AMBON, Siwalimanews – Entah dari mana sum­ber informasi itu. Namun warga Kota Ambon ber­bondong-bondong men­datangi swalayan, toko dan pasar untuk membo­rong barang-barang ke­bu­­tuhan pokok, Selasa (24/3) karena informasi  ber­edar pasar Mardika dan  sejumlah pasar lain­nya akan ditutup.

Penutupan akan dila­kukan selama beberapa hari untuk penyemprotan disinfektan untuk men­cegah penyebaran virus corona.

Namun Sekretaris Disperindag Kota Ambon, Janes Aponno mem­bantah. Ia menegaskan, informasi penutupan pasar hoax.

Dihubungi Siwalima melalui telepon selulernya Selasa (24/3), Aponno menegaskan, pihaknya tidak mendapatkan surat resmi dari pihak terkait yang menyatakan akan menyemprotkan cairan disinfektan di Pasar Mardika dan pasar lainnya.

“Dinas Perindag tidak ada mene­rima surat dalam bentuk pemberita­huan atau pun surat resmi belum ada terkait kegiatan penyemprotan cai­ran desinfektan di pasar,” tuturnya.

Baca Juga: Berkas Faradiba Cs Masuk Pengadilan

Aponno mengatakan, kalau ada kegiatan penyemprotan disinfektan pasti Pemkot Ambon diberitahukan. Namun tidak ada pemberitahuan untuk itu.

“Sampai tadi selesai kepala dinas adakan pertemuan dengan pak wali kota belum ada aba-aba atau in­formasi untuk kegiatan di pasar khu­susnya di Pasar Mardika dihentikan sementara, belum ada,” jelasnya.

Aponno mengaku, informasi soal penutupan pasar didengar dari Kepala UPTD Pasar Mardika, Petsky Maruanaya.

“Tadi siang, jam 11 Kepala UPTD Pasar Mardika telepon kita juga di kantor katanya pasar mau ditutup, saya bilang tidak ada kegiatan untuk tutup pasar, sebab pasar itu per­temuan antara penjual dan pembeli. Jadi kalau pasar tutup bisa saja jadi masalah besar bagi kota,” ung­kapnya.

Tangkap Pelaku

Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Maluku, Hatta Hehanussa  meminta pihak kepolisian menang­kap pelaku penyebar hoax penu­tupan pasar di Ambon.

“Beta sangat berharap bapak Kapolda Maluku beserta seluruh jajaran kepolisian di untuk menindak pelaku hoax, karena telah mere­sahkan masyarakat,” tegas Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Ma­luku, Hatta Hehanussa kepada Siwalima, Rabu (25/3).

Polda Maluku dengan teknologi di bidang IT yang dimiliki harus secepatnya mencari dan menemukan pelaku penyebaran berita bohong itu.

“Masyarakat yang saat ini sudah dibatasi aktivitas di luar rumah sudah sangat baik, tetapi rasa takut dan was-was ini karena beredarnya berita-berita hoax ini,” ujarnya.

Hehanussa mengatakan, penye­baran berita bohong melalui whats­app ataupun facebook sangat ba­nyak dan langsung dikonsumsi oleh masyarakat.

“Akibat dari berita bohong mem­buat masyarakat stres dan panik. Bagi masyarakat jangan iseng-iseng untuk memposting berita-berita bohong seperti itu, masyarakat su­dah cukup lelah dengan keberadaan covid-19 ini jangan ditambah beban mereka lagi,” tuturnya.

Kepala Dinas Kominfo Maluku, Semuel Huwae juga meminta aparat kepolisian untuk menangkap pelaku penyebaran berita hoax penutupan pasar Mardika.

“Kita dorong agar penyebar berita pasar akan ditutup juga diproses hukum agar menjadi pelajaran bagi yang lain untuk tidak menyebarkan berita hoax atau bohong kepada masyarakat,” tandas Huwae kepada wartawan di Kantor Gubernur, Rabu (25/3).

Huwae menambahkan, Dinas Kominfo selama ini turut mengawasi berita-berita hoax di media sosial.

“Kita pantau terus perkembangan termasuk wartawan yang menggu­nakan media sosial, karena peme­rintah tidak ingin masyarakat menjadi khawatir dengan berita-berita yang tidak benar,” tandasnya. (Mg-6/Mg-4/S-39)