AMBON, Siwalimanews – Hampir seribu sampel swab yang diperika oleh Balai Teknis Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) Kelas II Ambon, dan tersisa 90 sampel yang masih diuji dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Dari 1000 sampel swab yang diperiksa, yang terkonfimasi positif terkena Virus Corona sampai kemarin, berjumlah 201 orang, dan yang lainnya negatif.

“Yang tersisa sekarang itu di step satu sebanyak 60 swab dan step dua 30 swab,” kata Kepala BTKL PP Ambon, Budi Santoso kepada wartawan di aual kantor tersebut, Jumat (29/5).

Budi mengungkapkan, jumlah sampel swab terbanyak berasal dari Kota Ambon. Untuk mendapatkan hasil uji satu sampel dibutuhkan paling lama 5 jam.

“Setelah swab kami terima misalnya pukul 08.00 WIT, dibutuhkan waktu 2,5 jam untuk step satu yakni anbroxin (pencampuran dulu, bedah, peras pengukuran suhu), kemudian butuh 10 menit dicatat, kemudian didorong masuk ruang ekstraksi,” terangnya.

Baca Juga: Hasil Tracking Pasien RA, 12 Orang Negatif

Di ruangan ini, sampel swab diperiksa di unit bio safety dan yang dibutuhkan waktu 2, 5 jam atau steb dua. Setelah dapat spesifik rapid, sampel influenza (RNA) extraction, kemudian masuk ke ruang muksin ditambah primer lalu dibawa ke alat PCR. “Ini membutuhkan waktu 30 menit dibaca hasil positif dan negatif,”  jelas Budi.

Setelah dibaca, kemudian dimonitor petugas dan dilakukan analisis pembacaan hasil sekalian.

“Jadi satu spesimen atau 24 spesimen dibutuhkan waktu 5 jam untuk mendapatkan hasilnya,” terang Budi.

Lanjut Budi, alat PCR yang digunakan untuk proses pemeriksaan sampel swab dapat membaca 30 sampel, sehingga dalam sehari pemeriksaan sampel dapat dilakukan satu sampai dua kali pemeriksaan. “Sekali baca PCR di alat itu 30 sampel. Kita bisa periksa sampel itu bisa satu sampai dua kali,” ujarnya.

Namun demikian, kata Budi, dalam pemeriksaan sampel, terkadang ada erornya, karena tidak muncul angka atau tidak terbaca. Solusinya harus dimulai dari awal lagi proses pemeriksaan

“Kalau sudah begini butuh waktu lima jam lagi untuk proses dari awal sampai dengan proses pembacaan hasil lab dan dilaporkan,” jelasnya.

Lebih lanjut Budi menjelaskan, setelah melalui proses pemeriksaan dan hasilnya keluar, kemudian proses selanjutnya diserahkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Maluku maupun kabupaten dan kota yang mengirim sampel.

“Hasil yang disampaikan ke provinsi maupun kabupaten lengkap dengan identitas pasien dan penomorannya,” kata Budi.

Budi mengungkapkan, tenaga analisis di BTKL PP Ambon berjumlah 6 orang dan jumlah ini cukup untuk melakukan analisa terhadap sampel-sampel swab yang masuk.

“6 tenaga analisa yang kita punya saat ini cukup untuk lakukan uji sampel swab yang masuk, sebab pemeriksaan swab paling lama itu hanya 5 jam. Semua tenaga analisa ini dibagi dalam tiga shift kerja,” jelasnya.

Ditambahkan, selama ini BTKL PP tugasnya pencegahan dan pengendalian penyakit.

“Tugas kita itu melakukan survei berbasis laboratorium melalui kegiatan teknis uji, kaji dan solusi,” ujarnya.

Namun dengan adanya pancemi Covid-19, BTKL PP membantu pemerintah daerah khususnya gugus tugas untuk memeriksa sampel swab  pasien. (S-39)