AMBON, Siwalimanews – Kapolda Maluku Irjen Pol Baharudin Djafar melakukan kunjungan  ke Kantor Komnas HAM Maluku, Rabu (15/7).

Dalam kunjungan tersebut, Kapolda didampingi, Irwasda, Dir Reskrimum dan Kabid Propam Polda Maluku itu disambut Ketua Komnas HAM Perwakilan maluku Benediktus Sarkol.

Kapolda mengatakan, tujuannya dirinya hadir sekaligus bersilaturhmi ke Komnas HAM tidak lain adalah untuk mendekatkan diri dengan rekan-rekan di komnas

“Selain bersilaturhmi, kami hadir disini juga untuk membahas apa yang menjadi kinerja kita bersama,” ucap kapolda.

Pasalnya kata Kapolda, namun saat ini dalam situasi dan kondisi pandemi COVID-19 ini juga dipastiakan ada hambatan dalam pelayan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada.

Baca Juga: KM Ruslan Bocor di Perairan Banda, 4 Orang Hilang

“Saya selama bertugas di Polda Maluku, banyak yang saya temui adalah persoalan antar kampung, masalah kekerasan dalam rumah tangga serta konflik pertikaian dan konflik horizontal,” ujarnya.

Satu diantaranya, kata Kapolda adalah kasus yang terjadi di Pulau Seram, dimana salah satunya yakni PT Nusa Ina dan hal ini adalah dampak konflik yang sangat besar.

“Kami dari Polda Maluku juga sudah menerima beberapa laporan dari permaslahan tersebut, Kami harapkan dari pihak Komnas juga harus melihat serta memantau hal ini. Kalau kita sudah duduk bersama seperti ini meyakini bahwa setiap persoalan yang terjadi di Maluku insya allah bisa kita selesaikan dengan baik,” ujar kapolda.

Pada kesempatan itu, Ketua Komnas HAM Benediktus Sarkol mengaku, permasalahan yang terjadi di PT Nusa Ina ini Komnas juga sudah pernah turun kesana sejak 2015- 2017. Peninajauan ke peruahaan itu atas dasar laporan dari masyarakat setempat.

“Saat kami turun, yang kami temui disana adalah penanaman kelapa sawit yang sudah melewati batas tanah tertentu, disini membuat gejolak dan akar dari sebuah permasalahan yang terjadi di sana,” ujarnya.

Dijelaskan, permasalahan-permasalahan yang terjadi di PT Nusa Ina, tak ubahnya mirip seperti kasus yang terjadi di Kecamatan Saparua, Kabupaten Malteng yaitu Negri Haria dan Porto, hingga terjadi saling membakar kampung dan mengakibatkan banyak korban.

“Harapan saya kedepan kami siap dalam status untuk pentahapan setiap persoalan yang kami kerjakan. Kami akan selalu berkolaborasi untuk selesaikan persoalan yang kita tangani. Kami sangat berterimakasih kepada pak kapolda dan rekan-rekan dan kami juga sangat mengutamakan sebuah kinerja yang baik dalam pelayanan kepada masyarakat,” Tutup Sarkol. (S-32)