AMBON, Siwalimanews – Untuk meningkatkan ekonomi jemaat, maka Klasis Pulau Ambon Gereja Protestan Maluku membuat inovasi singkong menjadi tortilla sekaligus diberikan pelatihan bagi ibu-ibu se-klasis Pulau Ambon.

Sekretaris Bid PTPU Pendeta Sally Lawalata dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Senin (11/11) menjelaskan, inovasi ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi melalui produk makanan kreatif.

Inovasi pengolahan singkong menjadi tortila di Klasis Pulau Ambon, merupakan langkah strategis yang kreatif dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi warga gereja melalui produk pangan lokal.

Pasalnya, singkong sebagai sumber karbohidrat utama dibanyak daerah di Maluku, seringkali hanya diolah dalam bentuk sederhana, seperti direbus atau dijadikan keripik. Namun, ditangan yang terampil, singkong telah mengalami metamorfosis menjadi produk makanan yang memiliki potensi untuk masuk ke pasar modern dan meningkatkan nilai jual.

“Ini menjadi nilai tambah dan potensi ekonomi warga gereja, nilai tambah yang dimiliki tortila sebagai produk akhir, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan singkong mentah. Hal ini karena produk tortila dari singkong dapat dijadikan alternatif pangan non gluten, sehingga menjadi preferensi bagi konsumen yang mencari produk sehat, alami, bergizi, bebas gluten, sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk impor seperti tepung terigu,” tulis Sally.

Baca Juga: Watubun: Kampanye JAR-AMK Tetap Digelar di Malra

Selain itu, dengan inovasi ini juga, dapat terciptanya peluang bisnis baru bagi produsen, mendorong munculnya UMKM di Jemaat-jemaat, menciptakan lapangan kerja baru, baik itu dalam proses pengolahan maupun dalam distribusi produk, serta memperkuat ekonomi warga gereja.

Inovasi ini juga, mencerminkan keberlanjutan dalam memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana dengan memanfaatkan bahan lokal yang melimpah. Selain itu, tantangan dan solusi dalam inovasi produk singkong sendiri, dimana beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam inovasi ini, diantarannya berkaitan dengan kualitas bahan baku dalam pengembangan produk, standar produksi yang konsisten, pemasaran produk dan citra produk serta distribusi dan akses pasar yang lebih luas.

Dengan itu, solusi yang dapat diterapkan adalah dengan lebih meningkatkan kualitas lewat pelatihan managemen mutu, inovasi produk yang inovatif dan membangun citra produk tortila yang berkualitas lewat informasi yang jelas tentang manfaat singkong.

“Selain kita juga membangun kemitraan dengan distributor lokal untuk memperluas jangkauan pasar serta mempromosikan produk tortila dengan menggunakan platform digital, seperti internet, media sosial dan mobile applikasi. Ini adalah langkah yang baik dalam memperkenalkan produk pangan lokal,” tandas Sally.

Peran Klasis Pulau Ambon dalam mendorong kreativitas dan kewirausahawan ini, dimana Klasis Pulau Ambon berperan penting dalam mendorong inovasi seperti ini, terutama dalam memberdayakan warga gereja melalui kewirausahawan berbasis komoditas lokal.

Artinya dengan melibatkan gereja sebagai wadah edukasi bagi warga gereja, itu mendorong untuk mengembangkan ketrampilan baru serta mentalitas kewirausahawan yang kreatif dan berdaya saing.

“Ditahun 2022 lalu, Klasis Pulau Ambon melalui Bidang PTPU telah bekerja sama dengan salah satu rumah produksi di Desa Amahusu untuk melakukan pelatihan pengolahan singkong menjadi tortilla bagi 25 jemaat dilingkup KPA. Langkah ini tidak hanya sampai pada tahap pelatihan, tetapi pendampingan hingga memperoleh surat ijin PIRT, ijin edar BPOM dan sertifikat halal,”tuturnya.

Bahkan kegiatan ini, memberi dampak dengan berkembangnya rumah produksi dibeberapa jemaat, seperti Soya dengan nama produk Torneso dan Tuni dengan nama produk Tortuni, selain Amahusu sendiri dengan nama produknya Tortila.

Pembuatan tortila dengan bahan-bahan lokal yang tersedia seperti singkong, labu kuning, labu siam, kelor, sukun, dan ikan teri, dengan varian rasa original dan balado menurut Sally, tidak hanya dilihat sekedar tren makanan kreatif, tetapi juga sebagai suatu inovasi yang mampu memberikan dampak positif dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi dari bahan baku lokal. Melalui program ini juga dapat menjadi contoh inspiratif bagi klasis-klasis lain untuk mengembangkan potensi lokal dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi melalui produk makanan kreatif.

“Transformasi singkong menjadi tortila juga menandai adanya kemajuan dalam budaya kuliner lokal dan upaya untuk mengembangkan variasi produk makanan yang sehat, nutri seimbang dan beragam yang memenuhi kebutuhan gizi. Secara keseluruhan, inovasi singkong menjadi tortila tidak hanya menjadi simbol keberhasilan dalam memanfaatkan bahan baku lokal secara kreatif tetapi juga memberikan manfaat dan dorongan bagi warga gereja untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi di Klasis Pulau Ambon,” jelasnya.(S-25)