Sudah 46 di BPOM, Tiga di DPRD Maluku
Perkantoran Jadi Klaster Baru Covid-19
AMBON, Siwalimanews – Penularan Covid-19 di Kota Ambon, kian meluas. Sejumlah klaster baru pun bermunculan. Terutama klaster perkantoran, di mana masifnya ting-kat penularan di instansi pemerintah.
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku memastikan, jumlah pegawai Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang terpapar Covid-19, terus bertambah.
Sehari sebelumnya, jumlah yang terpapar virus mematikan di BPOM ada 36 orang. Kini, menurut Kasrul, angka ter-sebut bertambah menjadi 46 orang. “Hari ini ada penambahan 10 orang di BPOM,” kata Kasrul kepada wartawan, di Kantor Gubernur Maluku, Senin (3/8) sore.
Kantor BPOM sendiri sudah ditutup sejak Selasa (28/7), saat diketahui ada sejumlah pegawainya terpapar Covid-19, termasuk Hariani, Kepala BPOM Ambon.
Kasrul mengatakan, sudah melakukan penanganan terhadap pegawai BPOM yang terpapar.
Baca Juga: Empat Pegawai DPRD Maluku Jalani Swab“10 pegawai yang baru terpapar ini telah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing, dan akan dilakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan kepada mereka,” katanya.
Tambahnya, bila nantinya setelah pemeriksaan diketahui ada yang tidak bergejala, mereka akan dimasukan ke Diklat BPSDM. “Tapi kalau bergejala, kita pindahkan ke rumah sakit,” jelas Kasrul.
Ia mengaku, sejauh ini aktivitas di Kantor BPOM Ambon sudah tak berjalan lagi, sebab kantornya sudah ditutup, dan aktivitasnya dipindahkan ke rumah masing-masing pegawai.
Selain itu, Kasrul juga mengakui ada satu anggota DPRD Provinsi Maluku juga terpapar Covid-19.
Kasrul juga membenarkan Anggota DPRD yang terpapar Covid-19, merupakan pelaku perjalanan dari Jakarta. “Hasil swab TCM dinyatakan positif,” ujarnya, sambil meyakinkan kalau saat ini Anggota DPRD tersebut, sudah menjalani karantina mandiri di rumah.
“Beliau sudah karantina (mandiri) di rumah, sehingga tidak mengganggu agenda kerja DPRD. Semua agenda DPRD tetap berjalan,” lanjut Kasrul.
Masih menurut Kasrul, pihaknya juga sudah melakukan koodinasi dengan sekretaris dewan untuk segera melakukan tracing kepada seluruh anggota DPRD.
“Akan dilakukan traking kepada semua anggota DPRD, mungkin besok dilakukan tes swab,” katanya.
Namun demikian, Kasrul mengaku belum berniat untuk menghentikan aktivitas di gedung wakil rakyat itu. “Kita belum ada (kebijakan) menutup aktivitas kantor,” ujarnya.
1 Anggota dan 2 Pegawai
Sebelumnya, Ketua DPRD Provinsi Maluku, Lucky Wattimury kepada wartawan, membenarkan ada satu anggota dan dua pegawai Sekretariat DPRD Maluku yang hasil pemeriksaan positif Covid-19.
“Karena itu mulai hari ini, ada pengetatan orang masuk keluar kantor,” ujar Wattimury kepada wartawan, Senin (3/8) siang.
Dikatakan, saat ini pihaknya sudah minta kepada sekretariat DPRD, agar semua akses masuk dan keluar pada lembaga perwakilan ini diperketat.
Lanjutnya, kebijakan itu dimaksudkan untuk menjaga agar masyarakat yang datang tetap aman, dan para anggota DPRD Maluku serta staf juga tetap aman.
Politisi PDIP itu berjanji akan terus melakukan koordinasi dengan tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19, untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya yang dianggap perlu.
Dijelaskan, salah satu anggota DPRD Maluku yang terpapar Covid-19 diketahui berawal dari rapid test yang dilakukan enam anggota, untuk melengkapi dokumen perjalanan tugas pengawasan ke Kabupaten Buru.
Berdasarkan hasil rapid test, diketahui tersebut dua orang dinyatakan reaktif, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan swab. “Hasilnya, seorang diyatakan positif Covid-19,” ujarnya.
Ditanya siapa nama anggota DPRD dan pegawai yang terpapar tersebut, Wattimury mengelak. Nanti dicek dulu,” tambahnya.
Bendahara PDIP Maluku itu berjanji bila ada penambahan kasus baru, maka selaku dia akan mengambil keputusan tegas untuk menutup sementara semua proses perkantoran DPRD Maluku untuk mencegah penyebaran.
“Nanti kita lihat, kalau memang ada 5 orang saja yang terpapar, maka beta langsung tutup aktifitas DPRD Maluku,” janjinya.
Informasi yang diperoleh Siwalima dari berbagai sumber menyebutkan, kuat dugaan anggota DPRD yang terpapar Covid-19 ini diduga terinfeksi saat berada di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Kuat dugaan anggota DPRD ini terpapar saat ke Jakarta bersama Komisi IV untuk bahas Ranperda tentang Blok Masela,” ujar sumber tersebut yang enggan namanya dipublikasikan.
Sementara Sumber Siwalima di Baileo Rakyat, Karang Panjang, memastikan, satu dari dua pegawai Sekretariat DPRD yang terpapar, diduga kuat tertular dari suaminya, yang sebelumnya sudah ditangani tim gugus tugas.
Tutup Kantor
Anggota DPRD Maluku, Turaya Samal, mendesak agar semua proses perkatoran pada DPRD Maluku untuk sementara dihentikan.
“Selayaknya harus ditutup sementara untuk diserilisasi dulu,” tegas Anggota Fraksi PKS ini.
Menurutnya, penutupan semua aktifitas kantor bertujuan untuk menserilisasi kantor sehingga pencegahan penyebaran Covid-19 dalam lingkungan DPRD Maluku dapat dilakukan dan tidak menimbulkan kasus baru.
Terkait dengan proses kerja dewan, Turaya menegaskan dengan adanya saranadan prasarana online, maka dapat digunakan untuk menjalankan semua tugas-tugas DPRD.
“Aktifitas kantor biar dari rumah sehingga kalau ada rapat sebaiknya kita virtual untuk sementara,” cetusnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi II DPRD Maluku, Saodah Tethool yang meminta agar semua proses perkantoran ditutup sementara untuk kepentingan sterilisasi.
“Kalau ada anggota dan staf yang terkena maka perlu ditutup jua untuk disetrilkan agar memutus mata rantai Covid-19,” ungkap Anggota Fraksi Gerindra itu.
Menurutnya, saat ini sebagian besar anggota DPRD sementara menjalankan tugas diluar kantor, sehingga kesempatan ini dapat digunakan untuk segera menutup kantor yang ada.
Diakuinya, aktifitas kedewanan tidak boleh terhenti, karena jika anggota diliburkan selama 2 minggu maka ada hal-hal yang harus diputuskan segera itu tidak dapat dilakukan, sehingga dari semua anggota DPRD yang non reaktif dapat tetap bekerja. (Cr-2/S-39)
Tinggalkan Balasan