrian panjang di Liang maupun di Waipirit.
Warga yang menggunakan kenderaan roda dua maupun roda empat harus menunggu berjam-jam.
Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mendekati perayaan hari keagamaan natal dan tahun baru, ada penambahan KMP Ferry, namun kali ini di tahun 2024 tidak ada penambahan KMP Ferry. Bahkan disayangkan tiga ferry tidak beroperasi
“Kami mau ke Seram berjam-jam kami harus antrian, padahal mestinya mendekati natal dan tahun baru sudah ada antisipasi dari pemda atau ASDP, tetapi ini kami harus antrian berjam-jam,” ujar beberapa kepada Siwalima, Senin (16/12).
Warga meminta ada perhatian serius dari pemerintah daerah melalui Dinas Perhubungan, ASDP maupun Panca Karya, agar mendekati arus mudik nantinya sudah ada penambahan armada.
Baca Juga: ASN Pemkot Ambon Terima Sembako Gratis“Tahun 2023 lalu itu mendekati arus mudik perayaan natal dan tahun baru itu kalau tidak salah ada sekitar 6 Ferry beroperasi, tetapi tahun ini kok tidak. Bayangkan kami harus kejar waktu tiba di Seram tempo akhirnya harus berjam-jam,” katanya.
DPRD Kritik
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Rovik Akbar Afifuddin sangat menyayangkan tidak beroperasinya tiga buah KMP Ferry saat natal dan tahun baru.
Menurutnya, menjadi kebiasaan setiap tahun animo masyarakat untuk melakukan perjalanan natal dan tahun baru cukup tinggi, apalagi antar tiga kabupaten/kota seperti Ambon, Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat.
“Mestinya semua KMP Ferry itu siap untuk mengangkut penumpang tapi infomasi yang kita terima dari Dinas Perhubungan ada tiga kapal yang tidak akan beroperasi saat natal dan tahun baru,” ungkap Rovik Siwalima melalui telepon selulernya, Sabtu (14/12).
Dikatakan, tiga KMP Ferry yang tidak dapat beroperasi masing-masing dua milik ASDP dengan alasan masa berlaku izin telah berakhir dan satu KMP Ferry milik Panca Karya yakni, Tanjung Kuako dengan alasan masa berlaku buku pelaut juga telah berakhir.
Kondisi ini kata Rovik harus disiasati oleh Dinas Perhubungan dengan baik agar tidak terjadi penumpukan penumpang baik di pelabuhan Hunimua-Waipirit Liang maupun pelabuhan Waipirit.
“Tiga kapal yang tidak beroperasi ini menyebabkan permintaan tinggi apalagi saat natal dan tahun baru jadi pelayanan, harus ditingkatkan bila perlu sampai tengah malam sehingga dapat mengurai kepadatan di Pelabuhan Hunimua-Waipirit,” tegasnya. (S-26)
Tinggalkan Balasan