Puluhan Rumah Rusak
Air Pasang Naik di Leihitu dan Haruku
MASOHI, Siwalimanews – Puluhan rumah warga lima desa di Maluku Tengah, rusak akibat terendam air pasang yang mendadak naik. Diduga, pemicunya adalah perubahan Iklim.
Gelombang laut yang tiba-tiba naik, menghantam dan merendam puluhan rumah warga di pesisir Negeri Haruku dan Sameth, Kecamatan Pulau Haruku, serta tiga negeri lain di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (3/3).
Tiga Negeri di Leihitu yang juga terdampak adalah Negeri Wakal, Hitu Mesing dan Hitu Lama.
Kejadian yang terjadi sekitar pukul 13.25 WIT, dipicu cuaca buruk itu dilaporkan mengakibatkan puluhan rumah warga yang bermukim di pesisir pantai mengalami kerusakan.
Cuaca buruk disertai angin kencang tersebut dibenarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah.
Baca Juga: Pembangunan RPH Babi Terkendala AnggaranKepada Siwalima, Rabu (3/3) Kepala BPBD Malteng, Latief Key melalui sambungan teleponnya menjelaskan, pihaknya telah mendapat laporan dari dua kecamatan tersebut melalui pemerintah negerinya masing-masing.
“Iya benar kami telah mendapat laporan kejadian gelombang pasang dan angin kencang yang kini telah menimpah puluhan rumah di Leihitu dan Pulau Haruku,” tandasnya.
Dikatakan, gelombang pasang yang menerjang pesisir pantai sejumlah wilayah di Maluku Tengah itu mencapai 2 meter lebih. Dimana hal ini dipicu dari fenomena La Nina yang diperkirakan masih terus belangsung selama tahun 2021 ini.
“Ekstrimnya cuaca saat ini memang dipicu La Nina. Jadi kami memperkirakan gelombang yang menghantam pesisir pantai sejumlah Negeri di Leihitu serta Negeri Haruku Sameth di Kecamatan Pulau Haruku mencapai lebih dari 2 meter,” ungkapnya.
Turun ke Lokasi
Saat ini BPBD Malteng sedang menyiapkan personil dan peralatan untuk turun ke lokasi di Negeri Haruku dan Sameth, serta Negeri Wakal, Hitulama dan Hitumesing untuk melakukan pendataan kerusakan akibat bencana gelombang air laut pasang tersebut.
“Kita belum mendapat data otentik soal bencana yang terjadi hari ini. Saat ini kita sedang menyiapkan peralatan serta personil untuk menuju lokasi kejadian bencana. Langkah ini untuk melakukan pendataan kerusakan serta bantuan darurat sementara bagi masyarakat,” jelasnya.
Key menambahkan secepatnya BPBD akan merilis data kerusakan yang terjadi akibat bencana gelombang air laut pasang itu.
“Selain mengirim bantuan dan personil. Kita juga menunggu data sementara dari Kepala pemerintah negeri masing-masing. Namun kita juga akan langsung meninjau lokasi untuk melakukan pendataan serta menyalurkan bantuan kepada masyarakat,” tambahnya.
Dia berharap masyarakat bisa berhati-hati dan untuk sementara dapat menjauhi pesisir pantai. Sebab kejadian seperti itu dapat saja terjadi dengan tiba tiba.
“Situasi di Leihitu dilaporkan sudah aman, sementara Pulau Haruku dilaporkan belum sepenuhnya aman. Ada beberapa rumah yang masih terendam. Jadi kami menghimbau warga untuk sedapat mungkin menjauhi pesisir pantai. Sebab kondisi alam seperti ini bisa saja berulang tanpa kita ketahui. Apalagi peringatan angin kencang dan gelombang tinggi masih terus berjalan sampai dengan sekarang,” tukasnya.
13 Rumah Rusak
Sementara itu, tercatat sedikitnya 13 unit rumah warga di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, rusakan akibat dihantam gelombang pasang, Selasa (2/3) kemarin.
Saat ini kondisi rumah dari rusak ringan hingga berat termasuk tiga perahu nelayan juga ikut tenggelam dan rusak.
Adapun rumah dan perahu milik warga yang mengalami kerusakaan itu berada di Negeri Wakal, Hitu Messing dan Hitu Lama, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
“Bukan hanya dihantam gelombang tetapi kerusakan yang menimpa rumah dan alat tangkap ikan milik nelayan diakibatkan lantaran terjadinya gelombang pasang, hujan deras yang menyebabkan terjadinya banjir,” kata Kapolsek Leihitu, Iptu Julkisno Kaisupy kepada Siwalima, Rabu (2/3).
Dia menjelaskan, fasilitas umum seperti jalan raya yang berada di Negeri Wakal, juga dihantam gelombang hingga mengalami kerusakan mencapai kurang lebih 70 persen.
“Belasan rumah warga yang rusak disebabkan karena terjadinya cuaca ekstrim sejak pukul 13.00 WIT,” ucap Kaisupy.
Saat melaksanakan patroli cipta kondisi serta memonitor pemukiman warga yang berada pada daerah pesisir pantai akibat cuaca ekstrim di wilayah jazirah Leihitu.
“Cuaca ekstrim yang terjadi hingga menyebabkan air laut naik setinggi 3 meter dari permukaan laut hingga menghatam rumah warga,” katanya.
Akibat kejadian itu para personil Polsek Leihitu bersama warga sekitar bergotong royong membersihkan ruas jalan, serta perumahan yang terdampak cuaca ekstrim seperti hujan besar dan terjadi banjir serta air naik.
“Tidak ada korban jiwa, namun terdapat korban materil kerusakan dari beberapa rumah warga akibat hantaman ombak air laut dan tinggi gelombang. Pada pukul 18.00 WIT permukaan air laut dan ombak berangsur-angsur normal atau surut,” pungkasnya. (S-36/S-51)
Ini Daftar Sementara Rumah Warga yang Rusak
INI daftar sementara kerusakan yang dialami warga di Kecamatan Leihitu, yang disampaikan Kapolsek Leihitu, Iptu Julkisno Kaisupy kepada Siwalima, Rabu (2/3)
Negeri Wakal:
– Sait, Sapa Sunnet, kondisi rumah: dapur ambruk.
– Badan jalan raya Wakal alami longsor 70 persen.
Negeri Hitu Lama:
– Hapsa Uwen kondisi rumah terendam,
– Abdul Kahar Kolly kondisi atap dapur rusak dan plapon rusak.
– Tete Hurasan kondisi kios Air masuk. Galib Nunlehu kondisi Kios minyak rusak ringan.
Negeri Hitu Messing:
– Urda Siolimbona rumah bagian dapur ambruk.
– Wa Ode Musira air masuk ke dalam rumah.
– Darwin, kondisi pintu dapur rusak.
– Usdar, kondisi rumah pintu depan rusak.
– Wa Ode Jatina, kondisi rumah terendam air dan dinding dapur roboh.
– Rasid Hurasan, kondisi kios: Dinding papan Rusak.
– Hampapar Wailussy, kondisi bodi: tenggelam.
– Idris Slamat, kondisi bodi: patah terbelah dua dan mesin 15 PK hancur.
– Sabar Uwen, kondisi perahu: tengelam.
– Aisa Uwen, kondisi rumah dapur terendam.
– La Imu, kondisi rumah pintu dapur rusak.
– Jainudin, kondisi rumah terendam air.
– Halila Simabua, kondisi rumah dapur rusak ringan.
Hingga berita ini naik cetak, kami belum berhasil memperoleh informasi menyangkut dampak yang terjadi di Negeri Haruku dan Sameth. (S-51)
Tinggalkan Balasan