AMBON, Siwalimanews – Rumah Generasi Ambon mencatat, hingga Juli 2024 kemarin, ada 48 kasus baru orang dengan penderita kusta yang ditemukan di Kota Ambon.

Koordinator Program Zero Leprosy Rumah Generasi Vanessa Claudia Masoleh kepada wartawan di Ambon, Rabu (16/10) menuturkan, dalam kasus-kasus penemuan terbaru pada tahun 2023 lalu, ada sekitar 100-san dan pada tahun 2024, hingga Juli lalu, ada sekitar 48 temuan kasus kusta baru.

“Kita melakukan pendataan, bagaimana penderita terdeteksi, kapan, oleh siapa, terus bagaimana dia punya perekonomian sampai pada bagaimana tingkat sosialisasi dengan masyarakat sekitar, apakah ada stigma atau tidak. Nah kami berterima kasih karena kita juga dibantu dalam pendataan itu,” tuturnya.

Melihat kondisi ini kata Claudia, Rumah Generasi terus melakukan koordinasi dengan Dinkes Kota Ambon untuk bagaimana bisa menyasar lagi, tidak hanya mereka yang penderita, tetapi juga yang sudah selesai dengan kasus, sehingga adanya upaya pemberdayaan ekonomi.

“Karena sebenarnya penderita yang sudah selesai, itu juga sulit membuka diri dan kebanyakan stigma itu bukan muncul dari orang luar, tetapi dari diri mereka sendiri,” ujarnya.

Baca Juga: Ombudsman Ingatkan Kepala Daerah Utamakan Pelayanan Publik

Ia juga mengaku, terkait kusta juga muncul stigma, bahwa ini adalah penyakit turunan, kutukan dan sebagainya, sehingga stigma-stigma ini yang harus diluruskan.

“Namun terkadang stigma dari diri mereka sendiri, itu memang tidak bisa dipungkiri karena adanya ketakutan-ketakutan, akan penolakan-penolakan, sehingga mereka malu untuk berinteraksi. Nah ini yang kemudian bagaimana kita melakukan pendekatan-pendekatan, sehingga sudah ada yang mau berbicara,” tandasnya.

Claudia menegaskan, pihaknya akan terus menyasar, supaya bisa diketahui berapa banyak kasus di Kota Ambon yang kemudian diikuti dengan pemberian edukasi yang tidak memunculkan stigma negatif, baik dari penderita yang sudah selesai maupun bagi masyarakat pada umumnya.(S-25)

391 Pelamar Ikut Seleksi Pengawas  TPS

Namlea – Sebanyak 391 pelamar ikut seleksi Pengawas Tempat Temungutan Suara untuk mengisi kuota sebanyak 250 orang.

Rekrutmen Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) untuk Pemilihan Kepala Daerah  (pilkada) Maluku dan  Kabupaten Buru kini sedang berlangsung. “Saat ini telah masuk pada tahapan tes wawancara bagi pendaftar yang telah dinyatakan lulus seleksi administrasi,” jelas  Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas (Kordiv HP2H) Bawaslu Kabupaten Buru, Taufik Fanolong di Namlea, Rabu (26/10/2024).

Perekrutan PTPS telah diumumkan hasil seleksi administrasi pada 11 Oktober lalu.Selanjutnya tahapan proses wawancara yang dilaksanakan tanggal 12 – 22 Oktober 2024.

Beberapa kecamatan  dalam waktu dekat  telah melaksanakan tes wawancara diantaranya, Kecamatan Air Buaya, Waplau dan Lilialy  pada hari ini , Rabu, tanggal 16 Oktober 2024

Kemudian Kecamatan Lolongquba 17 Oktober, Kecamatan Waeapo dan  Fenaleisela 18 Oktober, Kecamatan Batabual 19 Oktober, dan Kecamatan Namlea 20 Oktober.

Taufan juga menjelaskan, penjaringan PTPS di beberapa kecamatan sempat dibuka sampai dua kali namun kebutuhan tidak terpenuhi. Tetapi ada kecamatan lain yang hanya dibuka penjaringan hanya satu kali.

“Kalau di Kecamatan Teluk Kayeli akibat ada beberapa pendaftar  namanya terdapat dalam Sipol sebagai anggota partai politik. Sedangkan di Kecamatan Waelata, masyarakat kurang berminat, mereka lebih memilih bekerja jadi penambang karena menurut mereka pekerjaan PTPS itu tidak lama,” tutur Taufan.

Untuk alasan umum lainnya yaitu, banyak orang memilih mendaftar menjadi KPPS yang menurut mereka kuotanya lebih banyak.

“1 TPS membutuhkan 7 Anggota KPPS. Sementara kalau PTPS hanya dibutuhkan 1 orang saja di setiap TPS. Jadi, total anggota PTPS hanya sebanyak 250 orang,” demikian Taufan.(S-15)