AMBON, Siwalimanews – Tiga orang sopir angkot dinyatakan positif versi rapid tes antigen yang digelar secara massal Satgas Covid-19 Maluku berkerjasama dengan Tim Pengerak PKK yang di pusatkan di lapangan Tahapari, Sabtu (27/2).

Rapid tes antigen massal ini digelar untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Ambon bagi masyarakat baik itu sopir angkot, tukang becak, pengojek dan pengendara umum lainnya serta masyarakat.

“Dari total yang mengikuti rapid tes antigen massal sebanyak 357 orang dan 3 orang sopir dinyatakan positif,” kata Jubir Satgas Covid-19 Maluku Doni Rerung kepada wartawan di sela-sela kegiatan tersebut.

Diterangkan tiga orang yang dinyatakan positif ini akan ditindaklanjuti dengan pemerikaan swab PCR.

“Mereka akan kita periksa swab PCR dan diberikan pendampingan dan men­jaga jarak terhadap warga sambil meninggu hasil swab keluar,” ujar Rerung.

Baca Juga: MPH Sinode Gereja Protestan Maluku Diteguhkan

Rerung mengaku para sopir yang dinyatakan positif disarankan untuk tidak melakukan aktivitas dulu sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium keluar.

“Kalau hasil PCRnya nanti positif maka harus dilakukan karantina baik terpusat atau mandiri,” tandasnya.

Sementara itu sebelumnya kegiatan rapid tes antigen massal ini dibuka oleh Gu­-ber­nur Murad Ismail didampingi oleh Ketua TP PKK Maluku Widya Pratiwi Murad Ismail dengan pemukulan tifa sementara ketua tim penggerak PKK mengibarkan bendera start hitam putih sebagai tanda dimulainya kegiatan rapid antigen gratis.

Ketua TP PKK Maluku Widya Pratiwi Murad Ismail mengatakan, kegiatan rapid tes antigen gratis bagi pengojek, sopir angkot dan masyarakat umum ini, terlaksana setelah adanya kerja sama dengan Satgas Provinsi dan Dinas Kesehatan Maluku.

“Alhamdulillah, kami sasarnya memang sopir angkot dan pengojek. Kami tadi mulai sekitar jam 09.00 WIT. Mayarakat cukup antusias. Sudah banyak yang berdatangan untuk ikut rapid, termasuk masyarakat yang tidak berkendara,” terang Widya.

Ia pun menegaskan bahwa, rapid test gratis ini merupakan niat baik, untuk membantu pemerintah dalam mendeteksi dan menjaring masyarakat luas yang mungkin ada yang terpapar. Apalagi sebut Widya,  biaya rapid antigen dirasa cukup mahal bagi sebagian masyarakat, dimana tarifnya sekitar kurang lebih Rp250 ribu.

“Untuk itu, kami memberikan gratis. Sekali lagi gratis dan tidak mewajibkan. Jadi ini juga salah satu peran kami untuk membantu pemerintah dalam penanggu­langan Covid-19,” tegasnya.

Acara turut dihadiri unsur forkopimda Maluku, Ketua Harian Satgas Covid-19 Kasrul Selang, Kadis Kesehatan Maluku dr. Meykal Pontoh, perwakilan Bhayangkari Polda Maluku, Perwakilan Persit Chandra Kirana. (S-39)