MASOHI, Siwalimanews – Puluhan rumah warga lima desa di Maluku Tengah, rusak akibat terendam air pasang yang mendadak naik. Diduga, pemicunya adalah perubahan Iklim.

Gelombang laut yang tiba-tiba naik, menghantam  dan me­rendam puluhan rumah warga di pesisir Negeri Haruku dan Sameth, Ke­camatan Pulau Ha­ruku, serta tiga negeri lain di Ke­camatan Leihitu Kabu­paten Maluku Tengah, Selasa (3/3).

Tiga Negeri di Leihitu yang juga terdampak adalah Negeri Wakal, Hitu Mesing dan Hitu Lama.

Kejadian yang terjadi seki­tar pukul 13.25 WIT, dipicu cu­a­ca buruk itu dilaporkan meng­aki­bat­kan puluhan rumah warga yang bermukim di pesisir pantai mengalami kerusakan.

Cuaca buruk disertai angin kencang tersebut dibenarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah.

Baca Juga: DPRD Dorong Pilkades Serentak di 82 Desa di Buru

Kepada Siwalima, Rabu (3/3) Kepala BPBD Malteng, Latief Key melalui sambungan teleponnya menjelaskan, pihaknya telah men­dapat laporan dari dua kecamatan tersebut melalui pemerintah nege­rinya masing-masing.

“Iya benar kami telah mendapat laporan kejadian gelombang pasang dan angin kencang yang kini telah menimpah puluhan rumah di Leihitu dan Pulau Haruku,” tandasnya.

Dikatakan, gelombang pasang yang menerjang pesisir pantai sejumlah wilayah di Maluku Tengah itu mencapai 2 meter lebih. Dimana hal ini dipicu dari fenomena La Nina yang diperkirakan masih terus belangsung selama tahun 2021 ini.

“Ekstrimnya cuaca saat ini memang dipicu La Nina. Jadi kami memperkirakan gelombang yang menghantam pesisir pantai sejumlah Negeri di Leihitu serta Negeri Ha­ruku Sameth di Kecamatan Pulau Ha­ruku  mencapai lebih dari 2 meter,” ungkapnya.

Turun ke Lokasi

Saat ini BPBD Malteng sedang menyiapkan personil dan peralatan untuk turun ke lokasi di Negeri Haruku dan Sameth, serta Negeri Wakal, Hitulama dan Hitumesing untuk melakukan pendataan keru­sakan akibat bencana gelombang air laut pasang tersebut.

“Kita belum mendapat data oten­tik soal bencana yang terjadi hari ini. Saat ini kita sedang me­nyiapkan peralatan serta personil untuk menu­ju lokasi kejadian bencana. Langkah ini untuk melakukan penda­taan ke­rusakan serta bantuan daru­rat se­men­tara bagi masyarakat,” jelasnya.

Key menambahkan secepatnya BPBD akan merilis data kerusakan yang terjadi akibat bencana gelom­bang air laut pasang itu.

“Selain mengirim bantuan dan personil. Kita juga menunggu data sementara dari Kepala pemerintah negeri masing-masing. Namun kita juga akan langsung meninjau lokasi untuk melakukan pendataan serta menyalurkan bantuan kepada ma­sya­rakat,” tambahnya.

Dia berharap masyarakat bisa berhati-hati dan untuk sementara dapat menjauhi pesisir pantai. Sebab kejadian seperti itu dapat saja terjadi dengan tiba tiba.

“Situasi di Leihitu dilaporkan sudah aman, sementara Pulau Haru­ku dilaporkan belum sepenuh­nya aman. Ada beberapa rumah yang masih terendam. Jadi kami meng­himbau warga untuk sedapat mung­kin menjauhi pesisir pantai. Sebab kondisi alam seperti ini bisa saja berulang tanpa kita ketahui. Apalagi peringatan angin kencang dan ge­lom­bang tinggi masih terus berjalan sampai dengan sekarang,” tukas­nya.

13 Rumah Rusak

Sementara itu, tercatat sedikitnya 13 unit rumah warga di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, rusakan akibat dihantam gelombang pasang, Selasa (2/3) kemarin.

Saat ini kondisi rumah dari rusak ringan hingga berat termasuk tiga perahu nelayan juga ikut tenggelam dan rusak.

Adapun rumah dan perahu milik warga yang mengalami kerusakaan itu berada di Negeri Wakal, Hitu Messing dan Hitu Lama, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.

“Bukan hanya dihantam gelom­bang tetapi kerusakan  yang menim­pa rumah dan alat tangkap ikan milik nelayan diakibatkan lantaran terja­dinya gelombang pasang, hujan deras yang menyebabkan terjadinya banjir,” kata Kapolsek Leihitu, Iptu Julkisno Kaisupy kepada Siwalima, Rabu (2/3).

Dia menjelaskan, fasilitas umum seperti jalan raya yang berada di Negeri Wakal, juga dihantam gelom­bang hingga mengalami kerusakan mencapai kurang lebih 70 persen.

“Belasan rumah warga yang rusak disebabkan karena terjadinya cuaca ekstrim sejak pukul 13.00 WIT,” ucap Kaisupy.

Saat melaksanakan patroli cipta kondisi serta memonitor pemukiman warga yang berada pada daerah pesisir pantai akibat cuaca ekstrim di wilayah jazirah Leihitu.

“Cuaca ekstrim yang terjadi hing­ga menyebabkan air laut naik seting­gi 3 meter dari permukaan laut hingga menghatam rumah warga,” katanya.

Akibat kejadian itu para personil Polsek Leihitu bersama warga sekitar bergotong royong member­sihkan ruas jalan, serta perumahan yang terdampak cuaca ekstrim seperti hujan besar dan terjadi banjir serta air naik.

“Tidak ada korban jiwa, namun terdapat korban materil kerusakan dari beberapa rumah warga akibat hantaman ombak air laut dan tinggi gelombang. Pada pukul 18.00 WIT permukaan air laut dan ombak ber­angsur-angsur normal atau surut,” pungkasnya. (S-36/S-51)

Ini Daftar Sementara Rumah Warga yang Rusak

INI daftar sementara keru­sakan yang dialami warga di Keca­mat­an Leihitu, yang di­sampaikan Kapolsek Lei­hitu, Iptu Julkisno Kaisupy kepa­da Siwalima, Rabu (2/3)

Negeri Wakal: 

– Sait, Sapa Sunnet, kon­disi rumah: dapur ambruk.

– Badan jalan raya Wakal alami longsor 70 persen.

Negeri Hitu Lama:

– Hapsa Uwen kondisi ru­mah terendam,

– Abdul Kahar Kolly kon­disi atap dapur rusak dan plapon rusak.

– Tete Hurasan kondisi kios  Air masuk. Galib Nun­lehu kon­disi Kios minyak rusak ringan.

Negeri Hitu Messing:

– Urda Siolimbona rumah bagian dapur ambruk.

– Wa Ode Musira air masuk ke dalam rumah.

– Darwin, kondisi pintu dapur rusak.

– Usdar, kondisi rumah pintu depan rusak.

– Wa Ode Jatina, kondisi rumah terendam air dan din­ding dapur roboh.

– Rasid Hurasan, kondisi kios: Dinding papan Rusak.

– Hampapar Wailussy, kondisi bodi: tenggelam.

– Idris Slamat, kondisi bodi: patah terbelah dua dan mesin 15 PK hancur.

– Sabar Uwen, kondisi perahu: tengelam.

– Aisa Uwen, kondisi rumah dapur terendam.

– La Imu, kondisi rumah pintu dapur rusak.

– Jainudin, kondisi rumah teren­dam air.

– Halila Simabua, kondisi ru­mah dapur rusak ringan.

Hingga berita ini naik cetak, kami belum berhasil memperoleh informasi menyangkut dampak yang terjadi di Negeri Haruku dan Sameth. (S-51)