AMBON, Siwalimanews – Usai peluncuran program gerakan minum tablet tambah darah, gerakan minum susu sehat dan pembinaan KPM tahun 2022 untuk generasi Aru bebas stunting, 45 anak dan balita di Desa Tungwatu, Keca­ma­tan Pp Aru mengalami keracunan.

Keracunan puluhan anak dan balita ini diduga kerena mengkon­sumsi makanan yang di berikan tim dari Puskesmas Dobo dan Dinas Kesehatan berupa, bubur campur daun kelor, susu dancow dan SGM serta bakso isi pentolan, bubur isi wortel dan mie instan.

Kejadian yang memakan 45 korban yang terdiri dari, bayi, balita anak remaja dan orang dewasa itu terjadi pada, Kamis (18/8) malam, sekitar pukul 21.00 WIT di Desa Tungwatu.

Berdasarkan informasi yang berhasil di himpun Siwalima, puluhan balita ini hampir bersamaan alami muntah yang menyebabkan seluruh warga desa menjadi panik. Melihat kondisi puluhan anak-anak yang semakin parah, terpaksa warga desa mengevakuasi 9 balita dengan menggunakan speed boat menuju Kota Dobo, guna mendapatkan penanganan medis di RSUD Cende­rawasih.

Sementara sisanya kurang lebih 28 orang terdiri dari balita, remaja dan orang dewasa menunggu tim medis turun ke desa dan sekitar pukul 22.00- 23.00 WIT, sejumlah petugas kepolisian dan tenaga medis tiba di Desa Tungwatu guna melakukan tindak medis disana, namun masyarakat sempat ribut akibat keterlambatan tim medis yang turun.

Baca Juga: Momentum HVT Harus Jadi Semangat Membangun

Sekitar pukul 01.00 WIT, informasi yang diterima dari Desa Tungwatu, bahwa ke-36 korban keracunan sudah dapat ditangani tim medis dari Puskesmas Dobo dan kondisinya sudah mulai membaik, sehingga tidak perlu dievakuasi ke Dobo untuk penangan di RSUD Cen­derawasih.

Kadis kesehatan Aru Wati Gu­nawan ketika dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selulernya, mem­benarkan kejadian tersebut. ia mengaku, dari gejala yang timbul dari para korban, memperlihatkan memang tanda-tanda keracunan, sebab gejala yang muncul adalah diare.

“Perlu kami tegaskan dengan zat-zat tertentu mungkin oleh bakteri oleh virus ataupun kuman lainnya, termasuk salah satu toksin yang bisa menyebabkan terjadinya se­se­orang keracunan, yang bisa meme­riksa bagaimana melihat analisa dari proses-proses yang terjadi sampai makanan tersebut dikonsumsi oleh masyarakat,” jelasnya.

BB diuji

Tempat terpisah, Kapolres Aru AKBP Dwi Bactiar Rivai mengaku, saat ini pihaknya telah mengaman­kan barang bukti dalam kasus dugaan keracunan makanan oleh puluhan anak di Desa Tungwatu, Kecamatan PP Aru yang terjadi pada, Kamis (18/8).

Barang bukti yang diamankan terdiri dari, 2 cup mangkok plastik bekas makanan, 1 cup mangkok plas­tik bekas pentolan, 4 jaket anak-anak berwarna biru corak hitam, dan be­kas muntah, sarung bantal serta sprei.

“Semua barang bukti ini akan kita kirim untuk diuji di Balai POM Ambon,” ungkap Kapolres dalam keterangan persnya di ruang Satreskrim Polres Aru, Jumat (19/8).\

Kata Kapolres, korban keracunan seluruhnya berjumlah 45 orang. Jumlah ini bukan seluruhnya balita, namun ada juga anak remaja bahkan orang dewasa.

“Dari 45 orang yang diduga keracunan itu, terdiri dari 9 di balita. Mereka ini dirawat di RSUD Cen­derawasih Dobo, namun sudah pulih dan telah dipulangkan Jumat (19/8) pagi dan 36 orang dapat pertolongan tim medis yang turun langsung ke desa sudah sembuh,” rinci Kapolres

Ditempat yang sama, Kasat Reskrim Polres Aru Iptu Andi Armin mengaku, selain barang buktinya (BB) akan dikirim ke Ambon untuk diperiksa Balai POM, dalam kasus dugaan keracunan ini juga, tiga orang sudah dimintai keterangan yakni, Camat PP Aru Robertus Ngebursian, Sekcam PP Aru Leonora Tiwery dan Kepala Puskesmas Dobo Maria Karemy.

“Selanjutnya, kita juga akan lakukan pemeriksaan lebih mendalam terkait dengan informasi siapa-siapa saja yang buat makanan-makanan tersebut,” janji Kasat.(S-11)