Polisi Diminta Tangkap Pelaku Bentrok Kariu-Ori
AMBON, Siwalimanews – Aparat kepolisian daerah Maluku diminta menangkap pelaku atau aktor utama bentrok yang terjadi antara Negeri Kariu dan Ori, Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.
Hal ini diungkapkan warga Kariu saat ditemui Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Maluku, Kamis (27/1).
Dalam pertemuan tersebut, warga Kariu dihadapan Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon, Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P Ritiauw, Dandim 1504 Kolonel Inf D.C. Soumokil, dan Ketua Sinode GPM Pendeta Elifas Maspaitella, mengecam keras terjadinya penyerangan. Mereka meminta agar para pelaku dapat segera ditangkap dan diproses secara hukum yang berlaku.
“Permintaan masyarakat pelaku dapat ditangkap, warga juga menginginkan agar persoalan lahan antara kedua negeri selama ini dapat diselesaikan sebagaimana hukum yang berlaku,” jelas Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Roem Ohoirat dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalima, Kamis (27/1).
Kata Kabid, masyarakat Kariu yang mengungsi di Aboru diminta kembali ke kampung halamannya.
Baca Juga: Geledah Rumah Alkatiri, Lagi 9 Saksi Digarap“Pemerintah menjamin akan menyalurkan bantuan sosial kepada mereka selama di pengungsian,” ujar Kabid.
Sebelum dikembalikan ke Kariu, lanjut Kabid, masyarakat mengharapkan agar pemerintah dapat mencari tempat relokasi, serta meminta agar Polda membangun pos permanen di setiap perbatasan wilayah dengan Ori maupun Pelauw.
“Jadi mereka meminta agar pemerintah segera mencari tempat untuk merelokasi mereka sebelum kembali ke kampung halaman mereka lagi, serta adanya pos permanen,” pungkasnya.
Ditambahkan, kehadiran Forkopimda Maluku di Aboru itu bertujuan, untuk melihat kondisi para pengungsi Kariu yang terkena dampak konflik. Saat bertemu masyarakat Kariu, Forkopimda merasa prihatin dan menyesalkan terjadinya konflik antar warga tersebut, serta berupaya memenuhi apa yang menjadi permintaan warga Kariu.
Salurkan Bantuan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah telah menyalurkan bantuan logistik kepada warga Desa Kariu yang sementara mengungsi di Desa Aboru, Kamis (27/1).
Kepala BPBD Malteng Latief Key mengungkapkan, pihaknya telah mendorong bantuan logistik bagi pengungsi Kariu yang saat ini berada di Aboru, pasca bentrok yang terjadi.
“Bantuan logistik telah kami salurkan langsung ke warga Kariu. Bantuan berupa bahan makanan, seperti beras, mie instan, tempat tidur dan beberapa kebutuhan lainnya itu telah diserahkan siang ini di Aboru,” ungkap Key kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Kamis (27/1).
Bantuan logistik korban bentrok Ori-Kariu kata Key, diterima langsung oleh warga Kariu dan disaksikan Danrem 151 Binaiya, Brigjen AP Ritiauw dan Kapolresta Pulau Ambon Kombes Raja Arthur Simamora.
“Kami serahkan langsung kepada masyarakat pengungsi di Aboru. Penyerahan juga disaksikan oleh Danrem dan Kapolresta yang kebetulan sedang berada di Aboru siang tadi,” ujarnya.
Key mengaku, pihaknya akan terus mendorong bantuan bagi warga Kariu, sebab bantuan berikutnya akan kembali disiapkan dalam waktu dekat ini.
Menyoal penanganan lebih lanjut soal korban material yang menimpa warga Kariu pasca bentrok, Key mengaku, langkah itu pasti dilakukan, namun untuk sementara BPBD akan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, sambil menghimpun data kerusakan yang terjadi akibat bentrok dimaksud.
“Pasti bantuan penanganan rumah warga yang terbakar, rusak akan ditangani, sementara ini kita fokus dulu untuk memenuhi kebutuan dasar pengungsi, sambil menyiapkan teknis penanganan masalah itu,” tandansya.
Forkompinda Kunjungi
Setelah menemui warga Ori dan Pelauw pada Rabu (26/1) malam, Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif memilih bermalam di Pulau Haruku dalam rangkaian mediasi perdamaian.
Kunjungannya dilanjutkan, Kamis (27/1) ke Negeri Kariuw. Dalam kunjungan itu Kapolda ditemani Pangdam XVI Pattimura Mayjen Richard Tampubolon dan Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno serta Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal.
Di Kariu, para petinggi Polri, TNI, dan pemda itu melihat situasi dan kondisi negeri tersebut pasca terlibat konflik dengan desa tetangganya.
Kapolda, Pangdam dan Wagub serta Bupati Maluku Tengah mengecek kondisi dalam Negeri Kariu seperti perumahan warga, Gereja Ebenhazer, dan SD Negeri Kariu.
Untuk diketahui, konflik antara dua desa bertetangga ini pecah pada, Rabu (26/1) dini hari lalu. Bentrokan dilatarbelakangi persolan lahan. Kedua pihak mengklaim tanah sengketa di perbatasan kedua wilayah bertikai.
Kapolda mengaku kunjungan Forkopimda Maluku di Negeri Pelauw dan Kariu selain melihat situasi dan kondisi pasca konflik, juga sebagai bukti kehadiran negara untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga negara di Pulau Haruku.
“Kami akan mendata kerugian-kerugian yang timbul atas terjadinya konflik ini,” tambah mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur itu.
Ia mengaku atas kesepakatan bersama, masyarakat ingin konflik ini menjadi yang terakhir. Olehnya itu pihaknya mengharapkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.
“Kami mengharapkan adanya dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat dalam mewujudkan perdamaian di Negeri Pelauw dan Kariu, dan secara umum di Pulau Haruku,” pintanya.
Senada dengan Kapolda, Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno juga mengaku kehadiran Forkopimda Maluku untuk membantu masyarakat yang menjadi korban pada konflik ini.
“Kami mengajak masyarakat kedua negeri untuk dapat merajut kerukunan hidup orang basudara,” ajaknya.
Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon menambahkan, objek yang dikunjungi pihaknya, seperti bangunan gereja masih utuh, tidak terkena dampak konflik.
“Kami menghimbau masyarakat agar tidak terpicu dan terprovokasi oleh berita hoax yang beredar di masyarakat,” pintanya.
Pangdam mengaku, pihaknya telah mengambil langkah bersama dan dijadikan sebagai skala prioritas berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi di lapangan.
“Forkopimda Maluku hadir untuk memberikan solusi kepada masyarakat. Kami mohon dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat sehingga tidak terjadi lagi konflik susulan di masa yang akan datang,” harap Pangdam.
Saling Mendoakan
Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa mengajak masyarakat Maluku untuk saling mendoakan.
“Saya mengajak masyarakat Maluku untuk senantiasa saling mendoakan agar perdamaian segera kembali di bumi raja-raja ini,” ungkap Lewerissa yang akrab disapa HL kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Kamis (26/1).
Ia menghimbau kepada masyarakat Maluku untuk tidak terprovokasi, terhasut, atau terpancing dengan peristiwa yang terjadi antara warga Desa Kariu dan Ori.
“Mari kita percayakan pemerintah, khususnya aparatur penegak hukum untuk segera mengambil semua tindakan yang dipandang perlu sesuai dengan hukum yang berlaku di negara ini guna mengendalikan situasi disana,” pintanya.
Lewerissa juga mengajak masyarakat Maluku, untuk mengambil tindakan kemanusiaan guna meringankan beban yang dialami oleh mereka yang menjadi korban dari peristiwa tersebut.
Tak Terprovokasi
Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury meminta seluruh masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita tidak benar atau hoax, yang beredar didunia maya akhir-akhir ini, yang sengaja disebarkan oknum-oknum tertentu.
Permintaan ini disampaikan Wattimury kepada wartawan di Baileo Rakyat Karang Panjang, Kamis (27/1) menyikapi bentrokan antar warga Desa Kariu dan Dusun Ori, Desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah yang terjadi sejak, Selasa (25/1) hingga Rabu (26/1).
Menurutnya, masyarakat Maluku harus senantiasa menciptakan suasana damai di antara basudara dalam semangat pela gandong, saling membantu satu sama lain, menjaga dalam kebersamaan karena Maluku adalah laboratorium perdamaian.
Terhadap situasi gangguan kamtibmas yang terjadi di dua negeri, pihaknya telah menggelar rapat secara internal sekaligus meminta adanya koordinasi antara pemda dan aparat keamanan.
“Kami sudah bertemu dengan Wakapolda, dan membicarakan berbagai hal untuk membantu, agar masyarakat Kariu bisa kembali seperti sediakala, dan bagaimana kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi,” ujar Wattimury.
Bahkan Penjabat Sekda Maluku, Sadali Ie juga sudah melakukan koordinasi dengan OPD teknis terkait, beserta tokoh lintas agama, guna meredam trauma yang dirasakan warga terdampak.
Karena itu, Wattimury berharap permasalahan yang terjadi dapat segera selesai dan perdamaian dapat dijaga dan dirawat kembali.
Atasi Penyebaran Hoax
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Maluku, Aziz Sangkala mendesak pihak aparat kepolisian untuk bergerak cepat dalam mengatasi penyebaran berita hoax dimedia sosial.
“Kita sudah sampaikan banyak hal kepada pihak Polda terkait dengan keluhan masyarakat terkait adanya berita hoax yang beredar di yang telah menciptakan ketakutan dan keresahan ditengah masyarakat,” ujar Sangkala kepada Siwalima di Baileo Rakyat Belakang Soya, Kamis (27/1).
Ia mengaku, pihak Polda telah merespon cepat dengan melakukan take down terhadap berita-berita yang muncul di akun facebook maupun WhatsApp, yang tidak bertanggungjawab dan menciptakan keresahan.
Bahkan, terlihat juga sudah begitu banyak pemilik akun facebook yang melakukan klarifikasi dan mengakui jika melakukan hoax dan ini suatu langkah maju yang dilakukan oleh kepolisian untuk menenangkan masyarakat ditengah kondisi saat ini.
“Seperti di Hualoi dan akun facebook yang dia mengikutkan masyarakat desa lain yang tidak tahu menahu dan langsung meminta maaf akan status facebooknya itu,” bebernya.
Dia mendorong agar aparat kepolisian dengan perangkatnya agar bergerak lebih cepat lagi untuk mengatasi berita-berita hoax yang ada dimedia sosial
Selain itu, sudah mulai ramai berita-berita positif terkait permainan yang menghiasi grup WhatsApp maupun facebook termasuk himbauan pemda untuk menjaga keamanan dan ketertiban agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing hoax.
“Ini harus terus kita dorong agar masyarakat lebih yakin, bahwa masalah ini hanya merupakan masalah pada satu daerah yang sudah bisa dilokalisir dan ditangani oleh aparat kepolisian,” cetusnya.
Sangkala juga berharap warga lain dapat juga menyelesaikan konflik yang ada dan memastikan konflik ini tidak berkepanjangan apalagi menyebar ke daerah lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan konflik ini. (S-45/S-36/S-50)
Tinggalkan Balasan