AMBON, Siwalimanews – Raja Negeri Hulaliu Abraham Tuanakotta, setelah dilantik secara pemerintahan oleh Penjabat Bupati Maluku Tengah, Rakib Sahubawa pada, Kamis (23/11), kembali dikukuhkan secara adat.

Tuanakotta dikukuhkan oleh Ketua Saniri Negeri Hulaliu Yakobis Noya, di Baileo Asari Lounussa, Negeri Hulaliu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.

Pengukuhan dilakukan dengan pemberian atribut adat, seperti topi yang disematkan oleh Upu Lessy, Kres Noya. Sementara ikat pinggang yang disematkan oleh Upu Sourissa Yakob Sihaya dan penyerahan tongkat oleh Upu Pokauru Yohanis Taihuttu.

Acara yang berlangsung dengan sakral serta kental dengan adat istiadat itu, juga dihadiri Raja-Raja Silatupati dan raja-raja se-Pulau Haruku yang merupakan pela dan gandong dari Negeri Hulaliu.

Penjabat Bupati Maluku Tengah dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Tenaga Kerja Mezak Soakakone mengapresiasi dan menyambut baik terlaksananya pengukuhan secara adat tersebut.

Baca Juga: Masuk Usia 12 Tahun, OJK Dapat Tugas Baru

Menurutnya, ini sebagai wujud nyata pelestarian tatanan adat dalam menghadirkan figur seorang pemimpin di Negeri Hulaliu, sekaligus mendudukan eksistensi Negeri Hulaliu sebagai salah satu negeri adat di Kabupaten Maluku Tengah.

“Momentum yang berharga ini patut saya sampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada pemerintah negeri dan seluruh masyarakat, karena kecintaan dan kepeduliannya yang dilakukan melalui tradisi pengukuhan adat Kepala Pemerintahan Negeri Hulaliu dengan gelar Upu Patti Lounussa yang merupakan suatu prosesi identitas tradisional dalam upaya untuk melestarikan tradisi adat dan hukum adat yang berlaku di negeri ini,”tuturnya.

Sementara itu, Raja Negeri Hulaliu Abraham Tuanakotta berkomitmen menjadikan Hulaliu yang sehat, bersih dan aman yqng akan diimplementasikan dalam bentuk program-program pemerintah negeri.

“Bicara soal aman, diketahui konflik sosial yang masih menghantui di negeri ini, dan sudah hampir memasuki tahun ke 2 ini, kami akan terus berkoordinasi dengan aparat keamanan di negeri dan kecamatan ini. Kami berharap ini segera berakhir. Para petinggi diminta melihat ini agar kami semua bisa hidup saling berdampingan,” ujarnya.

Tradisi Cakalele

Tradisi tarian cakalele hingga “iris badan” mewarnai prosesi pengukuhan adat Abraham Tuanakotta sebagai Raja Negeri Hulaliu. Puluhan pemuda bahkan anak-anak usia 5 tahun terlibat dalam tarian yang membuat masyarakat yang menyaksikan terkagum hingga merasa ketakutan lantaran adanya atraksi “iris badan” dengan parang yamg dilakoni para pemuda dan anak-anak tersebut.

Raja Hulaliu Abraham Tuanakotta pada kesmepatan itu mengatakan, tarian akan dijadikan sebagai seni budaya yang setiap tahun rutin dilaksanakan, terutama dalam momen Hari Patimuura pada 15 Mei dan acara-acara khusus lainnya, seperti pelantikan raja dan penutupan Baileo.

Sementara itu, Kepala Soa Siahaya Yopi Siahaya menjelaskan, untuk persiapan tarian cakalele, itu dilakukan sejak malam sebelum pengukuhan, dimana ada prosesi pengambilan air di sumur negeri, yang mana air itu akan dipakai untuk membasuh tubuh para peserta cakalele, sekaligus sebagai prosesi kebal bagi mereka.

“Sebelum kita ke rumah adat, kita pergi ambil air dulu di sumur negeri, dimana masing-masing kepala soa akan mengambil air untuk dibawakan ke rumah soa masing-masing,” jelasnya.

Dalam proses itu juga, Kepala Soa Siahaya akan memimpin ritual Pasawari, dimana berdoa kepada Tuhan dan juga komunikasi dengan para leluhur, dan  malam hari sebelum pengukuhan, anak-anak soa akan berkumpul di rumah soa kemudian menuju ke rumah adat.

“Kami bersyukur prosesi ini hingga tari cakalele bisa berjalan lancar,” ucapnya.(S-25)