Uji Lab Air Citraland Terkendala Alat Reaksi Kimia
AMBON, Siwalimanews – Hasil uji laboratorium terhadap air di kawasan perumahan Citraland yang diduga mengandung unsur logam berat belum bisa dilakukan karena, terkendala alat reaksi kimia yang namanya reagen, atau bahan yang menyebabkan atau dikonsumsi dalam suatu reaksi kimia.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Senin (9/9). Pontoh mengatakan, reagen adalah unsur kimia yang digunakan untuk mencampurkan ke dalam air atau sampel untuk membuktikan kalau air di kawasan perumahan Citraland mengandung unsur logam atau tidak.
“Kendala kita karena tidak memiliki ketersediaan reagen ini sehingga harus dipesan dulu,” jelas Pontoh.
Menurutnya, untuk uji laboratorium air dari Citraland dibutuhkan unsur kimia (reagen) yang memang tidak dimiliki oleh Laboratorium Kesehatan Provinsi Maluku.
“Kita masih harus pesan dari Jakarta dan waktunya kita belum tahu sampai kapan,” kata Pontoh.
Baca Juga: Gubernur Sampaikan 4 Pesan bagi Anggota DPRD Kota AmbonWarga Beberkan Borok
Sebelumnya, belasan warga yang menghuni perumahan mewah Citraland mendatangi DPRD Provinsi Maluku Selasa (3/9), maksud kedatangan mereka untuk mengadukan sikap ketidak pedulian managemen Citraland atas kenyamanan mereka sebagai penghuni.di perumahan tersebut .
Kedatangan warga Citraland ini diterima wakil ketua DPRD Maluku, Richard Rahakbauw.
Didepan Rahakbauw, warga menyampaikan dua poin penting yang menjadi keresahan selama ini. Poin tersebut masing masing masalah sampah dan air yang tercemar.
Holmes Matruty, juru bicara warga citraland mengungkapkan berdasarkan dokumen amdal, pemukiman di kompleks citraland tidak diperkenankan membakar sampah di wilayah pemukiman.
Namun realita yang terjadi saat ini, pembakaran di lakukan dalam kompleks pemukiman yang mengakibatkan polusi dari asap yang dihasilkan. Warga mengkhawatirkan asap dari pembakaran sampah akan mempengaruhi kesehatan warga di pemukiman.
“Dalam hal ini kita persoalan sistim pengelolaan sampah yang tidak ekologis dan berdampak serius pada kesehatan, karena di citraland diijinkan hanya menjadi TPS, namun sekarang tidak,” jelas Matruty.
Tak hanya sampah, air bersih yang menjadi kebutuhan sulit di peroleh warga pemukiman elit tersebut.
Menurut Matruty, Kualitas air di pemukiman citraland mengandung logam berat yang dampaknya mulai dirasakan warga.
“Dampaknya, rambut yang rontok, gatal gatal , serta sedimen kapur yang banyak saat warga memasak air maupun mencuci pakaian,” tandasnya.
Sementara, wakil ketua DPRD, Richard Rahakbauw, mengaku, keluhan warga akan ditindak lanjuti di rapat Komisi B dengan menghadirkan pihak manajemen dan Dinas Lingkungan Hidup. (S-39)
Tinggalkan Balasan