AMBON, Siwalimanews – Bayi berusia 4 bulan dikawasan Air Besar, Desa Batu Merah, mendapat perawatan medis karena terpapar gas air mata yang ditembakan polisi untuk membubarkan dua kelompok pemuda yang bentrok di kawasan itu.

Peristiwa yang tidak disengaja tersebut langsung disikapi Polresta Pulau Ambon mengunjungi korban dan keluarganya.

Kabag Ops Kompol Johanis Titus, Kabid Dokkes Polda Maluku, Kombes Bambang Prasetya, Kasat Intel AKP Marthin Wenno, Kapolsek Sirimau Iptu Fahrul Sabri Sultan, dan Kasi Humas Ipda Jane  Luhukay, Sabtu (30/3), menyambangi langsung keluarga Nahdi Toisuta di kawasan RT 006/17 Arbes, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

Ayah bayi berusia 4 bulan itu Nahdi Toisuta, mengapresiasi langkah cepat penanganan kepolisian atas kejadian bentrok massa di Air besar dan niat baik pihak Polresta Ambon bersama Bid Dokkes Polda Maluku untuk melihat langsung kondisi anaknya.

” Saya, ucapkan banyak terima kasih kepada pihak Polresta Ambon yang sudah menyempatkan waktu untuk melihat langsung kondisi anak saya, yang memang kemarin sempat terpapar gas air mata saat kejadian bentrok massa di dekat sini,” ucap Toisuta.

Baca Juga: Ratusan Ekor Sapi Asal Kobisadar Dipasok ke Sorong

Ia berharap, kedepan ada tindakan kepolisian secara persuasif untuk membubarkan massa tanpa harus menggunakan gas air mata.

” Mungkin sebaiknya kedepan ada tindakan – tindakan kepolisian secara persuasif lainnya, selain tembakan gas air mata. Karena, bisa saja di pemukiman padat penduduk terdampak dari gas air mata. Misalnya lansia dan balita, contohnya terkena pada anak saya. Namun dalam kesempatan ini, sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas kecepatan penanganan bentrok massa di Arbes dan juga niat baik kepolisian yang sudah datang dan melihat kondisi anak saya,” tutur Toisuta.

Ketua RT RT 006/17 Saiful Ishak, juga mengapresiasi langkah Polresta Ambon yang cepat menangani masalah bentrok massa dan juga sudah bertemu keluarga Nahdi Toisuta untuk minta maaf atas kejadian anak balitanya terpapar gas air mata.

“Sekalipun itu (tembakan gas air mata) sudah menjadi tugas mereka pihak kepolisian, tetapi pihak kepolisian juga sudah mengucapkan permohonan maaf kepada warga maupun secara pribadi terhadap keluarga Nahdi Toisuta. Jadi Saya anggap masalah ini telah selesai, tidak perlu dipermasalahkan lagi,” tandas Saiful Ishak.

Kapolresta Ambon Kombes Driyano Andri Ibrahim menjelaskan, terkait permasalahan ini langkah kepolisian di dalam menangani bentrok Massa di Air Besar pada, Kamis  (28/3) dini hari, polisi harus menembakan gas air mata.

Penembakkan gas airmata merupakan langkah kepolisian yang sudah sesuai SOP  dengan tujuan untuk menghalau , mencegah dan membubarkan massa yang bertikai.

“Kalaupun ada sedikit dampak ke masyarakat bukanlah kesengajaan. Tidak ada niat Polri untuk melukai atau menyakiti masyarakat. Justru seharusnya masyarakat harus belajar dari peristiwa ini agar jangan sampai ada kejadian bentrok lagi di Kota Ambon yang dapat mengakibatkan kerugian bagi masyarakat sendiri,” tandas Kapolresta.

Kapolresta menjelaskan, pelepasan gas air mata digunakan jika semua langkah pencegahan, komunikasi dan penghalauan massa sudah dilakukan,  tapi massa tetap tidak bisa dikendalikan.

“Ini demi keselamatan umum dan mengantisipasi agar tidak terjadi jatuhnya korban jiwa atau kerugian materi di masyarakat dan mencegah meluasnya bentrokan  tersebut, maka Polri harus menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang bentrok, dan bila ada yang terkena dampak maka bidang kedokteran dan kesehatan Polri akan melakukan penanganan dan perawatan,” jelas Kapolresta.

Bayi yang terkena dampak gas airmata, juga sudah ditangani oleh pihak Dokkes Polda dalam pertemuan antara pihak Polresta dengan keluarga korban serta tokoh tokoh masyarakat setempat.

“Atas nama Institusi, kami meminta maaf dan dalam kesempatan ini juga kami polisi menghimbau agar masyarakat jangan mengulangi lagi kejadian-kejadian bentrok karena akan merugikan banyak pihak dan dapat mengganggu stabilitas keamanan di Kota Ambon,” pesan Kapolresta.

Usai pertemuan bersama pihak keluarga Nahdi Toisuta, anak yang terdampak gas air mata langsung di bawa ke RS Bhayangkara di kawasan Tantui, Kota Ambon untuk dilakukan pemeriksaan secara intensif. (S-10)