AMBON, Siwalimanews – Dua kali sudah pelaku aksi penembak misterius di Hutan Pulau Haruku, belum juga ditemukan.
Aksi pertama pada 14 Februari lalu, belum berhasil diungkap hingga kini, sudah disusul aksi penembakan yang sama, Sabtu (26/3), yang menewaskan Ibrahim Sangadji (47), warga Negeri Pelauw.

Polisi hingga kini belum dapat mengungkapkan pelaku karena mengalami kesulitan akibat minimnya keterangan saksi.

Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif kepada wartawan di Ambon, kemarin mengaku, tim dari Krimum Polda sedang melakukan olah TKP dan minta keterangan saksi-saksi.

“Kendala kita sangat minim saksi, untuk itu saat ini tim dari Krimum Polda sedang melakukan olah TKP dan minta keterangan saksi-saksi disana,” ujar Kapolda.
Selain kendala minimnya keterangan saksi, lanjut Kapolda, polisi juga dihadapkan dengan persoalan kepemilikan senjata api di masyarakat.

Untuk itu orang nomor satu di Polda Maluku ini menghimbau masyarakat kooperatif menyerahkan senjata api.
Kapolda juga menegaskan akan menghukum berat masyarakat yang memegang senpi jika tertangkap.

Baca Juga: Tuntaskan Korupsi di KPU SBB 7 Saksi Digarap

“Masih ada sebagian masyarakat yang diduga simpan senjata baik organik maupun rakitan. Ini sangat berbahaya dan dapat dihukum berat bila tertangkap. Kita sudah beberapa kali lakukan sweeping senjata dan bahkan ada yang menyerahkan secara baik-baik,” ujarnya.

Mantan Kapolda NTT meminta masyarakat untuk selesaikan konflik yang dapat berdampak negatif pada citra Maluku.

“Saatnya kita sudahi konflik kekerasan di masyarakat sampai jatuhnya korban jiwa, ini makin membuat kesan tidak baik buat Maluku di mata masyarakat luar,”tukasnya
Siap Bantu

Sementara itu, Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Richard Tampubolon menegaskan, kodam siap membantu Polda Maluku dalam penegakan hukum terutama terkait peristiwa penembak di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.

Demikian diungkapkan Pangdam dalam menerima kunjungan Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif di Makodam XVI Pattimura, Senin (28/3) dalam rangka bersilaturahmi sekaligus mempererat komunikasi, soliditas dan sinergitas antara Kodam XVI Pattimura dan Polda Maluku.

Pangdam mengucapkan terima kasih kepada Kapolda yang telah menyempatkan hadir untuk berbincang membahas isu-isu aktual di wilayah Maluku, khususnya terkait dengan peristiwa penembakan oleh orang tak dikenal yang terjadi di wilayah Haruku beberapa hari lalu.

Pangdam menyoroti permasalahan kepemilikan senjata api yang masih banyak beredar di masyarakat. Oleh karena itu, Pangdam menegaskan Kodam XVI Pattimura siap membantu Polda Maluku dalam penegakan hukum.

“Kodam siap mendukung Polda kapanpun dan dimanapun dalam penegakan hukum. Dalam proses ini, pasti akan menemui beberapa kendala, tetapi Kodam siap mengatasi kendala tersebut karena penegakan hukum ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Polri dan TNI” tegas Tampubolon.

Pangdam juga menyatakan siap menindak tegas apabila ada pihak-pihak yang mengancam keselamatan prajurit dan masyarakat.
“Kepada pihak-pihak yang tidak punya kewenangan kepemilikan senjata dan mengancam keselamatan prajurit maupun masyarakat, maka saya perintahkan diambil tindakan tegas,” kata Pangdam.
Dalam audiensi ini, Kapolda mengatakan terkait dengan kamtibmas wilayah hukum Polsek Haruku, Polda Maluku bersama Polresta Ambon tetap memonitor perkembangan situasi dan kondisi yang tentunya dibantu oleh Kodam XVI Pattimura.

Pangdam dan Kapolda berharap jalinan kerjasama ini semakin solid dan sinergi antara TNI dan Polri, dalam setiap pelaksanaan tugas menjaga keamanan dan ketertiban jelang bulan suci Ramadhan di wilayah Maluku dan Maluku Utara.

Hadir mendampingi audiensi beberapa pejabat Kodam XVI Pattimura, seperti Kasdam XVI Pattimura, Brigjen TNI Stepanus Mahury, Kasrem 151 Binaiya, Asintel Kasdam XVI Pattimura, Asops Kasdam XVI Pattimura dan Dandim 1504 Ambon.

Tingkatkan Patroli

Aparat kepolisian Polda Maluku diminta untuk lebih meningkatkan patroli di Pulau Haruku yang hingga kini masih terjadi gejolak keamanan pasca konflik antar dua negeri bertetangga Kariuw dan Dusun Ori, Negeri Pelauw.

Permintaan ini disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku, Aziz Sangkala saat diwawancarai wartawan di ruang kerjanya, Senin (28/3) merespon penembakan salah satu warga Dusun Naama yang dilakukan oleh orang tidak dikenal.

Dikatakan, belajar dari kasus penembakan yang kembali terjadi di Pulau Haruku beberapa waktu lalu, maka aparat keamanan khususnya Polda Maluku tidak boleh lengah dalam menyikapi kondisi yang ada antara dua negeri.

“Belajar dari kejadian ini maka pihak keamanan jangan lengah tetapi harus tetap meningkatkan patroli untuk memastikan tidak terjadi lagi penembakan oleh orang yang tidak dikenal,” ujar Sangkala.

Menurutnya, patroli secara intens pada wilayah-wilayah perbatasan harus dilakukan aparat kepolisian untuk memastikan, tidak ada lagi pihak-pihak yang menginginkan konflik di pulau Haruku terus terjadi agar masyarakat dapat bergerak bebas dan leluasa.

Bahkan, peran intelijen kepolisian juga harus ditingkatkan guna meminimalisir secara dini potensi konflik sebelum terjadi dan membahayakan masyarakat seperti yang sedang terjadi.

Selain itu, tindakan-tindakan persuasif juga harus gencar dilakukan oleh semua pihak secara khusus pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dengan mendatangi gereja maupun masjid, dengan tujuan memberikan himbauan agar masyarakat lebih menahan diri.

“Saya apresiasi langkah Kapolsek Pulau Haruku yang terus melakukan tindakan persuasif artinya langkah itu harus terus dilakukan oleh semua pihak khususnya Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah,” tandas Sangkala.

Politisi PKS Maluku ini pun berharap proses penegakan hukum terus dilakukan oleh kepolisian hingga tuntas agar diketahui dalam dari konflik yang terjadi sehingga kedamaian di Maluku dapat terjadi.
Intelejen Lemah

Ketua GMKI Cabang Ambon, Josias Tiven menilai serangkaian aksi penembakan yang terjadi oleh orang tidak dikenal di kawasan hutan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah menunjukkan bahwa ,kinerja intelijen Kepolisian Daerah Maluku sangat lemah.

“Itu tandanya bahwa Intelijen Kepolisian Daerah Maluku sangat lemah dalam mendeteksi atau mengungkap oknum yang melakukan penembakan di Haruku,” ungkap Tiven saat diwawancarai Siwalima melalui telepon selulernya, Senin(28/3).

Tiven juga menilai, peran dari intelijen keamanan dalam melakukan deteksi dini terhadap perkembangan gangguan kamtibmas itu pun sangat lemah.

Pasalnya, penembakan misterius di Pulau Haruku bukan baru pertama kali terjadi, dan sudah beberapa kali terjadi. Namun hingga saat ini pelaku penembakan belum ditemukan.

Menurutnya, penembakan misterius yang mengakibatkan satu korban jiwa tentunya akan menjadi masalah jika tidak dapat diatasi oleh aparat keamanan dalam hal ini Polda Maluku.

“Alasan yang sudah sering di dengarkan yakni, kepolisian sulit mengungkapkan pelaku,”ucapnya.

Olehnya itu dirinya meminta Kapolda Maluku agar jangan mendiami masalah seperti ini, karena jika dibiarkan dan tidak ada tindakan atau penegakan hukum, maka hal ini akan mejadi bom waktu ditengah-tengah masyarakat.

Apalagi masalah di Pulau Haruku antara Kariu dan Ori belum bisa diselesaikan persoalan hukumnya sampai saat ini. Sehingga tidak ada alasan dari pihak Polda Maluku bahwa kesulitan dalam mengungkapkan pelaku.

“Jika demikian maka peran Intelijen patut dipertanyakan. Kami meminta agar Polda Maluku selalu menjaga

ketertiban dan kodusifitas pada wilayah-wialayah rawan konflik agar situasi kamtibmas tetap terjaga,” pintanya.
Jangan Terprovokasi

Seperti diberitakan, Ibrahim Sangadji merenggang nyawa usai dihantam timah panas. Kejadian berdarah yang menimpa korban Ibrahim Sangadji terjadi, Sabtu (26/3) sekitar pukul 17.45 WIT siang, saat korban semen­tara berada lokasi hutan Rual-Rual. Kawasan ini berjarak sekitar 6 kilometer dari Dusun Nama’a, Negeri Pelauw.

Oleh warga yang mendengar dan mendapati korban, lang­sung mengevakuasi korban ke puskesmas terdekat, na­mun naas, nyawa korban tidak tertolong dan meni­nggal dunia

Kabid Humas Polda Ma­luku, Kombes M Rum Ohoi­rat yang dikonfirmasi Si­walima membenarkan insiden ini.
Menurutnya, polisi saat ini sementara menyelidiki kejadian tersebut.

“Korban meninggal diduga ditembak menggunakan senjata api. Kami belum dapat pastikan senpi rakitan atau organik. Korban meninggal dengan luka tembak pada bagian bawah rusuk kiri tembus ke punggung bagian belakang sebelah kanan,” pungkasnya.

Juru bicara Polda Maluku itu menghimbau kepada masyarakat, agar dapat menahan diri dan tidak terprovokasi. Tim penyelidik telah dikerahkan menuju lokasi kejadian.

“Kami himbau masyarakat tidak terprovokasi. Kami sudah turunkan tim untuk menangani kasus tersebut,” ujar Ohoirat.

Dia mengatakan, saat ini personil Polda Maluku dan Kodam XVI/Pattimura sudah dikerahkan untuk memperkuat pasukan di tempat kejadian perkara.
“Jangan terprovokasi oleh isu-isu yang mengadu domba masyarakat,” pintanya.

Ohoirat juga meminta masyarakat agar dapat membantu aparat keamanan, sehingga bisa mengungkap kasus tersebut. Warga juga diminta untuk bersama menjaga kamtibmas agar tetap kondusif.
“Kami minta agar jangan terbawa isu dan atau membawa isu negeri dan sebagainya,” pintanya. (S-10/S-20/S-21)