AMBON, Siwalimanews – Ribuan warga jemaat Pniel, Benteng Atas, Kecamatan Nusaniwe menyambut Ketua Majelis Jemaat, Pendeta Johanis Rehatta.

Warga jemaat begitu antusiasi menyambut kedatangan Pdt Johanis Rehatta kendati harus sampai tengah malam.

Pdt Johanes Rehatta adalah mantan Sekretaris Klasis Tanimbar Selatan.

Salah satu warga jemaat senior, Elson Haumahu kepada Siwalima, Selasa (4/2) mengungkapkan, kerinduan warga jemaat untuk bisa memiliki ketua majelis jemaat dari GPM akhirnya terjawab setelah 37 tahun lamanya.

Proses penyambutan Ketua Majelis Jemaat, lanjut Haumahu berlangsung pukul 24.00 WIT yang dimulai dari acara penerimaan hingga pukul 02.00 waktu dini hari hingga makan patita bersama.

Baca Juga: Peserta Seleksi PTIK & PKN Jalani Pemeriksaan Kesehatan

“Setelah 37 tahun tidak memiliki Ketua ajelis Jemaat dari GPM, dan ini baru pernah dimiliki. Jemaat dengan dengan senang dan gembira menunggu dari jam 16.00 sore sampai pukul 24.00 tiba di gereja, dan di sambut dalam acara pe­nerimaan sejak pukul 24.00-02.00 dengan berbagai acara yang terakhir makan patita di tengah malam yang sepi,” katanya.

Dia menambahkan, Gereja Peniel diresmikan pada 21 Desember 1986 lalu dan diresmikan menjadi Gereja Rakyat-ABRI tahun 1988 kemudian dilembagakan menjadi Gereja protestan Maluku angggota PGI, jemaat GPM kategorial TNI-AD

Sepakat Bangun Komunikasi

Sepertib diberitakan sebelumnya, Gereja Protestan Maluku dan Kodam XV Pattimura, sepakat membangun komunikasi lebih erat untuk menyelesaikan permasalahan terkait Jemaat Kategorial TNI AD Peniel Bentas.

Kesepakatan ini dicapai setelah pertemuan antara pimpinan GPM Klasis Pulau Ambon dan Kepala Pembinaan Mental (Kabintal) Kodam XV Pattimura. Dalam per­temuan itu, pihak gereja menjelaskan keberadaan jemaat kategorial yang merupakan bagian dari struktur GPM.

Ketua Klasis Pulau Ambon Pendeta WA Beresaby dalam keterangan persnya di Kantor Klasis Pulau Ambon, Jumat (31/1) men­jelaskan, GPM memiliki tiga ciri jemaat, yakni teritorial, kategorial, serta khusus dan Jemaat Peniel Bentas sendiri adalah jemaat kategorial yang 100 persen berada dalam naungan GPM.

“Kami menyesalkan peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu, namun pertemuan hari ini berhasil menyatukan persepsi, sehingga pihak Kodam memahami bagaimana keberadaan jemaat kategorial,” ungkap Pendeta Beresaby.

Salah satu pokok permasalahan yang sempat memicu ketegangan menurut Pendeta Beresaby adalah, penolakan terhadap SK MPH Sinode GPM terkait penempatan pendeta di Jemaat Peniel Bentas. Sementara disisi lain, jemaat menuntut adanya pendeta.

Namun dalam pertemuan ini, GPM dan Kodam sepakat untuk menan­datangani nota kesepahaman (MoU) agar masing-masing institusi dapat menjalankan perannya dengan baik. selain itu keduanya akan mempersiapkan pertemuan lebih lanjut dengan Sinode GPM dan Pangdam XV Pattimura guna mencari solusi terbaik.(S-05)