AMBON, Siwalimanews – Hingga saat ini Partai Golkar belum membuka peluang untuk berkoalisi dengan parpol apapun, termasuk Gerindra di Pilkada Maluku.

Penegasan ini diungkapkan Ketua DPP Golkar Bidang Pemenangan Pemilu, Hamzah Sangadji kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Senin (22/7), menjawab isu majunya Ramly Umasugi sebagai bakal calon wakil gubernur, berpasangan de­ngan Ketua Gerindra Maluku, Hendrik Lewerissa.

Sangadji mengungkapkan, proses dukungan pencalonan gubernur di partai berlambang beringin itu, akan tetap mengikuti mekanisme internal yang berlaku di Golkar.

Sangadji lalu membeberkan pada rapat internal Partai Golkar beberapa waktu lalu, Ramly Umasugi malah secara tegas mengusulkan nama Jeffry Apoly Rahawarin sebagai calon gubernur dan dirinya sebagai calon wakil gubernur.

Namun, oleh DPP diputuskan agar dilakukan survei terhadap nama-nama yang diusul makanya tidak ada lagi pendaftaran bakal calon gubernur di Maluku.

Baca Juga: Gerindra & Golkar Umumkan Calkada, Nama Maluku tak Disebut

Kemudian dilakukan survei terhadap beberapa tokoh masing-masing, Jeffry Rahawarin sebagai calon Gubernur, Hamzah Sangadji, Ramly Umasugi, serta Mukti Kelio­bas sebagai calon wakil gubernur.

“Hari ini fokus kita sesuai hasil rapim, dari awal Ramly sendiri yang dorong pak Jeffry calon gubernur dengan menempatkan dia sebagai calon wakil gubernur. Lalu kenapa sekarang pilih opsi lain, kita itu harus konsisten dong,” ungkap Sangadji.

Menurut Sangadji, sampai dengan saat ini tidak ada opsi atau pilihan Golkar akan berkoalisi dengan Gerindra termasuk merekomendasikan nama Ramly Umasugi berpasangan dengan Hendrik Lewerissa.

“Opsi kita itu tidak ada koalisi dengan partai apapun termasuk Gerindra apalagi mengusung Ramly dengan Hendrik, sebab kita masih tunggu hasil keputusan setelah survei,” bebernya.

Selain itu, lanjut Sangadji Golkar masih tetap konsisten pada keputusan bahwa Golkar akan mengusung calon Gubernur bukan calon Wakil Gubernur seperti yang disampaikan Ramly.

Dijelaskan, dari 37 Provinsi minus Yogyakarta yang akan melakukan Pilkada Gubernur, target Golkar akan mengusung calon Gubernur di 21 provinsi dan Maluku salah satunya.

“Prioritas di Golkar itu pencalonan Gubernur bukan Wakil Gubernur, sebab dari target Golkar 21 gubernur termasuk Maluku dan target itu tidak ada perubahan sampai saat ini, mekanisme itu pak Ramly tahu sebagai Ketua DPD,” tegasnya.

Sangadji juga membantah per­nyataan Ramly bahwa rekomendasi untuk Pilkada Maluku hanya menunggu waktu penyerahan, pasalnya sampai saat ini belum ada keputusan apapun dari DPP.

Hal ini karena dalam penetapan calon Gubernur Maluku akan dilakukan berdasarkan hasil survei dan saat ini proses survei tahap dua sedang berlangsung.

Ditanya soal hasil survei tahap pertama, Sangadji mengatakan jika Jeffry Apoly Rahawarin merupakan calon dengan hasil survei tertinggi di Golkar disusul, Hamzah Sangadji, Mukti Keliobas dan Ramly Umasugi.

“Yang mau ngotot itu hak mereka saja, kan mekanisme partai ada dan semua orang punya peluang yang sama tapi yang pasti tidak ada opsi atau pembahasan soal itu,” terangnya.

Ditambah, sebagai kader ketika sudah di partai maka apapun keputusan DPP harus tunduk dan taat artinya kalau satu waktu Golkar merekomendasikan Hendrik dan Ramly maju gubernur maka kita taat asas tapi sampai saat ini opsi ini belum muncul di DPP Golkar.

“Jadi jangan menyampaikan pendapat pribadi ini kita berurusan dengan partai politik apalagi Golkar. sebagai ketua bidang pemenangan pemilu mekanisme itu saya tahu persis dan saya ada dalam proses pengam­bilan keputusan itu,” pungkasnya

Bersikukuh

Walaupun belum ada keputusan resmi dari partai, namun kader Partai Golkar Maluku bersikukuh agar DPP mengusung Ramly Umasugi seba­gai bakal calon wakil gubernur.

Sekretaris DPD Partai Golkar Maluku, Abner James Timisela mengungkapkan proses rekomen­dasi di DPP Partai Golkar telah selesai dan tinggal menunggu waktu penyerahan rekomendasi dilakukan.

Dijelaskan, penyerahan reko­mendasi oleh DPP Golkar tentu dilakukan secara bertahap dan untuk Maluku masuk dalam tahap II setelah delapan provinsi pekan lalu.

Ketua Partai Golkar, Ramly Umasugi menurut Timisela memiliki peluang yang sangat besar untuk diusung dalam kontestasi Pilkada sebagai calon Wakil Gubernur Maluku mendampingi Hendrik Lewerissa.

“Gerindra dan Golkar itu pasti. Saya juga sudah membangun percakapan dengan pihak Gerindra jadi tunggu saja. Persoalan siapa maju sudah jelas cuma tunggu waktu mendeklarasikan HL dan Ramly,” tegas Timisela kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Senin (22/7).

DPP kata Timisela tentunya akan mendorong kader internal partai untuk maju dan pilihan tersebut pasti jatuh kepada ketua DPD bukan kader lain termasuk, Hamzah Sangadji.

Diakuinya, Hamzah Sangadji memang merupakan jajaran DPP tetapi bukan pemegang hak suara seperti Ramly Umasugi.

“Secara politik orang menghitung pemegang suara dong dan Ramly mempunyai suara untuk mendukung Airlangga Hartarto menjadi ketua Golkar, maka pilihannya pasti di Ramly jika dibandingkan dengan kader lain,” jelasnya.

Ditanya soal adanya kader yang tidak setuju jika DPP merekomen­dasikan Ramly, Timisela menegas­kan secara aturan jelas bahwa ketika DPP sudah memutuskan maka kader dan fungsionaris Golkar wajib tunduk dan amankan.

“Dinamika kita di partai biasa berbeda, tapi kalau partai sudah memutuskan maka yang tidak taat kita parkirkan saja untuk periode berikut baru maju,” tegas Timisela

Sesumbar Ramly

Sebelumnya, kepada Siwalima, Senin (15/7) lalu, Ramly memastikan dirinya akan maju sebagai calon Wakil Gubernur Maluku mendam­pingi Hendrik Lewerissa.

“Untuk Pilgub sudah dipastikan Golkar akan koalisi dengan Gerindra mengusung pak Hendrik dan saya sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku,” kata mantan Bupati Buru itu.

Ramly mengaku kepastian dirinya digandeng Ketua DPD Partai Gerindra, Hendrik Lewerissa telah mendapat persetujuan DPP Partai Golkar.

Menurutnya. dalam tahapan penjaringan calon Gubernur Maluku terdapat beberapa nama yang berasal dari kader internal maupun non partai.

Namun dalam kepentingan partai, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan jajaran DPP lebih cenderung untuk mengusung kader sendiri ketimbang orang non Golkar.

“Pak Mukti sudah ketemu dengan saya dan pak HL, sudah sepakat beliau tidak maju. Pak Asis Samual nyata-nyata menyatakan sikap tidak maju,” kata Ramly.

Sementara untuk Hamzah Sa­ngadji, Ramly mengakui belum ada komunikasi lebih jauh, namun HL sebagai bakal calon Gubernur lebih memilih dirinya untuk mendampingi.

“Pilihan pak Hendrik ke saya dan sudah selesai. DPP juga sudah panggil saya dan memerintahkan agar segera memasukan nama lengkap saya dan HL untuk proses rekomendasi,” tambahnya.

Mantan Wakil Bupati Buru periode 2007-2012 ini memastikan, jika tidak ada hambatan maka dalam waktu dekat akan dideklarasikan dirinya bersama HL sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur dengan koalisi utama Gerindra dan Golkar. (S-20)