Sahubawa: Malteng Defisit 111 Miliar
MASOHI, Siwalimanews – Penjabat bupati Rakib Sahubawa mengungkapkan dimas pemerintahan sebelumnya, kabupaten maluku tengah mengalami defisit lebih dari 111 miliar.
Ternyata kondisi keuangan pemkab Malteng tidak sedang dalam kondisi fit. Ironisnya itu terjadi di era Muhamat Marasabessy setahun lalu.
Hal ini disampaikan Penjabat Bupati Rakib dalam rapat paripurna DPRD Malteng dengan agenda penyampaian pidato nota pengantar KUA-PPAS Perubahan yang berlangsung di ruang rapat utama kantor DPRD, Senin (25/9).
Penjabat Bupati Rakib dalam rapat itu terbuka menyampaikan ke pimpinan dewan dan anggota kalau kabupaten yang dipimpinya mengalami defisit anggaran.
“Adanya defisit APBD 2023 sebesar 111 miliar rupiah, sehingga kita melakukan revolusi anggaran pada OPD dengan strategi pengurangan anggaran penghapusan penggalian dan penundaan pembayaran kegiatan-kegiatan fisik di beberapa dinas” terangnya.
Baca Juga: Tim Itwasda Audit Kinerja dan Keuangan Polresta AmbonDengan melakukan pengurangan dan penghapusan pada beberapa kegiatan dinas maka diharapkan mampu meminimalisir penggunaan anggaran.
“Dinas PU, Dinas kesehatan dan Dinas Pendidikan akan kita pangkas anggaran 15 persen, tanpa mengganggu pokok pikiran dewan,” katanya.
Ia mengaku perubahan APBD dapat dilakukan jika terjadi perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD.
Dimana terdapat keadaan yang menyebabkan harus dilakukannya pergeseran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis kegiatan.
“Keadaan yang menyebabkan sisa anggaran lebih perhitungan tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan dalam tahun anggaran berjalan. Keadaan darurat dan atau keadaan luar biasa,” jelasnya.
Kebijakan yang diambil menjadi dasar dilakukan APBD Perubahan yakni menyiapkan pilkada tahun 2024.
“Alokasi anggaran pemilu dibebankan pada APBD sebesar 40% di 2023 dan tahun 2024 sebesar 60%. Kita harus melakukan penyesuaian anggaran pengawasan pada inspektorat sesuai mandatory standing sebesar 0, 75%,” urainya.
Sahubawa menambahkan dengan mempertimbangkan potensi ekonomi nasional yang masih tinggi dan pemulihan ekonomi nasional yang terus menguat, maka perekonomian Malteng diperkirakan 5,65%.
Selain itu tantangan saat ini adalah upaya menurunkan tingkat kemiskinan terutama kemiskinan ekstrem, penurunan stunting, pengendalian inflasi.
“Kita telah melakukan kerja sama di bidang perdagangan dan ketahanan pangan dengan beberapa wilayah sentra industri diantaranya dengan Kota Surabaya, Kota Makassar, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Wajo dan Kabupaten Probolinggo untuk memenuhi kebutuhan barang pokok dan barang-barang penting lainnya,” katanya. (S-17)
Tinggalkan Balasan