NAMLEA, Siwalimanews – Abdul Rasyid Amir, penambang asal Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara dilaporkan menderita luka-luka setelah dianiaya Tino, sesama penambang di Gunung Botak, Kabupaten Buru.

Insiden itu memicu ketegangan antar sesama penambang Gunung Botak, karena dilaporkan ada se­jumlah fasilitas milik penambang asal Maluku Utara yang dirusak, diduga dilakukan penambang lokal asal Buru Selatan.

Sampai berita ini dikirim, Minggu sore (13/10), belum ada  konfirmasi res­mi dari pihak Polres Buru. Di­kon­firmasi lewat WA Group milik Polres, sampai berita ini dikirim belum ada balasan atas konfirmasi tersebut.

Selanjutnya, informasi yang berhasil dihimpun Siwalima menye­butkan, keributan antar sesama penambang di tambang ilegal Gunung Botak (GB) itu berawal dari pesta minuman keras (miras) di salah satu café di Desa Persiapan Wamsaid, Kecamatan.Waelata, Kabupaten Buru pada pukul 02.00, Jumat dini hari (11/10).

Waktu itu terlihat dua kelompok penambang asal Maluku Utara yang selalu disapa penambang asal ‘Ternate’ sedang meneguk miras bersama sekelompok penambang asal Buru Selatan.

Baca Juga: Baznas Ambon Miliki Kepengurusan Baru

Diduga karena telah dipengaruhi miras, terjadi perkelahian dan Abdul Rasyid Amir dianiaya oleh seseorang bernama Tino.

Akibat penganiayaan berat itu, korban sempat dilarikan ke ru­mah sakit dengan menderita luka di bagian kepala, telinga dan ba-dan karena hantaman kayu dan batu.

Insiden di Cafe Mawar itu berbuntut panjang dengan tersiar kabar, kalau terjadi bentrok antara sesama penambang asal ‘Terna­-te’ dengan penambang lokal.

Kemudian pada siang hari, terjadi aksi saling baku lempar di jalan-jalan dalam desa .

Masalah terus meluas dua hari terakhir ini, saat ada sejumlah fasilitas milik warga asal Maluku Utara yang berada di Jalur C turut dirusak, yakni rumah milik penambang AM dan rumah milik tukang ojek di GB, bernama Gode.

Sampai berita ini dikirim, Kodim 1506/Namlea yang selama ini menempati pos-pos pengamanan di kawasan GB dikabarkan telah menambah kekuatan pasukan di sana.

Pihak kepolisian juga telah turun tangan, guna mencegah meluasnya bentrokan antara sesama penambang  di kawasan tambang ilegal GB. (S-15)